SUKABUMIUPDATE.com - Setelah beberapa hari kemarin cuaca di berbagai wilayah Indonesia mengalami suhu cuaca panas, kini potensi hujan diprediksi akan meningkat di sebagian wilayah tanah air termasuk di Sukabumi Jawa Barat.
Dalam sepekan ke depan, sejumlah faktor masih berperan dalam mendukung terbentuknya awan konvektif dan meningkatnya potensi hujan di beberapa wilayah Jawa Barat.
Faktor-faktor tersebut meliputi suhu muka laut yang relatif hangat, nilai negatif Dipole Mode Index (DMI) sebesar -1.27 secara global, aktivitas gelombang atmosfer tipe Kelvin, serta keberadaan MJO pada Fase 3 yang turut berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan.
Baca Juga: Aroma Korupsi Tercium, Puluhan Miliar Pajak Rakyat Diduga Tak Disetor Oleh 250 Desa di Sukabumi
Selain itu, kondisi atmosfer yang tergolong labil ringan hingga kuat menunjukkan adanya peluang terbentuknya awan konvektif secara lokal.
Berdasarkan hasil prakiraan dinamika atmosfer dari skala global, regional, hingga lokal, serta keluaran model cuaca baik probabilistik maupun deterministik dan analisis data observasi, disampaikan prospek cuaca mingguan untuk wilayah Provinsi Jawa Barat.
Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang, diperkirakan dapat terjadi secara lokal dengan durasi singkat di sejumlah wilayah berikut:
Kamis, 23 Oktober 2025: Kab Bekasi, Kab Bogor, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Indramayu, Kab dan Kota Cirebon, Kab Garut, Kab Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.
Jumat, 24 Oktober 2025: Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab dan Kota Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Indramayu, Kab dan Kota Cirebon, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.
Sabtu, 25 Oktober 2025: Kab dan Kota Bekasi, Kab Bogor, Kota Depok, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Indramayu, Cirebon, Kab Garut.
Minggu, 26 Oktober 2025: Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab Purwakarta, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Kab Garut, Kab Tasikmalaya.
Senin, 27 Oktober 2025: Kab Bekasi, Kab dan Kota Bogor, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut.
Selasa, 28 Oktober 2025: Kab dan Kota Bogor, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Cianjur, Kab Sukabumi, Kab dan Kota Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab Majalengka, Kab Garut, Kab Tasikmalaya.
Rabu, 29 Oktober 2025: Kab Bekasi, Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab Cianjur, Kab dan Kota Sukabumi, Kab dan Kota Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab Majalengka, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya.
Peringatan Dini Tinggi Gelombang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengeluarkan peringatan informasi tinggi gelombang yang berlaku mulai 22 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB hingga 25 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB.
Berdasarkan hasil pemantauan sinoptik, pola angin di wilayah Jakarta dan Jawa Barat bagian utara umumnya bergerak dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 8–25 knot, sementara di wilayah Jawa Barat bagian selatan bergerak dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 6–20 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kepulauan Seribu, Perairan Bekasi–Karawang, Perairan Subang, dan Perairan Indramayu, yang berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.
BMKG menetapkan beberapa wilayah perairan dengan kategori gelombang sedang, yakni:
- Perairan Kepulauan Seribu bagian utara dan selatan,
- Perairan Sukabumi
- Perairan Cianjur
- Perairan Garut
- Perairan Tasikmalaya
- Perairan Pangandaran.
Kondisi ini diperkirakan dapat berdampak terhadap aktivitas pelayaran dan nelayan di sepanjang pesisir. Dimana masyarakat pesisir, khususnya para nelayan, diimbau untuk waspada terhadap risiko keselamatan pelayaran.
Gelombang dengan kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter dapat membahayakan perahu nelayan kecil, sementara kapal tongkang berisiko terganggu operasinya bila angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter. BMKG mengingatkan agar seluruh aktivitas di laut dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan selalu memperbarui informasi cuaca maritim terkini.