SUKABUMIUPDATE.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Bojonggenteng memiliki dinamika tersendiri, mulai dari perubahan sasaran yang cepat hingga kebutuhan pemantauan dapur secara berkala. Serba-serbi inilah yang saat ini menjadi perhatian pemerintah kecamatan, puskesmas, dan unsur pendukung lainnya dalam rangka penguatan koordinasi.
Camat Bojonggenteng, Jenal Abidin, menjelaskan bahwa pertemuan hari itu digelar untuk memperkuat koordinasi antara forkopimcam dan komunitas MBG yang terdiri dari mitra yayasan, pemilik yayasan, SPPG, serta asisten lapangan. Ia menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar pertemuan rutin, tetapi wadah untuk menjaga sinergi.
“Agenda hari ini adalah koordinasi forkopimcam dengan komunitas MBG. Ini sekaligus silaturahmi, rapat evaluasi, sinergi, dan kolaborasi pelaksanaan program,” ujarnya kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (11/12/2025).
Baca Juga: Longsor Timpa Satu Rumah Warga di Cikidang Sukabumi, 6 Jiwa Mengungsi
Jenal menuturkan bahwa pihak kecamatan memfasilitasi para pengelola untuk berdiskusi mengenai temuan atau kendala di lapangan. “Dari masing-masing ini mereka akan berdiskusi. Kalau ada permasalahan kita tampung dan kita bantu fasilitasi,” katanya. Ia menegaskan bahwa urusan teknis tetap berada di tangan operator MBG, sementara forkopimcam lebih fokus pada koordinasi dan penguatan komunikasi.
Dalam evaluasi hari itu, pembahasan mencakup kualitas layanan dapur bagi kelompok penerima manfaat. Menurutnya, komunikasi antar dapur berjalan cukup baik sehingga jika ada masalah dapat segera diselesaikan.
“Supaya tidak ada hal-hal yang mencuat di lapangan, mereka saling berkomunikasi dan saling menyempurnakan,” tuturnya. Hingga saat ini, ia memastikan tidak ada temuan khusus di enam dapur MBG yang beroperasi di wilayah tersebut.
Baca Juga: Sukabumi Masih Zona Merah Korupsi di Survei SPI KPK 2025
Saat ini terdapat enam dapur MBG di Bojonggenteng dengan total penerima manfaat sekitar 16 ribu orang, terdiri dari lebih dari 13 ribu pelajar dan sekitar 3 ribu kelompok B3. Jenal menjelaskan bahwa kelompok B3 bersifat dinamis.
“Kalau B3 itu pasti berubah. Dari ibu hamil melahirkan jadi ibu menyusui, lalu balita. Itu sangat cepat,” jelasnya. Kondisi ini membuat pemutakhiran data dilakukan secara berkala agar program penurunan stunting berjalan optimal.
Terkait satu dapur yang sempat sulit dikoordinasikan, Jenal mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena dapur tersebut baru direlokasi ke lokasi baru. “Tempat yang baru ini masih dalam adaptasi, mereka sibuk menata dapur sekaligus pendistribusian,” katanya.
Baca Juga: Potensi Banjir Menengah-Rendah Sukabumi, Dasarian II Desember 2025
Ia menegaskan bahwa kecamatan akan melakukan pendekatan jemput bola agar koordinasi tetap berjalan. Sementara selama masa pindahan, layanan penerima manfaat tetap ditangani oleh dapur lain dalam yayasan yang sama.
Beban layanan antar dapur juga tidak sama, yakni antara 2.000 hingga 2.500 penerima manfaat per dapur. Jenal menyebutkan bahwa penyeragaman jumlah bukan keputusan kecamatan.
“Kita hanya memfasilitasi. Mereka nanti yang mendiskusikan, antara SPPG dan owner. Intinya efektivitas dan efisiensi,” ujarnya.
Baca Juga: Sukabumi Waspada Hujan Sedang hingga Lebat, Peringatan Dini Cuaca 3 Harian Jabar
Selama pelaksanaan MBG di Bojonggenteng, Jenal memastikan belum ada kejadian menonjol seperti keracunan. Ia menyebut koordinasi bulanan menjadi sarana mengantisipasi berbagai potensi kendala. “Informasi dari satuan pendidikan dan unsur lain terus kita tampung. Kalau ada hal yang muncul kita atasi segera,” jelasnya.
Untuk urusan menu, sejauh ini tidak ada keluhan yang menonjol dari masyarakat. Antar dapur biasa berkomunikasi untuk menyempurnakan penyajian menu harian. Di lingkungan sekolah, guru menjadi pihak yang menjembatani informasi kepada siswa.
“Guru ini memberikan edukasi, seperti manfaat sayuran. Nanti tim kecamatan juga akan turun ke sekolah, misalnya saat upacara,” kata Jenal. Edukasi tambahan juga akan diberikan kepada orang tua melalui rapat komite.
Baca Juga: Dugaan Ujaran Kebencian ke Suku Sunda, Asep Kelahiran Sukabumi Buat Laporan ke Polresta Tangerang
Terkait kendaraan distribusi, Jenal kembali mengingatkan pentingnya pemeriksaan kelayakan kendaraan dan kondisi pengemudi.
“Supir harus dalam kondisi fit, jangan sampai kurang tidur atau sedang sakit. Kami dengan puskesmas selalu terbuka memberikan layanan kesehatan,” ujarnya.







