SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi jalan yang curam, berbatu hingga berlumpur di wilayah Pajampangan Kabupaten Sukabumi, menginspirasi warga untuk memodifikasi sepeda motor agar bisa mengangkut hasil bumi.
Sepeda motor hasil modifikasi warga yang diberi nama Engkreg tersebut terbilang unik, karena hampir semua bodi motor dibongkar tinggal menyisakan rangka, mesin dan roda saja. Sedangkan tangka bansin digantungkan di tiang stang yang juga ikut di modif menjadi lebih tinggi.
Salah seorang pemilik Engkreg, Somdani (25) warga Kampung Banjarsari RT 03/04, Desa Banjarsari, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, menuturkan, warga di daerah Pajampangan memang sengaja memodifikasi sepeda motor menjadi Engkreg untuk memudahkan mengangkut kayu.
“Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan modifikasi minimal sekitar satu juta Rupiah, kalau ingin puas bisa sekitar dua juta Rupiah,†tuturnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (13/5).
Menurutnya, bengkel yang bisa memodifikasi sepeda motor menjadi Enkreg sudah banyak seperti di Kecamatan Tegalbuleud, Cidolog, Cidadap dan Sagaranten. “Besi bekas yang dipasang sejajar digunakan untuk menaruh barang, kekuatan Engkreg ini kalau narik kayu sekitar 1 kubik kurang,†kata Somdani.
BACA JUGA:
Ini Moda Transportasi Warga Cirengrang Kabupaten Sukabumi
Grandong yang Adaptif Terhadap APBD Kabupaten Sukabumi
Ditambahkannya, biaya angkut kayu perkubik bisa mencapai Rp100 ribu. Sedangkan hasil bumi seperti pisang dan padi dihitung perkilonya sekitar empat ribu Rupiah. “Kapasitas muatan Engkreg sekitar dua kwintal, sehari bisa mendapat penghasilan bersih antara Rp300 ribu sampai Rp400 ribu,†ucap Somdani.
Sementara itu Nanang (25) pemilik bengkel modifikasi Engkreg mengatakan, kebanyakan sepeda motor yang dimodifikasi jenis bebek. “Sebenarnya motor merek apa pun bisa, cuma yang paling banyak jenis bebek,†katanya.
Setiap kali melakukan modifikasi, bisa menghabiskan biaya antara satu juta hingga dua juta Rupiah. Karena yang terpenting mesinnya, kalaupun ada yang diganti hanya gear belakang dan menggunakan ban jenis trial. Sedangkan depannya, dipasang velg bekas untuk menyimpan barang, berikut halu-halu dan stang dinaikkan sekitar 55 centimeter.
“Inikan motor khusus ngangkut barang (hasil bumi-red), karena memang mobil tidak sampai ke lokasi,†tambah warga Kampung Bunisari RT 01/02 Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud itu.
Hal senada juga diutarakan pemilik bengkel lainnya, Dian (30) warga Kampung Karangnengang RT 03/01, Desa Rambay. Menurutnya, tidak semua orang bisa dengan mudah mengendarai Engkreg yang membawa muatan.
“Ya harus berlatih dulu, ini kan tidak cocok dipakai di jalan aspal. Cocoknya jalan tanah berlumpur dan berbatu,†ucapnya.