SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan siswa SD, dan TK, minum obat cacing massal di salah satu pusat perbelanjaan, Jalan RE Marthadina, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Senin (9/10/2017).
Hal tersebut dilakukan dalam Pencanangan Pemberiaan Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan di Kota Sukabumi. Obat tersebut didapatkan gratis setahun sekali dari pemerintah.
Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pemberian obat cacing pencanangannya untuk anak-usia satu sampai 12 tahun, untuk menciptakan generasi sehat.
"Obatnya graris setahun sekali, tapi untuk anak usia satu sampai 12 tahun kalau anak sehat maka dia akan cerdas, kalau sudah cerdas maka akan sejahtera," ucap Fahmi, kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA:Â Wakil Wali Kota Sukabumi: Pemuda Harus Mampu Buka Lapangan Kerja
Menurut Fahmi, kecacingan belum hilang dari Indonesia, maka dari itu kita berupaya untuk pencegahan karena jika sudah sakit untuk mengobatinya repot.
"Kecacingan ini bukan prilaku anak-anak kita saja. Tapi orang tua juga bisa menyebabkan anak kena cacingan, oleh karena itu biasakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujarnya.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun, tambah Fahmi, bisa kena cacingan oleh karena itu, idealnya minum obat cacing enam bulan sekali.
"Yang belum mendapatkan obat cacing gratis, bisa didapatkan di Puskesmas, Posyandu, atau disekolahan," imbuhnya.
BACA JUGA:Â Jadi Penyebab Banjir, Wakil Wali Kota Sukabumi Instruksikan Bongkar Keramba
Fahmi berharap seluruh anak-anak mulai umur satu sampai 12 tahun mendapatkan obat cacing gratis dari pemerintah.
"Mudah-mudahan tahun ini bebas dari cacingan, dan tentu tidak lepas dari perubahan PHBS masyarakat baik di lingkungan rumah dan sekolah. Semua daerah mempunyai potensi terkena cacingan termasuk daerah yang bersih. Intinya mari kita cegah bersama," tukasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Rita Nenny mengatakan, obat yang diberikan memang berbeda dari biasanya sekarang berbentuk tablet, rasa jeruk agar anak-anak merasa enak dan nyaman saat mengkosumsinya.
"Ya agar lebih menarik makanya dikemas kaya permen, cara minumnya juga dikunyah," katanya.
BACA JUGA:Â Wakil Wali Kota Sukabumi Inginkan Digitalisasi Arsip Daerah
Menurut Rita, di Indonesia tingkat Prevalensi masih cukup tinggi, dibandingkan dengan negara maju lainya. " Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memang masih tinggi, namun secara data real saya belum tahu," ujarnya
Jika dibiarkan nantinya akan berpengaruh pada kesehatan anak, produktifitas, kemapuan belajar, cepat lemas, dan pola belajar anak juga terganggu.
"Programnya setahun sekali tapi idealnya enam bulan sekali dan itu sudah diteliti Riskesdas setahun sekali saja bisa menurunkan angka Kecacingan cukup tinggi," pungkasnya.
