SUKABUMIUPDATE.com - Potensi gas metan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, dilirik calon investor Swedia. Jika tak ada aral melintang, kemungkinan tahun ini akan dilaksanakan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi dengan investor asal Swedia.
"Kita masih penjajakan. Tinggal menunggu MoU (memorandum of understanding-red)," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Adil Budiman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (1/3).Â
Adil menyebut calon investor itu sudah tiga kali meninjau ke lokasi TPAS Cikundul. Mereka sudah melihat langsung potensi gas metan yang bisa dihasilkan dari sampah di lokasi tersebut. "Mudah-mudahan tahun ini bisa dilaksanakannya perjanjiannya. Kalau sudah oke tinggal membuat perjanjiannya dengan pemerintah," sebut Adil.
Adil belum bisa menyebut secara detail volume potensi gas metan yang dihasilkan di TPAS Cikundul. Namun hasil tinjauan calon investor dari Swedia itu, potensi energi listrik yang bisa dihasilkan setidaknya cukup besar. "Kalau daya yang dihasilkan lumayan. Gas metan itu memanfaatkan sampah yang bisa mengeluarkan energi listrik. Untuk energi di PJU (penerangan jalan umum) juga bisa, untuk konsumsi ke rumah tangga juga bisa. Secara hitung-hitungan kapasitas energi yang dihasilkan sih belum," tegas Adil.
Di Kota Sukabumi, volume sampah yang dihasilkan setiap harinya mencapai 160 ton. Sebanyak 100 ton dibuang ke TPAS Cikundul, sedangkan sisanya sebanyak 60 ton dikelola masyarakat dan pelajar di setiap sekolah.
BACA JUGA:
Kota Sukabumi Memulai Gerakan Pungut Sampah
Tiga Tahun Lagi Sampah di Kota Sukabumi Sudah Tak Tertampung
"Tahun lalu itu volume sampah yang dibuang ke TPAS sekitar 95 ton. Tahun ini ada peningkatan menjadi 100 ton per hari. Peningkatan volume sampah tak terlepas makin meningkatnya juga aktivitas pembangunan," tukasnya.
Usia teknis TPAS Cikundul diperkirakan tinggal dua tahun hingga 3 tahun lagi. Dibangun sekitar 1995 lalu dengan luas 10 hektare, saat ini lahan yang tersisa tinggal 1,5 hektare. Sistem pengolahan sampahnya menggunakan control landfill. Pemkot dan Pemkab Sukabumi sudah merencanakan membuat TPA regional (bersama) dengan bantuan anggaran dari Pemprov Jawa Barat. Hanya saja untuk tempatnya belum bisa dipastikan.
"Tapi dari hasil koordinasi dengan Litbang Bappeda, ada informasi katanya pihak provinsi sudah menawarkan beberapa alternatif tempat, seperti di Cimandiri dan Cikidang. Kita inginnya TPA regional nanti bisa lebih dekat untuk menekan cost (biaya)," tambah dia.Â
Saat ini Adil mengaku sedang merancang pembuatan detail engineering design (DED). Targetnya, pada 2018 DED sudah selesai dan mulai 2019 sudah dibangun.
"Kalau untuk wilayah kota dan kabupaten, saya rasa lahan yang disiapkan untuk TPA regional itu cukup sekitar 20 hektare. Apalagi tidak semua wlayah di kabupaten akan membuang sampah ke TPA regional itu nantinya. Nanti di TPA regional itu akan menggunakan sistem sanitary landfill," pungkasnya.
Â
