Perubahan Alun-alun Kota Sukabumi Menjadi Taman Digital, Tuai Kritik Netizen

Sukabumiupdate.com
Minggu 26 Feb 2017, 12:26 WIB
Perubahan Alun-alun Kota Sukabumi Menjadi Taman Digital, Tuai Kritik Netizen

SUKABUMIUPDATE.com – Alun-alun Kota Sukabumi kini berubah nama menjadi Taman Digital, dan sengaja dipercantik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi. Sebagaimana layaknya taman-taman kota yang ada di Indonesia, taman tersebut kini nampak berbeda, terlebih setelah bangunan Masjid Agung Kota Sukabumi direnovasi.

Namun, perubahan nama Alun-alun menjadi Taman Digital tersebut ternyata menuai kritik dari para netizen Sukabumi. “a-historis, anti genius loci... dan tidak mengenal arti peradaban kota ! sekalian aja namanya TAEUN ~ Taman Leunca #leuncahideung", tulis akun Facebook I Hendy Faizal, yang juga menandai akun Achmad Fahmi, Wakil Wali Kota Sukabumi.

Tanggapan pun beragam, Lisan Shidqi Zul Fahmi, siswa SMP ini mengamini hal tersebut dan menerangkan bahwa Wifi gratis adalah yang mendorong ia dan teman-temannya datang ke Taman Digital, “Terima kasih Om.. Lisan juga mendukung Om untuk mengembalikan fungsional Alun-alun :). teman-teman Lisan sekarang mengarah alun-alun karena Wifi gratis bukan untuk mengobrol ataupun mempelajari lebih dalam apa itu patung kendi, patung wahana tata nugraha. Jadi, kesan-nya Alun-alun menjadi tempat membuat manusia asosial karena akan sibuk dengan gadget-nya”.

I Hendi Faizal, menuliskan pada komentar berikutnya, ia coba mengambil perspektif struktur makna dalam bahasa dan kaidah-kaidah keilmuan yang ia dapat. Menurutnya, alun-alun memiliki makna jauh lebih tinggi dari sekadar kata taman. Kata alun-alun memiliki relasi kesejarahan, baik itu dari sisi sejarah peradaban suatu kota atau pun sejarah kekuasaan itu sendiri. Dan dalam hal ini, menurut I Hendi, jelas terdapat penurunan maknawi lewat penggantian kata alun-alun menjadi taman.

BACA JUGA:

Ini Penampakan Taman di eks Terminal Cikondang Kota Sukabumi

Pemkot Sukabumi Jawab Jaringan Wifi Gratis Mati di Taman Urang

Berat Badan Berlebih? Datang Saja ke Taman Cikiray Cisaat Kabupaten Sukabumi

 Ia yang juga seorang arsitek menuturkan bahwa dalam sejarah dan ilmu arsitektur, tata kota, lansekap dan lain-lain, dikenal ada istilah Plaza, Piazza, Plein, Platz, Square dan lain sebagainya, beberapa istilah tersebut memiliki makna lebih besar dan agung dari sekedar Garden, Jardin, dan lain-lain, atau dalam peradaban Perancis, tingkatan jalan saja mengenal beberapa macam sesuai dengan besaran dan makna pemakaiannya, di antaranya Boulevard, Avenue, Rue, Passage.

Lain halnya dengan Zaky Muzakir, ia menanggapi, “Saya mah warga biasa. Soal tata kota dan sejarahnya, hanya tau sedikit. Tapi dengan mengukur pada pengetahuan yg awam saja, konsep alun2 di kota2 di jawa sudah terkenal. Sedikit saja kita baca tentang sejarah kota2 di jawa, tentu akan menemukan ciri khas alun-alun ini. Kalau menyebut pemkot tak tahu soal ini tentu kesimpulan yg gegabah. Tapi kalau diasumsikan paham, seharusnya pemkot menjelaskan langkah yg tidak kecil ini. Saya sudah googling, tak ada penjelasan soal ini. Sudah sejak lama saya komplen dengan tata komunikasi wakil walikota sukabumi. Walikotanya malah ga kedengeran.”

Hal ini ditanggapi oleh I Hendi, “pemahaman-pemahaman literasi yang sepertinya kurang menjadi perhatian Pemkot (termasuk kasus tugu Ku Sukabumi Ku), semangat "kebaruan" masih terbatas pada upaya2 kosmetik, asal kota terlihat bagus dan wadahi keinginan (para abegeh) yg sdg jadi trend.. meski harus menapikan konteks relasional ruang dan waktu (sejarah) kota. Ini preseden buruk dimana konsep - konsep kebijakan tidak pernah matang dan dalam hanya sekedar kulit luar dan pemenuhan budaya visual semata...”

Tentu, masih banyak tanggapan-tanggapan lain mengenai berubahnya nama Alun-alun Kota Sukabumi menjadi Taman Digital, antara pro dan kontra, bahkan tidak sedikit juga yang apatis. Lalu, Anda sendiri bagaimana?

 

Berita Terkini