Oleh: Darni Salamah (netizen), [email protected]
Baru-baru ini masyarakat dihebohkan atas terbongkarnya 402 kg narkoba berjenis sabu di Sukabumi, tentu jumlah yang fantastis. Hal ini bukan hal yang baru, setiap harinya kasus narkoba menjadi hal lumrah dikalangan masyarakat, bahkan keberadaannya dianggap hal yang biasa dan menjadi konsumsi yang dibutuhkan generasi kini. Tak hanya itu, selebriti yang terjerat narkoba, tertangkapnya kasus-kasus narkoba yang setiap hari mewarnai kabar berita di media menjadi saksi betapa negara abai terhadap keberlangsungan generasi.
Banyaknya sindikat narkoba, dan tertangkapnya jaringan-jaringan narkoba internasional menjadi bukti bahwa pemerintah masih lalai mengurusi keamanan dan menata hukum negara. Pintu dagang barang haram tersebut kian terbuka lebar bagi negara asing untuk membuka seluas-luasnya bisnis narkoba, lalu siapa yang bertanggung jawab?
Mengkonsumsi narkoba seakan menjadi kebiasaan yang menjamur dikalangan masyarakat. Alih-alih mendirikan banyak lembaga rehabilitasi namun negara tak pernah bemar-benar bersedia untuk menghentikan peredaran barang haram itu. Banyaknya narapidana kasus narkoba, berhasil menikmati hukuman yang terbilang singkat, bahkan ada banyak yang bebas karena ditukar dengan sejumlah uang yang fantastis.
Lagi-lagi pemerintah menjadikan hukum sebagai hal yang begitu murah bak kacang goreng. Otomatis pergerakan dan penyebaran narkoba kian menggila karena hukum negara tak memiliki prinsip. Sejumlah penegak hukum yang terlibat kasus barang haram pun kian menambahkan angka kasus narkoba di Indonesia, kebobrokan sistem yang seharusnya kita sadari.
Sistem hukum yang abu-abu menjadikan hukum di Indonesia tidak tegas. Moral bangsa menjadi nomor sekian, adalah kesia-siaan bila banyaknya lembaga rehabilitasi dibangun namun tak sanggup untuk menutup keras peredaran narkoba itu sendiri. Negara asing kian santai berselancar bebas memasok barang haram ke seluruh jantung negara melalui berbagai sisi.
Padahal jelas, narkoba begitu menghancurkan bangsa. Begitulah sistem kapitalisme, akidah bangsa dinomor sekiankan, moral bangsa tak ada nilainya. Padahal kematian manusia karena narkoba tak pernah absen dalam satu hari, kriminalitas, hingga kerugian negara yang disebabkan narkoba kian meninggi.
Sistem negara yang mengadopsi kapitalis dan tidak berlandaskan sistem Islam menjadikan hukum negara seolah tak berwibawa. Berbeda dengan hukum Islam, yang sempurna mengatur segala persoalan umat dari hulu ke hilir dengan memberi solusi. Islam menjadikan manusia mengenal jati dirinya untuk selalu mengedepankan akidah, mencintai negaranya secara otomatis tanpa merusak siapa pun.
Persoalan hukum syara menjadi hal utama dalam Islam karena landasannya adalah hukum murni yang Allah turunkan. Islam berjaya di 2/3 dunia dari masa Nubuwwah hingga Turki Utsmani karena penegakkan hukum yang berlandaskan syariat, sebuah bukti konkrit bahwasannya pada masa itu tingkat kriminal begitu minim karena masyarakat memiliki pondasi hukum yang berakidah. Manusia dari berbagai ras perbedaan agama mampu hidup berdampingan dengan damai. Rusaknya moral bangsa akibat, narkoba yang kian menggila bahkan hadir ketika sistem Islam tak lagi dijadikan standar hukum.
Kita menyadari betul bahwa narkoba adalah sebuah marhalah yang diciptakan kaum liberal untuk menghancurkan peradaban, lantas mengapa sebuah sistem negara kini tak sanggup menutup keras, derasnya narkoba yang kian menggila, padahal pemerintah memiliki kewajiban untuk menerapkan aturan yang jelas dan berlandaskan syariat.
Maka sudah saatnya kita harus beralih ke sistem yang agung yakni sistem Islam yang akan menuntaskan berbagai permasalahan umat. Generasi yang unggul dan berkualitas hanya ada di sistem Islam bukan yang lain.

Narkoba Menggila, Bukti Negara Salah Kelola
Editor :
Berita Terkini
Balita Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing, DPRD: Salah Kita Semua
DPRD Kab. Sukabumi 20 Agu 2025, 11:58 WIB

Wakaf Uang Pemkot Sukabumi, Ayep Zaki: Pinjaman Tanpa Bunga, Potongan dan Jaminan Sudah Diakses Ratusan Nasabah
Keuangan 20 Agu 2025, 11:46 WIB

DPRD Soroti Miliaran Dana Panas Bumi, Balita Sukabumi Mati Cacingan di Lumbung Energi
DPRD Kab. Sukabumi 20 Agu 2025, 11:24 WIB

Hari Rabu Terakhir Safar: Doa Tolak Bala dan Amalan yang Dianjurkan di Hari Rebo Wekasan
Life 20 Agu 2025, 10:54 WIB

Absennya Negara! Kritik Keras atas Kasus Balita Sukabumi Mati Dimakan Cacing
Sukabumi 20 Agu 2025, 10:39 WIB

Hati-Hati, Tanpa Disadari 7 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Otak Lemot
Life 20 Agu 2025, 10:00 WIB

3.567 Siswa Tiga Desa di Gunungguruh Sukabumi akan Terima MBG untuk Pertama Kali
Sukabumi 20 Agu 2025, 09:47 WIB

Rahasia Awet Muda: 7 Makanan Anti-Aging yang Bisa Ditemukan di Dapur
Kecantikan 20 Agu 2025, 08:00 WIB

Simple, Gurih dan Renyah, Ini Resep Telur Barendo Khas Padang
Kuliner 20 Agu 2025, 07:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 Agustus 2025, Waspada Hujan di Siang Hari
Science 20 Agu 2025, 06:00 WIB

Forum Ketua RW Kota Sukabumi Tolak Wacana Perubahan Skema Program P2RW
Sukabumi 20 Agu 2025, 00:12 WIB

Dinas PU Targetkan Kemantapan Jalan Kabupaten Sukabumi 90 Persen dalam 5 Tahun
Sukabumi 19 Agu 2025, 23:59 WIB

Bupati Sukabumi Bertemu Pemdes dan Keluarga Balita Meninggal Akibat Cacingan, Beri Pesan Ini
Sukabumi 19 Agu 2025, 23:44 WIB

BPBD Sukabumi Edukasi Warga Cikidang Soal Bencana, Tanam Pohon Cegah Longsor
Sukabumi 19 Agu 2025, 22:36 WIB

Warga Ciracap Sukabumi Keluhkan 3,5 Km Jalan Ciawet–Cibenda Rusak, Ini Respons PU
Sukabumi 19 Agu 2025, 22:04 WIB

KDM Tahan Dana Desa Cianaga Usai Balita Sukabumi Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing
Jawa Barat 19 Agu 2025, 22:00 WIB

Puluhan Siswa Setiap Hari Tempuh Jalan Rusak Bangbayang Sukabumi: 20 Tahun Tak Tersentuh Aspal
Sukabumi 19 Agu 2025, 22:00 WIB

Ketika Cacingan Jadi Maut: Mengapa Anak di Cianaga Sukabumi Bisa Kehilangan Nyawa?
Sukabumi 19 Agu 2025, 20:58 WIB

Fakta Medis Kasus Raya, Balita Sukabumi Meninggal karena Infeksi Cacing dan TB
Sukabumi 19 Agu 2025, 20:10 WIB

Ironi Desa Cianaga Sukabumi: Subur Tanahnya, Rapuh Warganya
Sukabumi 19 Agu 2025, 20:05 WIB
