SUKABUMIUPDATE.com - Kebutuhan tidur setiap orang memang berbeda-beda, namun kualitas tidur yang baik tetap menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental. Ada yang terbiasa tidur lebih awal pada pukul 8–9 malam, namun sebagian lainnya baru bisa terlelap menjelang tengah malam.
Meski begitu, pertanyaan mengenai “pukul berapa waktu tidur yang ideal?” sebenarnya tidak memiliki jawaban mutlak. Yang terpenting adalah memastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup, yaitu sekitar tujuh hingga delapan jam setiap malam.
Tidur bukan hanya aktivitas untuk menghilangkan rasa lelah, tetapi proses biologis penting yang membantu tubuh memulihkan energi, memperbaiki sel, mengatur hormon, serta menjaga fungsi otak. Oleh karena itu, kurang tidur dapat berdampak luas pada kesehatan.
Baca Juga: Mengapa Kita Bermimpi Pasangan Selingkuh? Begini Cara Memahaminya
Tanda-Tanda Tidur Kurang Berkualitas
Kualitas tidur yang buruk dapat terlihat dari berbagai gejala sederhana yang seringkali tidak disadari. Beberapa tanda yang paling umum antara lain sulit bangun tanpa alarm, merasa berat saat membuka mata di pagi hari, atau mengalami rasa kantuk berlebih pada sakit hari. Kondisi ini juga ditandai dengan mudahnya ketakutan ketika berada dalam ruangan yang sejuk, tertidur saat menonton televisi, hingga membutuhkan tidur siang untuk tetap berenergi.
Jika seseorang langsung tertidur dalam waktu kurang dari lima menit setelah berbaring, itu juga bisa menjadi tanda kelelahan ekstrim akibat kurang tidur. Kebiasaan hanya ingin “balas balas dendam tidur” saat akhir pekan juga menunjukkan bahwa tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup pada hari-hari sebelumnya.
Faktor yang Mempengaruhi Buruknya Kualitas Tidur
Banyak hal yang dapat mengganggu kualitas tidur, mulai dari lingkungan, gaya hidup, hingga pola kerja. Suara bising dari sekitar, pergantian shift kerja yang tidak teratur, atau kebiasaan merokok dan minum alkohol pada malam hari dapat mengatur ritme tidur alami tubuh.
Paparan cahaya dari perangkat elektronik seperti ponsel, televisi, atau laptop juga menjadi penyebab utama sulit tidur karena cahaya biru menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur kantuk.
Baca Juga: Kaleidoskop 2025: Deretan Penyanyi Wanita Indonesia yang Resmi Bercerai, Terbaru Raisa!
Dampak Kurang Tidur bagi Kesehatan
Kurang tidur tidak hanya menyebabkan tubuh terasa lelah, tetapi juga membawa dampak jangka panjang. Di antaranya sakit kepala, suasana hati yang mudah berubah, dan meningkatnya stres. Tidak hanya itu, kemampuan otak dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan mengingat informasi juga menurun. Secara fisik, kurang tidur dapat memicu sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang flu atau infeksi lainnya.
Selain itu, kurang tidur juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Tubuh yang kurang istirahat cenderung mengalami kenaikan berat badan karena hormon lapar menjadi tidak seimbang. Risiko kecelakaan saat berkendara juga meningkat akibat menurunnya fokus dan refleks.
Tips Mendapatkan Tidur yang Lebih Berkualitas
Untuk menjaga kesehatan tubuh, penting untuk menjaga rutinitas tidur yang konsisten. Usahakan tidur setidaknya delapan jam per malam dan biasakan pergi ke tempat tidur pada waktu yang sama setiap hari, termasuk saat akhir pekan. Jika terpaksa tidur lebih larut, kekurangan waktu tidur dapat ditebus dengan tidur lebih awal pada malam berikutnya, bukan hanya di akhir pekan.
Mencatat pola tidur dalam jurnal dapat membantu mengamati kebiasaan tidur serta mengubah suasana hati dan energi setiap hari. Selain itu, matikan perangkat elektronik minimal dua jam sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang gelap, sejuk, dan tenang.
Baca Juga: Doa Dijauhkan dari Makhluk Gangguan Halus: Upaya Spiritual untuk Menjaga Ketenteraman
Dengan menerapkan pola tidur yang konsisten dan berkualitas, tubuh dapat berfungsi secara optimal dan terlindungi dari berbagai risiko kesehatan. Tidur yang cukup bukan sekedar rutinitas, tetapi olahraga penting untuk kesejahteraan jangka panjang.
Sumber: webmd
