SUKABUMIUPDATE.com - Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang memiliki kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang tercermin dalam berbagai bentuk ungkapan tradisional. Salah satunya adalah babasan, yaitu pernyataan atau ungkapan khas yang mengandung makna kiasan serta digunakan untuk menyampaikan pesan moral, nasihat, atau penggambaran situasi secara halus.
Keberadaan babasan menunjukkan betapa tingginya peradaban masyarakat Sunda dalam berbahasa dan berkomunikasi.
Dalam konteks kehidupan sosial, babasan berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai etika.
Melalui babasan, masyarakat Sunda menanamkan ajaran tentang kesopanan, kebijaksanaan, dan penghormatan terhadap sesama. Oleh karena itu, memahami dan melestarikan babasan Sunda berarti turut menjaga warisan budaya yang memiliki nilai filosofis dan moral tinggi.
Baca Juga: 4 Jenis Seni Tari Tradisional Sunda yang Memikat Hati serta Nilai Budayanya
20 Babasan Sunda dan Artinya
1. Beunang ku akal, leungit ku budi
Artinya: Seseorang yang mendapatkan sesuatu harus dengan akal dan budi pekerti, bukan dengan cara curang.
2. Ngindung ka waktu, mibapa ka jaman
Artinya: Manusia harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
3. Hade ku omong, goreng ku lampah
Artinya: Ada orang yang pandai berbicara tetapi perilakunya buruk; hal itu sebaiknya dihindari.
4. Leutik teu dipiarakeun, gede teu dipikabutuh
Artinya: Anak yang sejak kecil tidak dibimbing dengan baik akan sulit diandalkan ketika dewasa.
5. Kawas hayam kate diurugan ku jagung
Artinya: Orang yang memiliki banyak rezeki tetapi tidak bisa memanfaatkannya dengan baik.
6. Mulung tina batur, nyatu tina sorangan
Artinya: Orang yang suka menyalahkan orang lain, tetapi tidak mau introspeksi diri.
7. Ngigel teu ngaranjat, nyanyi teu ngahaleuang
Artinya: Orang yang berbicara atau bertindak tanpa arah dan tidak sesuai dengan situasi.
Baca Juga: 12 Cara Mudah Merawat Kuku Kaki Agar Sehat dan Cantik yang Wajib Kamu Coba Di Rumah
8. Lauk mah tara ngejat tina balong
Artinya: Sejauh apa pun seseorang pergi, ia akan kembali ke asalnya.
9. Kacang teu ninggalkeun kulit
Artinya: Seseorang tidak akan melupakan asal-usulnya.
10. Lamun teu hujan mah moal aya pelangi
Artinya: Setiap kesulitan pasti akan diikuti oleh kebahagiaan.
11. Kudu bisa nyeuseup cai tina batu
Artinya: Manusia harus sabar dan tetap berusaha meskipun dalam keadaan sulit.
12. Ngaranna ogé jalma, tara luput tina kalepatan
Artinya: Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan; yang penting adalah mau belajar darinya.
13. Ngukur baju di awak sorangan
Artinya: Jangan membandingkan diri dengan orang lain; kenalilah kemampuan diri sendiri.
14. Caina herang laukna beunang
Artinya: Pekerjaan yang dilakukan dengan jujur akan menghasilkan hasil yang baik.
15. Ulah jadi beurit kapinding
Artinya: Jangan menjadi orang yang hanya menumpang pada keberhasilan orang lain tanpa tanggung jawab.
16. Ngajual murah ku harga diri
Artinya: Orang yang mengorbankan prinsip dan kehormatannya demi keuntungan pribadi.
17. Nyanghulu ka hurung, nyorangan ka poek
Artinya: Orang yang datang hanya ketika ada keuntungan, tetapi menghilang saat kesulitan datang.
18. Ngala cai di tungtung leungeun
Artinya: Melakukan pekerjaan yang mudah atau tidak membutuhkan usaha besar.
19. Kawas duri dina daging
Artinya: Sesuatu yang mengganggu dan sulit dihilangkan.
20. Hirup kudu jadi jalma nu ngandung rasa jeung ajén
Artinya: Hidup harus dijalani dengan empati, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama.
Babasan Sunda merupakan salah satu warisan budaya yang mengandung pesan moral mendalam dan tetap relevan di tengah arus modernisasi. Setiap ungkapan tidak hanya memperindah bahasa, tetapi juga memberikan pedoman dalam bersikap, bertutur kata, dan berperilaku.
Baca Juga: Produksi Bukan Masalah, Slamet Tekankan Pemerintah Fokus pada Pemasaran Ikan Budi Daya
Melalui pelestarian babasan, generasi muda dapat mengenal lebih dekat nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat Sunda. Oleh karena itu, sudah sepatutnya babasan Sunda terus dijaga dan diwariskan agar ajaran moral yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan memberi makna bagi kehidupan masa kini maupun masa mendatang.
Sumber: Berbagai Sumber





