Sejarah Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi: Pakai Kendi dan Dianjangkeun Hari ke-7

Selasa 30 Mei 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi. Sejarah Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi: Pakai Kendi dan Dianjangkeun Hari ke-7

Ilustrasi. Sejarah Membuang Ari-ari Bayi di Sukabumi: Pakai Kendi dan Dianjangkeun Hari ke-7

SUKABUMIUPDATE.com - Tradisi membuang ari-ari bayi yang cukup populer di masyarakat adalah dikubur dan dibuang ke sungai. Di Sukabumi sendiri, tradisi membuang ari-ari bayi juga dilakukan dengan cara serupa.

Ada dua kepercayaan membuang ari-ari bayi yang dipegang teguh oleh masyarakat. Yakni, jika dikubur sang anak tak akan pergi jauh sementara jika dibuang ke sungai anak akan menjadi perantau ulung yang gemar berkelana.

Menilik hal tersebut sejarah budaya, pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat Sukabumi soal membuang ari-ari bayi telah dilakukan secara terus menerus dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Bu Siti Bersuami 2, Ini Dampak Buruk Poliandri pada Keturunan dan Hak Waris!

Beberapa ritual cara membuang ari-ari bayi di Sukabumi yakni mulai dari dicuci (dimandikan) di air mengalir. Alasannya sederhana, karena ari-ari bayi ini banyak mengandung darah.

Setelah bersih, ari-ari kemudian dimasukan ke paso yakni semacam kendi yang jalan masuknya berada di pinggir dan bagian atas pasonya juga terlindung. Meskipun, ada juga masyarakat yang menggunakan kendi dengan penutup.

Ari-ari bayi tersebut lalu di beri bumbu berupa garam, asem, gula, bawang merah, cabe rawit hingga bunga-bungaan. Terkadang, wadah ari-ari bayi itu juga ditutup kain putih.

Setelah ari-ari diberi bumbu, kata Irman, lubang setinggi lutut disiapkan.

"Lokasinya kalo jaman dulu dikolong talupuh/kolong teras karena rumahnya panggung, sekarang dengan rumah tembok biasanya disekitar rumah saja." kata Irman kepada sukabumiupdate.com, dikutip Selasa (30/5/2023).

Baca Juga: Nama 2 Suami Muda Bu Siti Abdul dan Somad, Apa Alasan Orang Poliandri?

Kemudian, ari-ari dikuburkan dengan diiringi doa, seperti ayat kursi sebanyak 3x dan shalawat nabi sebanyak 3x.

Tanah tersebut diberi lubang udara kecil dengan pelepah pepaya. Menurut kepercayaan masyarakat, konon lubang itu berfungsi untuk udara agar tidak pengap.

Lubang yang sudah siap diterangi lampu hingga 7 hari.

"Kalo zaman dulu menggunakan lampu teplok/cempor atau lampu centir gentur yang terlindung dari hujan." lanjut Irman.

Irman yang sekarang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengungkapkan, pada zaman dahulu tepat pada hari ketujuh si bayi dibawa ke tempat penguburan. Tradisi membuang ari-ari bayi di Sukabumi ini disebut oleh masyarakat dengan istilah 'dianjangkeun' atau dikunjungkan ke ari-ari, yang merupakan bagian dari bayi tersebut.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi07 Februari 2025, 09:28 WIB

12 Rumah Rusak, Dampak Angin Kencang di Tegalbuleud Sukabumi

Petugas turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan penanganan awal.
Salah satu atap rumah yang rusak akibat angin kencang di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Kamis pagi, 6 Februari 2025. | Foto: Istimewa
Sehat07 Februari 2025, 09:00 WIB

Ternyata Ini Makanan Penyebab Asam Urat dan Cara Mengatasinya

Asam urat atau gout adalah sejenis penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam darah.
Ilustrasi daging merah - Asam urat atau gout adalah sejenis penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam darah.  (Sumber : pexels.com/@Eduardo Krajan)
Entertainment07 Februari 2025, 08:31 WIB

Innalillahi! Muhammad Jamasari Meninggal Dunia, Pemeran Kang Gobang Preman Pensiun

Muhammad Jamasari, Pemeran Kang Gobang Preman Pensiun meninggal dunia pada Jumat, 7 Februari 2025, sekitar pukul 02:00 WIB.
Muhammad Jamasari Meninggal Dunia, Pemeran Kang Gobang Preman Pensiun. Foto: IG/@mhdnandasyah_
Life07 Februari 2025, 08:00 WIB

10 Basic Life Skill yang Harus Dimiliki Perempuan, Gak Cuma Memasak Ya!

Kemampuan-kemampuan dasar atau basic life skill ini relevan dalam berbagai tahap kehidupan dan membantu perempuan untuk mandiri serta berdaya.
Ilustrasi. Manajemen Keuangan. Basic Life Skill yang Harus Dimiliki Perempuan. Foto: Freepik/@tirachardz
Food & Travel07 Februari 2025, 07:00 WIB

Resep Kolak Candil Ubi Ungu, Hidangan Buka Puasa yang Menggugah Selera

Kolak Candil Ubi Ungu adalah hidangan yang sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin atau sebagai takjil saat bulan Ramadhan.
Resep Kolak Candil Ubi Ungu, Hidangan Buka Puasa yang Menggugah Selera. Foto: IG/@warung_ncik_yuli
Science07 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 7 Februari 2025, Sukabumi Pagi Hari Berawan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 7 Februari 2025.
Ilustrasi. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 7 Februari 2025.| Foto: Pixabay
DPRD Kab. Sukabumi07 Februari 2025, 01:38 WIB

Paripurna DPRD Umumkan Pemberhentian dan Pengesahan Bupati-Wabup Sukabumi

Agenda utama dari rapat paripurna kali ini yaitu pengumuman hasil penetapan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terpilih hasil Pilkada 2024, dan pemberhentian Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi hasil Pilkada 2020
Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi mengumumkan pengesahan bupati-wabup terpilih | Foto : Sekwan
DPRD Kab. Sukabumi06 Februari 2025, 22:58 WIB

DPRD Sukabumi Semprot DLH, Soal Nasib Warga Korban Penertiban di Citepus

DPRD Sukabumi mendesak kepada tim terpadu yakni dari pihak pemerintah daerah dan perusahaan yang membangun area tersebut agar segera menyelesaikan hak-hak warga yang terdampak.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, saat berbincang dengan warga di tenda darurat | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi06 Februari 2025, 22:37 WIB

Bersama Sekda, Dinsos dan Tagana Evaluasi Penanganan Pasca Bencana Alam Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, bersama Kepala Dinas Sosial dan puluhan anggota Taruna Siaga Bencana (TAGANA) menggelar rapat evaluasi penanganan pasca bencana alam di Aula Kantor Dinas Sosial, Kamis (6/2/2025).
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman menghadiri Rapat evaluasi penanganan bencana | Foto : Dokpim
Nasional06 Februari 2025, 22:18 WIB

Anggaran IKN Diblokir Menteri Keuangan, Dialihkan ke Makan Bergizi Gratis?

Presiden menyampaikan dalam instruksi untuk melakukan fokus anggaran agar makin efisien ditujukan kepada langkah-langkah yang memang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat langsung, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG)
Ibu Kota Nusantara (IKN) | Foto : ikn.go.id