SUKABUMIUPDATE.com - Mark Zuckerberg resmi mengumumkan pembentukan unit superintelijen AI baru bernama Meta Superintelligence Lab (MSL). Unit ini akan berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan yang ditargetkan melampaui kemampuan kecerdasan manusia.
Langkah ini hadir di tengah dorongan besar para raksasa teknologi untuk mengintegrasikan AI ke dalam berbagai produk, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Peluncuran Meta Superintelligence Lab menjadi bagian dari upaya Meta mempercepat ambisi AI mereka sekaligus menutup ketertinggalan dari para pesaing seperti OpenAI dan Google.
Laboratorium baru ini akan dipimpin oleh Alexandr Wang, mantan CEO Scale AI. Penunjukannya dilakukan setelah Meta menginvestasikan 14,3 miliar dolar AS di perusahaan pelabelan data tersebut.
Selain Wang, mantan CEO GitHub Nat Friedman dan salah satu pendiri SSI Daniel Gross juga akan menduduki posisi penting dalam inisiatif ini.
Dalam memo internal, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa Meta kini memusatkan perhatian pada pengembangan sistem AI supercerdas yang mampu menyaingi atau bahkan melampaui kemampuan manusia. Ia menyebut langkah ini sebagai awal era baru dan menegaskan komitmennya untuk memimpin bidang AI.
"Seiring dengan percepatan kemajuan AI, pengembangan kecerdasan super mulai terlihat," tulis Zuckerberg. "Saya yakin ini akan menjadi awal era baru bagi umat manusia, dan saya berkomitmen penuh untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar Meta dapat memimpin jalan," dikutip dari laman AI Business.
Misi utama Meta Superintelligence Lab adalah mendorong teknologi AI hingga mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks secara lebih efektif daripada model AI yang ada saat ini.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Meta agresif merekrut peneliti AI dari perusahaan pesaing. Laporan menyebutkan, karyawan OpenAI bahkan ditawari bonus penandatanganan hingga 100 juta dolar AS untuk bergabung dengan Meta.
Perekrutan juga melibatkan talenta dari Anthropic dan Google, meski Meta disebut berhati-hati untuk tidak terlalu banyak merekrut dari Anthropic karena alasan kecocokan budaya.
Langkah ini diambil Meta sebagai respons terhadap penerimaan yang kurang memuaskan terhadap model Llama 4, serta tekanan dari produk AI yang lebih canggih yang dirilis para kompetitor.
Dengan menggabungkan kepemimpinan yang kuat, perekrutan talenta terbaik, dan investasi besar-besaran, Meta berharap laboratorium barunya bisa menghasilkan terobosan penting dan menempatkan kembali Meta sebagai pemain serius dalam perlombaan menuju kecerdasan buatan umum (AGI).