SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membenarkan informasi korban tewas akibat berdesakan di acara pesta rakyat di alun-alun Garut, Jumat (18/7/2025). Acara makan gratis dan pentas seni budaya syukuran pernikahan putra sulungnya Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina.
Pria yang akrab disapa KDM (Kang Dedi Mulyadi) ini menegaskan hal itu saat membuka acara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bersama Bank Indonesia Jabar, Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) dalam rangkaian Sunda Karsa Fest, di Bandung, Jumat (18/7/2025).
KDM menegaskan bahwa ia sudah meminta stafnya untuk ke Garut, mendatangi keluarga korban meninggal dunia. Dedi Mulyadi menegaskan memberi santunan uang duka sebesar Rp 150 juta per keluarga.
Baca Juga: Kronologi 2 Remaja Terserempet Kereta di Gandasoli Sukabumi, Motor Mati saat di Rel
KDM juga menegaskan ia belum menerima data soal jumlah korban jiwa dan luka dalam kekacauan acara pesta rakyat tersebut. Dedi Mulyadi menegaskan tidak tahu ada acara itu, sebagai rangkaian syukuran pesta pernikahan putra sulungnya dan Wakil Bupati Garut yang sudah berlangsung sejak Rabu 16 Juli 2025.
Berikut pernyataan lengkap KDM atas peristiwa itu, dikutip dari video yang dibagikan warganet.
“Tadi ada masyarakat yang berdesak-desakan, makan ditempat pengantenan. Jumlahnya sangat banyak. Saya tidak tahu ada acara itu. Saya tahu nanti malem ada acara. Kemudian ada yang meninggal. Mudah-mudahan diterima iman islamnya diampuni segala dosanya dan diterima disisi allah swt. Barusan saya meminta staf saya untuk memberikan santunan Rp 150 juta per keluarga. Karena ini bagian empati kepada warga.”
Baca Juga: Catut Nama dan Foto Sekdis Perkim Sukabumi, Waspada Penipuan Modus Bahas Proyek
Dikabarkan 3 orang tewas, termasuk anak kecil
Diberikan sebelumnya, bahwa acara Pesta Rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina dan putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, di Alun-alun Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025), berujung duka. Lautan massa yang datang ke acara syukuran pernikahan ini tak terbendung, saling berdesakan hingga menyebabkan korban tewas.
Acara untuk masyarakat ini sedianya adalah pesta rakyat, dimana panitia menyiapkan 5.000 porsi makanan gratis serta hiburan rakyat berupa pentas sejumlah seniman. Namun antusias warga yang datang ke alun-alun kota garut sulit diantisipasi, hingga menyebabkan saling dorong, berdesakan hingga banyak yang terinjak-injak.
Dikabarkan ada 3 orang tewas dalam peristiwa tersebut, termasuk seorang anak kecil. Sejumlah warga lainnya juga disebutkan mengalami luka, dan mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga: Berebut Pimpinan BAZNAS Kabupaten Sukabumi, 19 Nama Lolos Seleksi Administrasi
Wawan, warga Garut melalui akun media sosialnya menceritakan bahwa acara itu alun-alun baru dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, setelah jumatan. Namun warga sudah berdatangan sejak pagi, makin siang semakin banyak orang yang datang dari berbagai penjuru wilayah ke alun-alun garut tempat berlangsungnya acara tersebut.
“Suasana tak terkendali sebelum jam 1, saat panitia mulai membagikan makanan gratis. Massa terus bergerak ke depan. Banyak yang terinjak-injak. Yang datang itu banyak juga lansia dan anak-anak,” jelas wawan.
Ia dan sejumlah warga lainnya, sempat menolong warga yang ditemukan pingsan akibat berdesakan dan terinjak-injak. Warga yang pingsan dibawa ke RSUD dr. Slamet Garut, dengan ambulans yang sudah bersiaga.
Baca Juga: Sopir Ngantuk, Truk Seruduk Warung di Jalan Cikakak Sukabumi
“Parah, banyak yang teriak minta tolong, banyak anak kecil nangis. Medis kewalahan karena banyak yang pingsan dan luka,” bebernya.
Wawan mendapatkan informasi sementara ada 3 orang meninggal dunia. “Informasinya ada 3 yang meninggal, ada anak kecil, lansia dan petugas keamanan. Belum pasti, semua korban dibawa ke rumah sakit,” pungkasnya.