SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari meminta Dinas Pendidikan Jawa Barat melalui KCD V, melakukan verfak atau verifikasi faktual ke lapangan. Dinilai penting karena ada laporan dugaan pemalsuan data domisili calon murid untuk bisa masuk ke Sekolah Menengah atas di Kota Sukabumi.
Rojab menerima laporan terkait dugaan pemalsuan data domisili calon murid dalam SPMB 2025. “Saya menerima laporan itu,dan meminta Disdik Jabar melalui KDC mendesak sekolah-sekolah untuk melakuan verfak berdasarkan data pendaftaran yang sudah masuk ke aplikasi SPMB.”
Laporan itu menyebutkan ada perbedaan mencolok jarak dua calon murid ke sekolah yang sama dituju, padahal keduanya bertetangga. “Dimana jarak antar rumah mereka hanya kurang dari 50 meter, tapi di aplikasi pendaftaran SMA yang sama, data jarak domisili keduanya jauh berbeda, ada yang di atas seribu meter ada yang 800 meter,” beber Rojab.
Baca Juga: DPMPTSP Temukan Tambang Liar di Palabuhanratu: Tiga Perusahaan Diduga Melanggar, Satu Ilegal Total
Menurut dia, hal tersebut tak bisa dibiarkan apa lagi keluarga calon murid sudah melaporkan hal tersebut ke pihak sekolah. “Ini kan bisa dilihat di aplikasi pendaftaran. Jadi semua bisa memantau proses ini termasuk calon murid dan keluarganya. Jangan sampai generasi muda kita harus menerima pahitnya kekeliruan dari SPMB 2025.”
Rojab menegaskan bahwa ini bukan kesalahan sistem (aplikasi), juga tidak mau menuduh ada permainan panitia di sekolah atau dinas. Sistem SPMB 2025 di Jabar punya celah, yang membuat hal tersebut terjadi. Dimana panitia SPMB hanya menerima data yang disampaikan calon murid saat mendaftar jalur domisili, baik adminduk ataupun pencantuman koordinat domisili.
“Artinya mungkin ada upaya menggeser koordinat agar lebih dekat ke titik sekolah. Data tersebut tercantum dalam surat pernyataan yang punya kekuatan hukum, karena ditandatangani diatas materai 10 ribu rupiah. Ada konsekuensi hukum jika melakukan pemalsuan data untuk spmb jabar 2025,” bebernya.
Baca Juga: Bupati Sukabumi Tinjau Kerusakan SDN Cibolang, Disdik Pastikan Perbaikan Tahun Ini
Rojab mengingatkan dalam tahapan pendaftaran ada proses verifikasi oleh panitia SPMB Jabar 2025, namun faktanya masih ditemukan hal tersebut, sehingga sekolah dan dinas pendidikan harus bertanggung jawab, melakukan verfak. “Masih ada masa sanggah sebelum rapat dewan guru dan pengumuman jalur domisili. Saya rasa sekolah mampu melakukan verfak cepat,” ungkapnya.
Rojab Asyari juga mengingatkan agar ada tindakan tegas dari Pemerintah Jabar melalui Disdik dan sekolah kepada pemalsuan data SPMB 2025. “Ini adalah upaya mendorong SPMB kita kedepannya terus berbenah dan lebih baik lagi. Yang diterima itu yang benar-benar berhak, bukan yang punya niat curang dan main curang,” pungkasnya.
Tanggapan Disdik Jabar KCD V
Menanggapi masalah ini, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Jawa Barat, Lima Faudiamar akan segera melakukan koordinasi dengan para kepala sekolah negeri di Sukabumi. Koordinasi dilakukan untuk mengidentifikasi titik koordinat yang mencurigakan.
Baca Juga: SENAKOTA 2025 Nusa Putra Soroti Green Accounting sebagai Pilar Ekonomi Berkelanjutan
“Panitia di sekolah akan diminta mengidentifikasi titik koordinat CMB (calon murid baru) yang tidak sama dengan alamat di kartu keluarga (KK). Baik yang mendekat dari alamat KK maupun yang menjauh dari alamat KK. Apakah itu disebabkan oleh sistem yang error atau ada kesengajaan,” jelasnya kepada sukabumiupdate, Senin (16/6/2025) via WA.
Selanjutnya kata Limar, panitia di sekolah harus melakukan verifikasi faktual ke CMB yang titik koordinatnya lebih dekat dari alamat kartu keluarga maupun titik koordinat yang menjauh dari alamat kartu keluarga. Karena memang ditemukan aduan siswa yang daftar secara mandiri titik koordinat yang muncul di sistem itu lebih jauh dari alamat di kartu keluarga.
Hal tersebut ungkap Lima, bisa jadi karena ada error di sistem sehingga menyebabkan titik koordinat yang muncul di sistem tidak sama persis dengan alamat yang diinput sesuai dengan kartu keluarga. Hal ini juga bisa terjadi sebaliknya ketika titik koordinat yang muncul di sistem lebih dekat daripada alamat yang ada di kartu keluarga.
Baca Juga: Kebakaran di Panjalu Sukabumi, Anak Main Korek Api Hanguskan Lantai Dua Rumah
“Oleh karena itu maka perlu diverifikasi untuk memastikan titik koordinat yang sebenarnya dan mengidentifikasi apakah ini karena kesalahan atau karena kesengajaan,” pungkasnya.