Warga Bongkar Amunisi Sebelum Dimusnahkan, Ledakan Renggut 13 Nyawa di Garut

Sukabumiupdate.com
Selasa 13 Mei 2025, 16:47 WIB
video viral yang memperlihat warga tengah membongkar amunisi kadarluarsa sebelum dimusnahkan di Garut Jabar (Sumber: akun X @kritikpedas)

video viral yang memperlihat warga tengah membongkar amunisi kadarluarsa sebelum dimusnahkan di Garut Jabar (Sumber: akun X @kritikpedas)

SUKABUMIUPDATE.com - 13 orang meninggal dalam insiden pemusnahakan amunisi kadaluarsa milik TNI di Kabupaten Garut Jawa Barat, pada Senin 12 Mei 2025. Dari belasan korban ini, 9 diantaranya adalah sipil, warga setempat yang disebut sering membantu TNI dalam proses pemusnahan amunisi di bibir pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana menyebutkan empat prajurit TNI Angkatan Darat tewas dalam insiden ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai (afkir) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin pagi, 12 Mei 2025. Selain prajurit, sembilan warga sipil juga menjadi korban.

Keempat tentara yang menjadi korban merupakan personel aktif dari Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat. Mereka adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl (Korps Peralatan) Antonius Hermawan; Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda; Anggota Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Kopral Dua Eri Priambodo; dan Anggota Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Prajurit Satu Aprio.

Baca Juga: Ratusan Siswa Keracunan MBG di Bogor: Pemkot Tetapkan KLB dan Temukan Bakteri di Makanan

Sementara sembilan warga sipil yang ikut menjadi korban dalam peristiwa ini adalah; Agus Bin Kasmin, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong; Ipan Bin Obar, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong; Anwar Bin Inon, Alamat Kampung Cidahon, Kecamatan Pameungpeuk; Endang, Alamat Singajaya; Yus Ibing Bin Inon, Alamat Kampung Cidahon, Kecamatan Pameungpeuk; Iyus Rijal, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong; Toto, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong; Dadang, Alamat Kampung Sakambangan, Kecamatan Cibalong; Rustiawan, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

Keberadaan warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi milik TNI ini memicu polemik. Publik menilai seharusnya lokasi tersebut steril dari warga sipil.

Pasca kejadian, beredar video yang memperlihatkan kegiatan sejumlah orang diduga warga sipil yang menjadi korban insiden tersebut. Mereka terlihat tengah berada di sebuah tenda militer, melakukan kegiatan pertukangan terhadap banyak amunisi milik TNI, khususnya kaliber besar.

Baca Juga: Waspada Penipuan! Informasi Hoaks Soal Tautan Rekrutmen Petugas Haji 2025

Merespon hal ini, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya masih mencari tahu mengapa terdapat warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat. Dia berujar, penyidikan itu dilakukan oleh tim investigasi Angkatan Darat.

"Semua itu masuk dalam substansi yang sedang diselidiki. Mohon beri kesempatan tim bekerja," kata Wahyu dalam keterangannya pada Selasa, 13 Mei 2025 dikutip dari tempo.co.

Wahyu mengatakan, tim investigasi telah melakukan penyisiran sejak Senin, 12 Mei 2025. Dia berujar, pencarian itu dihentikan sementara pada malam lantaran kondisi cuaca dan medan yang perlu disterilkan.

Baca Juga: Temuan Medis: Bayi di Bendungan Cibadak Sukabumi Sudah Meninggal 3-5 Hari, Berat 3 Kg

Warga sekitar, Aom, 46 tahun, mengatakan empat rekannya menjadi korban peristiwa ledakan amunisi kedaluwarsa tersebut. Dia menduga masyarakat yang menjadi korban itu diminta tentara untuk membantu tugas tim peledakan.

Menurut Aom, warga sipil ini biasanya membantu untuk menyusun amunisi yang tidak terpakai atau kedaluwarsa untuk diledakkan. Namun, ia enggan menjelaskan bantuan seperti apa yang dilakukan itu.

Dia berujar, kegiatan peledakan ini biasanya dilakukan oleh TNI sebanyak 3 hingga 4 kali dalam setahun. "Hari ini saya tidak ke lokasi peledakan karena ada keperluan," ujarnya, Senin, 12 Mei 2025.

Baca Juga: Viral Komika Ini Roasting Dedi Mulyadi: “Iket Kepala Kaya Atta, Mulyono Versi Sunda”

Selain membantu petugas, warga pun biasanya mengambil sisa bahan amunisi. Barang yang diburu warga itu di antaranya besi dan kuningan untuk dijual ke pengepul barang bekas. "Kebanyakan yang dikumpulkan itu besi," ujarnya.

Ia mengaku sebelumnya tidak pernah terjadi insiden ledakan hingga menimbulkan korban jiwa. Alasannya karena selama proses pemusnahan dilakukan penjagaan ketat oleh personel TNI.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini