Sejarah Pasar Malam di Indonesia, Dari Ratu Belanda Hingga Para Indies

Senin 23 Oktober 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi. Pasar malam menjadi tempat hiburan murah meriah bagi sebagian orang (Sumber : Freepik/vecstock)

Ilustrasi. Pasar malam menjadi tempat hiburan murah meriah bagi sebagian orang (Sumber : Freepik/vecstock)

SUKABUMIUPDATE.com - Siapa yang belum pernah datang ke pasar malam? Wahana hiburan murah meriah bagi kelas menengah ke bawah ini biasanya berkeliling beberapa minggu atau bulan sekali ke tempat yang baru.

Pasar malam menyediakan bermacam wahana permainan, seperti; bianglala, komidi putar, lompat trampolin, tong setan, kereta api mini, dan masih banyak lainnya.

Dengan rata-rata harga sekali masuk hanya sekitar Rp 10.000, pengunjung dapat menikmati hiburan tanpa khawatir kantong jebol. Tidak hanya itu, di sana juga terdapat bermacam penjual kuliner, jadi jangan khawatir bakal kelaparan atau kehausan.

Baca Juga: Sejarah, Fase-Fase Perkembangan yang Terjadi di Jawa Barat

Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, ternyata pasar malam sudah ada sejak zaman Dinasti Sui di Tiongkok kuno.  Pasar malam pertama yang tercatat diselenggarakan di Chang’an, salah satu kota besar pada zaman itu. Kegiatan ini meluas ke beberapa kota besar lain seperti Luoyang, Yangzhou, hingga Kaifeng.

Namun, di sini pasar malam masih sebatas pada adanya transaksi penjual dan pembeli. Alias tidak ada wahana hiburan dan hal-hal yang melekat pada kebiasaan pasar malam di Indonesia.

Lalu bagaimana sejarah pasar malam di Indonesia? Masih dirangkum dari sumber yang sama, di Indonesia awalnya pasar tradisional tidak permanen alias diadakan pada hari yang berbeda dan lokasi yang digilir di antara desa-desa yang berpartisipasi.

Kegiatan ekonomi tradisional ini di beberapa daerah di Jawa dikenal dengan sebutan "Hari Pasaran" atau agar mudah mendeskripsikannya sebutlah pasar kaget. Hingga semakin berkembang dan berujung jadi pasar permanen seperti kebanyakan pasar saat ini.

Baca Juga: Mengenal Pakaian Adat Sunda; Sejarah dan Bentuknya

Nah, pasar malam sendiri dipercayai memiliki keterkaitan dengan budaya pasar kaget tadi. Di beberapa daerah, pasar malam biasanya diadakan pada acara-acara khusus seperti festival.

Salah satu contohnya, festival Sekaten di Jawa yang dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut, sejak tanggal 6 hingga 12 Rabiul Awal kalender Islam atau tanggal 6 hingga 12 Mulud dalam Kalender Jawa Sultan Agungan.

Namun seiring berkembangnya zaman, pasar malam pun berkembang hingga seperti sekarang, tidak terbatas hanya pada kegiatan festival. Siapapun yang memiliki modal dapat membuat pasar malam. Hingga hiburan rakyat ini bisa muncul kapan saja dan di mana saja tergantung si empunya.

Melirik kembali ke belakang, setelah ditemukannya listrik dan bola lampu, pasar malam lebih sering diadakan di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Yang paling besar adalah Pasar Gambir, sebuah pasar malam yang diadakan pertama kali pada 1906, dan kemudian digelar secara berkala tiap tahun sejak 1921 sampai pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1942.

Baca Juga: Kini Tersisa 9 Unit, Sejarah Nayor di Cibadak Sukabumi Sudah ada Sejak 1941

Pasar Gambir digelar di Koningsplein–kini lapangan Monas atau Medan Merdeka–, Batavia, Hindia Belanda untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda. Acara ini dipercaya sebagai asal muasal dari Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) dan Tong Tong Fair di Den Haag yang sebenarnya merupakan pasar malam yang digelar selama beberapa pekan.

Berbicara perihal Tong-Tong Fair, awalnya festival ini bernama Pasar Malam Besar yang pertama kali diadakan pada 1959. Kegiatan ini diotaki oleh Tjalie Robinson alias Vincent Mahieu, seorang intelektual Indo dan sastrawan terkenal. Laki-laki berdarah Belanda-Inggris-Jawa ini juga memiliki nama asli Jan Boon.

Disadur dari historia.id, pada 1950-an, terjadi migrasi besar-besaran komunitas Indo ke Belanda. Hal ini disebabkan oleh panasnya suasana di Indonesia setelah Agresi militer 1 dan 2 oleh Belanda, dan muaknya pribumi pada kaum bangsawan atau darah campuran Indo-Belanda.

Namun hijrahnya komunitas Indo ke Belanda ini tidak diterima begitu saja. Kerajaan Belanda mengeluarkan aturan mengenai asimilasi dan menghimbau mereka untuk melupakan sejarah tempat mereka tinggal sebelumnya.

Baca Juga: Mitos Curug Sawer Situ Gunung, Salah Satu Wisata Alam Populer di Sukabumi

Sebagai intelektual, Robinson tidak menerima kebijakan dari Kerajaan Belanda tersebut. Lalu, ia bersama rekan-rekannya sesama keturunan campuran Indonesia-Belanda membentuk Indies Cultural Circle.

Salah satu bentuk pencapaian dari Indies Cultural Circle adalah terselenggarakannya Pasar Malam Besar atau sekarang lebih dikenal dengan Tong-Tong Fair yang rutin diselenggarakan setiap tahun di Den Haag. Awal mula ide ini didasari pada kangennya Robinson dengan Pasar Malam Gambir.

Walaupun pada saat pertama kali diselenggarakan, kegiatannya hanya berupa pertemuan, acara musik, makan, dan para tamu diperbolehkan untuk menyumbang uang untuk melestarikan budaya hibrida mereka selama tiga hari.

Salah satunya melestarikan bahasa Pecok. Bahasa dari Hindia Belanda yang digunakan para Indisch (Indo Eropa) pada abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20. Namun sayangnya, diperkirakan bahasa ini punah pada akhir abad ke-21.

Sebelum melebar lebih jauh, mungkin begitu kurang lebih momen perihal bagaimana pasar malam bisa tercipta, terutama di Indonesia. Sebetulnya masih banyak literatur yang dapat dibaca untuk memperdalam pengetahuan mengenai sejarah pasar malam ini. Silahkan cari sendiri. Terima kasih.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Musik15 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Kau Tau Namaku Bukan Kisahku dari Ghea Indrawari

Lagu Kau Tau Namaku Bukan Kisahku dipopulerkan oleh Ghea Indrawari, jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol.
Official Lirik Video Lagu Kau Tau Namaku Bukan Kisahku dari Ghea Indrawari (Sumber : YouTube/StarHitsMusic)
Sehat15 Mei 2024, 16:30 WIB

Merasakan Gejala Asam Urat Pada Lutut? Lakukan 5 Perawatan Ini di Rumah!

Asam urat merupakan penyakit yang menyerang persendian di tubuh, salah satunya sering terjad pada lutut. Maka dari itu, kenali cara merawat asam urat di lutut begitu kambuh agar tidak semakin parah
ika terkena gejala asam urat pada lutut, lakukan 5 perawatan di rumah yang sederhana ini (Sumber : Freepik.com)
Sehat15 Mei 2024, 16:15 WIB

Bisakah Jempol Tangan Terkena Gejala Asam Urat? Ini 5 Tandanya!

Ternyata asam urat tidak hanya menyerang persendian di kaki saja, tetapi juga bisa ke tangan. Salah satu yang sering terkena adalah bagian ibu jari. Sebaiknya untuk mengenali tanda-tanda asam urat di jempol tangan
Waspadai bila ada 5 tanda berikut ini di jempol tangan, karena kemungkinan gejala asam urat. (Sumber : Freepik.com)
Sehat15 Mei 2024, 16:00 WIB

Berapa Seharusnya Kadar Kolesterol Tinggi dan Normal Pada Lansia? Simak Disini

Mengetahui kadar kolesterol tinggi dan normal pada lansia sangat penting dilakukan.
Ilustrasi - Mengetahui kadar kolesterol tinggi dan normal pada lansia sangat penting dilakukan. (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi15 Mei 2024, 15:37 WIB

Kronologi, Identitas dan Dugaan, Lansia Tergeletak Tak Bernyawa di Nanggeleng Sukabumi

Seorang lansia Christina Tampubolon (71 tahun) ditemukan tergeletak tak bernyawa tepat di depan kantor Kelurahan Nanggeleng, Rabu 15 Mei 2024, sekira pukul 08:00 WIB, pagi.
Jenazah Christina Tampubolon (71 tahun) saat di rumah sakit | Foto : Ist
Sehat15 Mei 2024, 15:30 WIB

Inilah 7 Makanan Tinggi Lemak yang Masih Aman Dikonsumsi Penderita Kolesterol

Minyak zaitun adalah sumber lemak sehat, terutama asam lemak tak jenuh tunggal. Konsumsi minyak zaitun dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Telur Dadar Bayam. Makanan Tinggi Lemak yang Masih Aman Dikonsumsi Penderita Kolesterol (Sumber : Royco.co.id)
Sukabumi15 Mei 2024, 15:23 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Sukabumi Peringati May Day Bersama Pengusaha dan Buruh

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sukabumi, Oki Widya Gandha mengatakan pengusungan tema kolaborasi, kebersamaan serta gotong royong itu menandakan hubungan erat antara pemerintah, pengusaha serta para buruh.
BPJS Ketenagakerjaan Sukabumi peringati May Day | Foto : Dok. BPJS Ketenagakerjaan
Life15 Mei 2024, 15:15 WIB

8 Cara Membesarkan Anak Agar Memiliki Hati yang Baik, Yuk Bunda Terapkan

Ketika anak-anak melakukan tindakan kebaikan, Anda mungkin tidak mendorong mereka hanya karena orang lain tidak lagi dapat dipercaya.
gambaran membesarkan anak yang baik hati (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi15 Mei 2024, 15:08 WIB

Ayah Dihabisi Isu Dukun Santet, Kisah Tragis Dibalik Anak Bunuh Ibu di Sukabumi

Belum diketahui secara pasti apa motif Rahmat nekat membunuh ibu kandungnya.
Aparat memegang garpu yang digunakan Rahmat (25 tahun) untuk membunuh ibunya, Inas (43 tahun). Foto ini berlokasi di rumah korban dan tersangka di Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Selasa, 14 Mei 2024. | Foto: Istimewa
Inspirasi15 Mei 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Chef/Cook, Cek Kualifikasinya Disini

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Chef/Cook, Cek Kualifikasinya Disini. (Sumber : Freepik.com/@wirestock)