Kebutuhan Hingga Sulitnya Izin, DPRD Soal Munculnya Tambang Emas Ilegal di Sukabumi

Jumat 09 Juni 2023, 13:34 WIB
Petugas gabungan melakukan penutupan lubang tambang emas ilegal yang berada di area perhutani blok Cibuluh, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Kamis 8 Juni 2023. (Sumber : Ilyas Supendi).

Petugas gabungan melakukan penutupan lubang tambang emas ilegal yang berada di area perhutani blok Cibuluh, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Kamis 8 Juni 2023. (Sumber : Ilyas Supendi).

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi Andri Hidayana menungkapkan sejumlah hal yang menjadi penyebab munculnya aktivitas tambang emas ilegal di daerah Sukabumi Selatan. Pernyataan Andri ini terkait dengan kejadian tewasnya penambang emas ilegal atau gurandil.

Sebelumnya, 2 gurandil di lubang galian tambang emas ilegal di kawasan Perhutani Cibuluh, Kecamatan Ciemas pada Sabtu, 13 Mei 2023 dan Rabu, 17 Mei 2023.

Kejadian serupa juga terjadi di areal Perkebunan Tugu Cimenteng, Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong, Kamis, 8 Juni 2023. 2 Gurandil tewas tertimbun tebing longsor saat melakukan pendulangan emas di sungai.

Baca Juga: Singgung Tol Bocimi, Proyek Bukit Algoritma Sukabumi Mangkrak akibat Akses Jalan

Andri menyatakan pertambangan di Kabupaten Sukabumi yang begitu berpotensi mengundang hadirnya perusahaan tambang besar. Tapi kehadiran perusahaan tambang itu nyatanya tak menjadi solusi dan tak berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

“Masyarakat sekitar hanya menjadi penonton saja atau lebih tepatnya tikus mati di lumbung padi. Bukan satu atau dua perusahaan tambang yang hadir di Sukabumi, tapi ternyata hadirnya tidak menjadi solusi untuk masyarakat sekitar, apalagi meningkatkan kesejahteraan. Sehingga ada sebuah ketimpangan sosial dan menjadikan masyarakat melakukan penambangan ilegal karena terpaksa," ujarnya.

Baca Juga: Deretan 13 Film Jepang yang Tidak Lulus Sensor dan Dilarang Tayang di Dunia

Dia menyatakan aktivitas tambang ilegal yang dilakukan oleh masyarakat bukan merupakan sebuah pekerjaan, akan tetapi terdorong tuntutan kebutuhan untuk menafkahi anak istri atau keluarga.

Andri mengatakan masyarakat juga mempunyai keinginan melakukan aktivitas dengan nyaman dan aman, namun mereka dihadapkan dengan susahnya proses perizinan. “Sehingga mereka mengambil resiko, baik kaitan hukum yaitu resikonya ditangkap, dan resiko keselamatan karena mereka menambang dengan seadanya, tanpa pengamanan,” katanya.

Sedangkan perusahaan tambang besar mengeruk kekayaan alam secara besar-besaran dengan alat berat mereka nyaman dan tenang. “Perusahaan tambang besar juga mudah mendapatkan izin malah rakyat yang dipersulit, jadi dimana letak keadilannya,” katanya.

"Apa sih susahnya, pemerintah hadir memberikan solusi buat para penambang rakyat," kata Andri.

Baca Juga: Jual Sabu dan Puluhan Ribu OKT, 10 Orang Diamankan Polres Sukabumi

Dia menuturkan aktivitas tambang resmi dan tambang ilegal sama-sama menimbulkan kerusakan alam yang tentunya menjadi sebuah masalah baru yang akan mengancam keberlangsungan kehidupan dimasa yang akan datang termasuk kaitannya dengan kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sukabumi.

Rata-rata, kata Andri, penambang melakukan aktivitas penambangan di areal lahan kehutanan atau perkebunan HGU, di Kecamatan Simpenan, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Waluran, dan Kecamatan Ciemas.

Menurut Andri, peristiwa tewasnya gurandil di Ciemas dan Lengkong, kemudian kerusakan lingkungan dampak tambang dan kehadiran perusahaan pertambangan yang tak berdampak terhadap masyarakat harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pusat.

“Kita tidak bisa diam membiarkan nyawa melayang sia-sia, sudah saatnya pemerintah daerah dan pusat hadir dalam menyikapi keadaan ini,” ujarnya.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Baru di Sukabumi, Harga Murah 15 Ribuan Aja!

"Insya Allah dalam waktu dekat saya akan membawa masalah ini ke parlemen, agar kita bersama-sama mencari solusi terbaik untuk semuanya," terangnya.

"Kita akan mengundang semua pihak, agar sama-sama memikirkan dan mencari jalan keluar terbaik mengenai permasalahan ini. Bila diperlukan kami akan mengundang kementerian sekalian dan pihak dinas provinsi, kepolisian, dan instansi terkait, serta perusahan tambang emas, para penambang rakyat, agar masalah ini bisa terpecahkan demi Sukabumi yang kita cintai," imbuhnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Keuangan07 Mei 2024, 09:30 WIB

7 Tantangan Orang Kaya Agar Tidak Jatuh Miskin, Jangan Lengah!

Dengan manajemen keuangan yang tepat, disiplin, dan perencanaan yang baik, orang kaya dapat memitigasi risiko dan menjaga kekayaan mereka dari kemungkinan jatuh miskin.
Ilustrasi. Orang kaya. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi stabilitas keuangan seseorang meskipun memiliki kekayaan yang substansial. (Sumber : pexels.com/AndreaPiacquadio)
Sehat07 Mei 2024, 09:00 WIB

6 Bahan Alami yang Efektif Mengatasi Sakit Lambung, Maag dan Gangguan Pencernaan

Anda dapat mengatasi asam lambung dan meningkatkan kualitas hidup Anda dengan mengonsumsi bahan-bahan alami.
Ilustrasi Teh Chamomil - Anda dapat mengatasi asam lambung dan meningkatkan kualitas hidup Anda dengan mengonsumsi bahan-bahan alami.  (Sumber : Freepik.com/@8photo)
Nasional07 Mei 2024, 08:54 WIB

Tak Masuk Akal, Drh Slamet Kritik Rencana Impor Beras Akibat Gelombang Panas

Slamet menyebut kondisi negara-negara pengimpor lebih parah ketimbang Indonesia.
Anggota Komisi IV DPR RI F-PKS drh Slamet mengkritik rencana impor beras yang diusulkan pemerintah pada tahun ini. | Foto: Istimewa
Sukabumi07 Mei 2024, 08:30 WIB

Kota Sukabumi dalam Musrenbangnas 2024, Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan

Kusmana akan bersinergi dengan pemerintah pusat dalam melaksanakan program.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji (kanan) dan Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi Asep Suhendrawan (kiri) hadir dalam Musrenbangnas 2024, Senin, 6 Mei 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat07 Mei 2024, 08:00 WIB

Tetap Hati-hati, Ini 7 Tantangan Hidup Sehat Bagi Penderita Asam Lambung

Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dalam tubuh, sehingga dapat memperburuk gejala asam lambung.
Ilustrasi - Sakit Perut. Tantangan Hidup Sehat Bagi Penderita Asam Lambung. (Sumber : Freepik.com/@diana.grytsku)
Life07 Mei 2024, 07:00 WIB

7 Ciri Anak Stres Karena Memiliki Masalah di Sekolah, Tingkahnya Beda!

Anak yang bermasalah di sekolah bisa kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan sebagai respons terhadap stres, dan juga mungkin memiliki masalah tidur, seperti kesulitan tidur atau terbangun dalam tidur.
Ilustrasi. Ciri Anak Stres Karena Memiliki Masalah di Sekolah (Sumber : pixabay.com/@ธนาวุธเกตุชีพ)
Sehat07 Mei 2024, 06:00 WIB

5 Air Rebusan untuk Mengobati Asam Lambung Secara Alami

Cara membuat air rebusan untuk mengobati asam lambung bisa dengan mencampurkan salah satu atau beberapa bahan alami berikut ke dalam air panas, biarkan meresap beberapa saat, kemudian saring dan minum air rebusan tersebut.
Ilustrasi. Jahe. Air Rebusan untuk Mengobati Asam Lambung Secara Alami (Sumber : Freepik)
Science07 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 7 Mei 2024, Sukabumi Cerah dari Pagi Hingga Malam

Prakiraan cuaca tanggal 7 Mei 2024 wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi
Ilustrasi. Prakiraan cuaca tanggal 7 Mei 2024 wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi. | Foto: Pixabay/yeskay1211
Sukabumi06 Mei 2024, 22:27 WIB

Momen Hardiknas, Diarpus Sukabumi Bicara Program Pendukung Gerakan Merdeka Belajar

Kepala Diarpus Kabupaten Sukabumi Aisah dukung gerakan merdeka belajar agar generasi Indonesia emas bisa tercapai.
Program Pusling Diarpus Kabupaten Sukabumi di SMK Doa Bangsa Palabuhanratu 30 Maret 2024. (Sumber : IG UPP Palabuhanratu)
Sukabumi06 Mei 2024, 21:34 WIB

UPTD PU Sagaranten Tangani Longsor di Irigasi Binongsari Curugkembar Sukabumi

UPTD PU Wilayah Sagaranten melakukan penanganan sementara bencana longsor yang sempat menimbun aliran irigasi Binongsari Curugkembar Sukabumi.
Kabag TU UPTD Wilayah Sagaranten, Ami Amalia saat meninjau  penanganan longsor di Daerah Irigasi (DI) Binongsari, Curugkembar Sukabumi. (Sumber : Istimewa)