SUKABUMIUPDATE.com - Jumlah penumpang angkutan umum di Kota Sukabumi semakin merosot. Selain beralih ke kendaraan pribadi khususnya motor, jasa angkutan umum berbasis online juga berdampak besar pada berkurangnya penumpang dan penghasilan operator angkutan umum konvensional.
Humas Organda (Organisasi Angkutan Daerah) Kota Sukabumi, Dedi Sudarwadi usai rapat di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Rabu (22/3), menegaskan bahwa kondisi ini akan mengancam kelangsungan bisnis transportasi umum. “Penumpang angkutan umum saat ini memang merosot, selain beralih ke kendaraan pribadi khususnya motor, keberadaan jasa angkutan berbasis online juga menjadi saingan," keluhnya kepada sukabumiupdate.com.
Jauh sebelumnya angkutan berbasis online ada di Kota Sukabumi, menurut Dedi penumpang angkutan umum sudah menurun hingga 60 persen. “Sejak angkutan online muncul, kita makin terjepit. Saat ini angkutan konvensional hanya kebagian kurang lebih 20 persen dari potensi penumpang yang ada,†katanya.
Dedi berharap ada pengaturan kembali trayek untuk angkutan umum konvensional, terutama jalur-jalur yang selama ini belum terlayani. “Serba salah, kalau kita tuntut online ditutup masyarakat yang protes karena saat ini kebutuhannya memang sudah berubah. Tapi kami butuh solusi,†tuturnya.
Salah seorang sopir angkutan umum perkotaan trayek Kota Sukabumi – Cisaat, Dadang (41) membenarkan jika saat ini mereka butuh solusi dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. “Sekarang mah dapet uang buat nutupin setoran saja udah alhamdulillah. Malah kadang kadang tekor. Kami berharap tidak ada lagi kenaikan tarif dan BBM (bahan bakar minyak), bisa mati usaha kami,†singkatnya.
BACA JUGA:
Mendinginkan Kisruh Angkutan Umum dan Online di Kota Sukabumi
Sopir Angkot: Kapan Jalan ke Terminal Sukaraja Kabupaten Sukabumi Diperbaiki
Diduga Ngantuk, Angkot 08 Hantam Innova dan Dua Tiang Telepon di Kota Sukabumi
Â