SUKABUMIUPDATE.com – Peristiwa meninggalnya Titin (64 tahun) usai mencairkan Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) di Kantor Pos Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Selasa pagi (30/12/2025), memicu perhatian serius pemerintah setempat. Insiden ini menjadi landasan desakan evaluasi sistem penyaluran bantuan agar lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Camat Cibadak, Mulyadi, bergerak cepat dengan mengunjungi rumah duka di Desa Warnajati untuk memastikan kronologi kejadian sekaligus memberikan dukungan moral kepada keluarga korban. Informasi duka tersebut pertama kali ia terima dari Kapolsek Cibadak saat dirinya sedang menjalankan agenda kedinasan di lapangan.
Mulyadi mengisahkan, saat kejadian ia tengah meninjau perbaikan bendungan dan mengecek kondisi sebuah madrasah yang dilaporkan nyaris roboh di wilayah Sukasirna.
“Setelah ditelepon Pak Kapolsek, saya langsung ke rumah duka sekitar setengah dua siang untuk menemui pihak keluarga,” ujar Mulyadi kepada sukabumiupdate.com Selasa sore.
Baca Juga: Jatuh Pingsan, Wanita Paruh Baya Meninggal Dunia Dalam Antrean BLT Kesra di Kantor Pos Cibadak
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban berangkat dari rumah dalam kondisi tampak sehat. Meski demikian, pihak keluarga mengakui bahwa korban memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).
“Pas berangkat sehat-sehat saja, tapi memang kata anaknya ibunya punya keluhan darah tinggi,” jelas Mulyadi.
Mulyadi juga mengklarifikasi terkait situasi di lokasi kejadian. Berdasarkan laporan petugas dan pendamping, proses penyaluran bantuan di Kantor Pos Cibadak sebenarnya berjalan tertib. Tidak ada aksi desak-desakan, dan penerima kategori lansia telah mendapatkan pelayanan prioritas.
“Tidak berdesakan, antrean juga tidak padat. Lansia memang mendapat pelayanan khusus. Kejadiannya setelah selesai pencairan, katanya korban merasa pusing,” ungkapnya.
Ia menambahkan, petugas Kantor Pos dan tim monitoring juga berada di lokasi selama proses penyaluran berlangsung. Hingga kegiatan selesai, penyaluran bantuan dilaporkan berjalan tertib.
Baca Juga: Daftar Tarif Resmi Parkir di Kabupaten Sukabumi Menurut Perda 2025, Termahal Rp30 Ribu
Dorong Mekanisme Jemput Bola
Kendati prosedur di lokasi sudah dinilai sesuai standar, Mulyadi menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh. Ia secara resmi telah menyampaikan masukan kepada pihak Kantor Pos agar mekanisme penyaluran bantuan ke depan dapat dilakukan langsung di tingkat desa atau melalui sistem "jemput bola".
Usulan ini pun telah dibahas bersama unsur kepolisian dan TNI (Forkopimcam). Menurutnya, penyaluran di desa akan mengurangi risiko bagi warga lansia serta meminimalisir dampak kemacetan, terutama menjelang perayaan Tahun Baru 2026.
“Saya sudah sampaikan ke Kantor Pos, kalau memungkinkan pembagiannya bisa di desa saja, jemput bola. Apalagi menjelang tahun baru, ada potensi kemacetan,” kata Mulyadi.
Sejauh ini, pihak Kantor Pos belum memberikan keputusan final atas usulan tersebut dan masih akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan terkait teknis jadwal penyaluran di wilayah lain.
Menutup keterangannya, Mulyadi menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Ia juga mengimbau masyarakat penerima bantuan lainnya untuk senantiasa memperhatikan kondisi kesehatan pribadi sebelum berangkat ke lokasi penyaluran.
“Kepada masyarakat penerima BLT, silakan melihat situasi dan kondisi. Kalau dirasa padat, bisa menunggu supaya lebih nyaman,” pungkasnya.





