SUKABUMIUPDATE.com - Suasana penuh khidmat dan sukacita menyelimuti perayaan Natal tahun 2025 di Gereja Katolik St. Fransiskus Asisi, di Jalan Kidang Kencana, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ratusan jemaat tampak larut dalam doa, merayakan kelahiran Yesus Kristus dengan penuh harapan.
Salah satu jemaat Gereja Katolik St. Fransiskus Asisi, Rudy Julio Purba, mengungkapkan bahwa Natal tahun ini memiliki makna teologis yang mendalam. Menurutnya, perayaan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momen untuk memperingati kelahiran Sang Juru Selamat sebagai bukti nyata kasih Allah kepada dunia.
"Makna utamanya adalah kasih dan pengampunan. Natal mengajarkan kita tentang kasih yang tulus kepada sesama tanpa memandang perbedaan, serta menguatkan kembali ajaran untuk saling mengasihi dan mengampuni," ujar Rudy kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (25/12/2025).
Rudy menambahkan, kelahiran Kristus dipahami membawa terang, kedamaian, dan harapan baru. Hal ini menjadi sangat relevan di tengah berbagai tantangan global seperti bencana atau konflik yang terjadi belakangan ini.
Baca Juga: Kota Bekasi Tertinggi Rp5.999.443, Urutan 27 UMK di Provinsi Jabar 2026 hingga Terendah
"Momen ini mengingatkan kita bahwa Yesus dapat ditemui dalam wajah orang-orang yang menderita," katanya.
Selain makna teologis, Natal 2025 juga membawa harapan khusus bagi umat Katolik di Palabuhanratu. Rudy menjelaskan bahwa tema Natal nasional dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) tahun ini adalah "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga".
"Tema ini memunculkan harapan khusus agar setiap keluarga mengalami kehadiran Tuhan yang membawa terang, damai, dan keselamatan," tutur Rudy.
Sementara itu, semangat toleransi juga terasa kental. Mengacu pada tema Natal Kementerian Agama (Kemenag) 2025 yakni "Merawat Keragaman, Hormati Perbedaan" atau "Sea Light: Christmas, Loving God, Harmony and Humanity Together", jemaat diajak untuk menumbuhkan harapan kuat akan terpeliharanya harmoni dan persaudaraan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Di akhir pesannya, Rudy menyebut bahwa perayaan Natal kali ini diwarnai perasaan syukur dan tenang. Umat diajak untuk merefleksikan makna kelahiran yang sederhana namun penuh arti, terlepas dari kemewahan duniawi.
"Renungan Natal tahun ini mendorong kita untuk merefleksikan diri, menjadi pribadi yang lebih baik, dan memikirkan orang-orang yang kurang beruntung di sekitar kita," pungkasnya.




