SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 16 rumah warga di Kampung Sawah Tengah, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, hilang tersapu amukan Sungai Cidadap. Peritiwa terjadi akibat luapan Sungai Cidadap ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu (14/12/2025) sekira pukul 22:00 Wib malam.
Tokoh masyarakat setempat, Ustaz Abdul Manan, menyampaikan bahwa data kerusakan bertambah dibandingkan laporan pada Selasa (16/12/2025) yang sebelumnya mencatat tujuh rumah terdampak. Dalam perkembangannya, sebagian besar bangunan di kampung tersebut kini telah ambruk ke aliran sungai.
“Dari total 23 rumah yang ada, 16 rumah sudah ambruk ke sungai. Sisanya, tujuh rumah, juga masih terancam karena aliran Sungai Cidadap sampai sekarang masih meluap,” ujar Manan kepada sukabumiupdate.com, Rabu (17/12/2025).
Manan menjelaskan, sebanyak 16 rumah yang ambruk tersebut berada di satu titik di Kampung Sawah Tengah dan belum termasuk kerusakan di kampung-kampung lain yang berada di sepanjang bantaran sungai yang sama.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Cibadak Sukabumi: Motor Oleng di Tikungan, Satu Tewas
Menurut Manan, fenomena alam ini terjadi sangat cepat hanya dalam satu malam. Bibir sungai yang sebelumnya berjarak ratusan meter dari permukiman warga, kini telah memakan habis daratan tempat tinggal mereka.
“Ini lemburnya (kampung) sudah jadi kali (sungai). Yang tadinya permukaan sungai jaraknya 300 meteran lebih dari seberang, sekarang kalinya sudah ada di rumah di sini,” katanya menggambarkan kondisi terkini.
Dengan hamparan tanah yang telah berubah menjadi aliran sungai, warga memastikan tidak ada lagi kemungkinan untuk kembali ke rumah. Mereka meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret berupa relokasi ke tempat yang aman dan layak huni.
“Mohon segera cepat. Relokasi dan pengungsian yang layak dihuni. Bapak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Sukabumi Haji Asep Jafar, mohon responsnya. Gercep, digercepkan,” tegas Manan.
Saat ini, seluruh warga Kampung Sawah Tengah mengungsi di SD Negeri Kawungluwuk. Mereka meninggalkan kampung halaman yang kini telah menjadi bagian dari aliran Sungai Cidadap, sambil menunggu kepastian nasib dan tindak lanjut dari pemerintah provinsi maupun daerah.





