SUKABUMIUPDATE.com - Petani di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, mulai memasuki masa panen padi sejak sekitar satu pekan terakhir di bulan Desember 2025. Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas panen sudah berlangsung di sejumlah desa, di antaranya Desa Sumberjaya, Desa Buniasih, dan Desa Tegalbuleud.
Salah seorang petani asal Desa Tegalbuleud, Ipey, mengatakan harga padi di tingkat petani saat ini cukup bervariasi. Untuk padi basah, harga mencapai Rp 5.500 per kilogram, sedangkan padi kering dijual hingga Rp 6.500 per kilogram.
“Kalau di kampung kami, padi basah sekarang sekitar Rp 5.500, sedangkan yang kering Rp 6.500 per kilo. Biasanya panen pertama ini kebanyakan petani langsung menjual ke tengkulak,” ujar Ipey kepada Sukabumiupdate.com, Selasa (16/12/2025).
Ia menambahkan, pembeli padi tidak hanya berasal dari wilayah setempat, melainkan dari luar daerah juga seperti Karawang. Hal ini sudah menjadi kebiasaan setiap awal musim panen.
Petani lainnya, Dede, menyebutkan bahwa selain dijual per kilogram, sebagian petani juga memilih sistem borongan. Dalam sistem ini, padi bisa dijual berdasarkan luasan lahan atau per patok.
“Kalau sistem borong biasanya per patok, satu patok sekitar 400 meter persegi. Harganya berkisar antara Rp 1,3 juta sampai Rp 1,5 juta, tergantung kualitas padinya,” jelas Dede.
Baca Juga: Pria 50 Tahun Tersangka Pemerkosaan 3 Siswi SMP di Sukabumi Diringkus Polisi
Sementara itu, Kepala Desa Buniasih, Badrudin, mengungkapkan harga gabah di wilayahnya masih fluktuatif. Menurutnya, harga padi basah saat ini berada di kisaran Rp 5.500 hingga Rp 5.800 per kilogram.
“Harganya memang bervariasi, ada yang Rp 5.500, Rp 5.600, bahkan sampai Rp 5.800, dan padi kering Rp 6.800 per kilogram. Untuk panen pertama, umumnya petani menjual hasilnya dulu sebagai modal tanam kedua. Nanti panen berikutnya baru lebih banyak dikonsumsi sendiri,” kata Badrudin.
Musim panen padi di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. | SU/Ragil Gilang.
Terpisah, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tegalbuleud, Jasman, menyampaikan bahwa Kecamatan Tegalbuleud mencakup delapan desa dengan total luas lahan sawah sekitar 2.400 hektare. Saat ini, sebagian lahan sudah mulai dipanen secara bertahap.
“Panen sudah mulai berjalan meski belum serentak. Untuk harga pembelian pemerintah (HPP), padi basah atau Gabah Kering Panen (GKP) ditetapkan Rp 6.500 per kilogram dan padi kering atau Gabah Kering Giling (GKG) Rp 7.000 per kilogram,” ungkap Jasman.
"Kami berharap panen kali ini dapat memberikan hasil yang optimal bagi petani serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi," tutupnya.
Pemerintah sendiri saat ini terus berupaya menjaga keseimbangan harga pangan, baik di tingkat produsen maupun konsumen agar harga di tingkat petani tidak anjlok.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan tersebut berlaku secara menyeluruh, tidak hanya untuk Perum Bulog, tetapi juga bagi seluruh pelaku usaha penggilingan padi.
Gabah Kering Panen (GKP) merupakan gabah yang baru dipanen langsung dari lahan pertanian. Umumnya, gabah ini masih memiliki kadar air yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 24 hingga 27 persen.
Sementara itu, Gabah Kering Giling (GKG) adalah gabah yang telah melalui proses pengeringan dan siap untuk digiling. Jenis gabah ini harus memiliki kadar air tidak lebih dari 14 persen.




