SUKABUMIUPDATE.com - Kehadiran Kereta Wisata Jaka Lalana dinilai akan membuka akses pariwisata yang lebih luas di koridor Bogor-Sukabumi-Cianjur, sekaligus menjadi alternatif moda transportasi wisata massal yang ramah lingkungan.
Aksesibilitas yang semakin terbuka ini diyakini mampu mendorong peningkatan kunjungan ke berbagai destinasi wisata di sepanjang jalur kereta.
“Kereta wisata ini akan membuka akses wisata lebih mudah dan mendorong peningkatan kunjungan ke destinasi wisata sepanjang rute,” ujar Pakar Ekowisata IPB University, Rini Untari kepada sukabumiupdate.com, Senin (15/12/2025).
Di sisi lain, moda transportasi ini dianggap dapat menekan angka kemacetan di masa liburan karena akan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi.
“Tentu dalam konteks ekowisata pada aspek minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan berupa polusi udara, apalagi informasinya PT KAI sudah berkomitmen menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” kata dia.
Baca Juga: Sempat Lumpuh Tertutup Longsor, Akses Bagbagan-Kiaradua Kembali Normal
Dalam aspek sosial budaya, kata Rini, kehadiran Kereta Wisata Jaka lalana juga akan membangun interaksi sosial dengan suguhan berbeda.
“Termasuk moda transportasi ini mengusung konsep heritage sebagai akomodasi modern yang memiliki awareness pada pelestarian budaya, sejarah jalur kereta dan pengembangan wisata,” ucapnya.
Selain itu, peluang ekonomi warga lokal juga dinilai akan meningkat, khususnya bagi para pelaku UMKM di sekitar stasiun yang dilalui Jaka Lalana.
Meski demikian, menurutnya lonjakan kunjungan wisata juga menyimpan potensi risiko yang perlu diantisipasi secara serius.
“Aktivitas kunjungan diupayakan tidak melebihi daya dukung kawasan karena akan berdampak pada alam, aspek kenyaman dan kepuasan wisatawan serta kunjungan kembali,” tegasnya.
Baca Juga: Sukabumi Ternyata Miliki Ratusan Hektare Kebun Sawit, Lokasinya di Kawasan Geopark Ciletuh
Dalam hal ini, Rini juga mengingatkan pentingnya kesamaan visi dan regulasi yang implementatif agar realisasi Jaka Lalana dapat menjadi model kereta wisata berbasis ekowisata di Jawa Barat.
“Rekomendasi untuk menjadikan Jaka Lelana menjadi model kereta wisata berbasis ekowisata yang berhasil di Jawa Barat adalah membangun kolaborasi berupa integrated tourism yang inklusif dan sustain," tandasnya.
"Didukung regulasi yang mampu diimplementasikan berbagai stakeholder wisata karena akan berhubungan dengan moda transportasi dan pengembangan ekowisata yang multisektor serta membangun kesadaran kolektif antar pelaku industri, pemerintah dan wisatawan,” pungkasnya.




