SUKABUMIUPDATE.com - Di sebuah rumah sederhana berdinding bilik berukuran 5 x 7 meter di Kampung Cibeber 2, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Okah (35 tahun) tampak duduk di tengah rumah ditemani sang ibu, kakak perempuan, serta putra bungsunya yang baru berusia dua tahun.
Meski berusaha tegar, Okah tak bisa menyembunyikan kegelisahannya menunggu kabar pasti tentang suaminya, Rifa, salah satu dari delapan warga Sukabumi yang dilaporkan terjebak bencana banjir bandang di pedalaman Aceh.
Rumah Okah berdiri terpencil sekitar 200 meter dari hunian warga lain, berada di kaki Bukit Garu yang pernah longsor pada 22 Desember 2024. Dalam suasana rumah yang sederhana dan sunyi itulah Okah menerima kunjungan sukabumiupdate.com, Kamis (4/12/2025).
“Betul itu suami saya, udah tiga bulan lebih di Aceh,” ujar Okah lirih, membenarkan bahwa pria dalam video yang beredar meminta pertolongan karena terjebak banjir bandang adalah suaminya, Rifa.
Baca Juga: Dampak Hujan Deras di Cisolok Sukabumi: Sungai Meluap Hingga Pagar Sekolah Ambruk
Rifa diketahui berangkat merantau ke Aceh sekitar tiga bulan lalu bersama rekan-rekannya dari Kecamatan Pabuaran. Mereka bekerja sebagai penambang. Empat orang berangkat dari Pabuaran saat itu satu dari Desa Sirnasari, tiga dari Bantarsari, namun satu di antaranya sudah lebih dulu pulang sebelum bencana terjadi.
Informasi terakhir yang diterima Okah, Rifa dan kawan-kawannya terjebak di kawasan hutan Aceh, dengan persediaan makanan yang semakin menipis. “Malam kemarin sempat telepon, tapi putus-putus, tidak begitu jelas,” ungkapnya.
Dalam keterbatasannya, Okah menyampaikan harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi serta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), agar dapat membantu proses evakuasi dan pemulangan suaminya.
“Harapan saya mudah-mudahan bisa cepet pulang lagi aja ke rumah, sehat selamat. Pengen dibantu pemerintah Kabupaten Sukabumi, relawan, orang-orang baik, KDM. Pengen segera dibantu pulangin suami saya.” tuturnya.
Okah mengatakan, sejak suaminya berangkat merantau, ia harus mengurus empat anak mereka seorang diri, termasuk anak bungsunya yang masih Balita. “Anak saya empat. Yang kecil baru dua tahun, yang satu sekolah kelas 3 SD, ada yang kelas 1 SMP, yang gede umur 16 tahun,” ujarnya.
Meski diliputi rasa cemas, Okah tetap berharap kabar baik datang dari Aceh. Ia hanya ingin suaminya pulang dengan selamat, berkumpul kembali dengan keluarga.






