SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah video yang menampilkan aksi pelajar yang memprank guru dan Kepala Sekolah dengan pura-pura ditangkap polisi mendadak viral di media sosial. Diketahui video tersebut pertama kali viral setelah dibagikan oleh akun Instagram @asrikhoerunisa, ia menuliskan caption momen yang mengharukan dan tak akan terlupakan.
“Momen yang tak akan terlupakan. Persembahan dari murid-murid @smpnegeri1cicurug hari ini membuat seluruh peserta upacara seperti Kepala sekolah, guru-guru, hingga seluruh siswa menguras emosi—lalu pecah oleh haru. Ya Allah, jadikan anak-anak ini generasi yang kuat, berakhlak mulia, dan membawa cahaya untuk masa depan,” tulisnya.
Dalam video yang beredar terlihat suasana upacara yang awalnya berlangsung khidmat berubah tegang dan menjadi haru. Seorang guru yang mengenakan seragam batik dan selempang petugas upacara tampak emosi saat dua anggota kepolisian menggiring sejumlah pelajar yang disebut bolos sekolah, membawa senjata tajam, dan terindikasi akan tawuran. Para pelajar tersebut sempat dimarahi hingga suasana lapangan sekolah menjadi tegang.
Baca Juga: Jadi Sorotan Warga, Vila yang Disebut Milik Terduga Pelaku Walid Versi Sukabumi
Namun situasi tersebut seketika berubah setelah para pelajar bersorak dan memberikan hadiah serta ucapan terima kasih dalam rangka Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November. Guru yang awalnya marah terlihat terharu sekaligus tersenyum setelah mengetahui bahwa kejadian itu merupakan kejutan.
Plt Kepala Sekolah SMPN 1 Cicurug, Kandar, menuturkan bahwa pihak sekolah tidak mengetahui rencana prank tersebut. Ia menjelaskan, semula ada informasi mengenai pelajar yang bergerombol dan diduga melakukan pelanggaran pada hari sebelumnya, sehingga para guru mengira kejadian dalam upacara itu benar-benar masalah serius.
“Kami merayakan Hari Guru pada hari Senin karena Selasa ada peringatan tingkat kecamatan. Semua petugas upacara dari guru, dan kami tidak mengira akan terjadi seperti itu,” ujar Kandar kepada Sukabumiupdate.com, Jumat (28/11/2025).
Baca Juga: Pilar Rusak, Perawatan Jembatan Lama Pamuruyan Sukabumi Dikebut di Tengah Proyek Mangkrak
Setelah upacara, Kandar sempat diminta bertemu Kapolsek. Ia mengaku sempat curiga karena khawatir ada pelajar yang tawuran atau pingsan saat upacara seperti kejadian sebelumnya. Namun saat menuju lapangan, ia melihat sejumlah pelajar telah dibariskan polisi dan diminta membuka tas.
Menurutnya, saat salah satu tas ditemukan berisi obat-obatan (yang ternyata bagian dari skenario prank), ia sempat panik dan kecewa. “Emosi saya memuncak, saya pikir ini benar-benar kejadian. Standar kami jelas, jika terlibat tawuran ada sanksi tinggi,” ucapnya.
Situasi memanas itu berakhir ketika dari salah satu sudut sekolah muncul asap sebagai pertanda kejutan dimulai. “Ternyata prank. Saya sampai mengusap dada karena kaget. Anak-anak langsung meminta maaf,” kata Kandar.
Kandar mengungkapkan, informasi yang ia terima menyebutkan bahwa siswa awalnya meminta izin kepada Babinsa untuk mengatur prank tersebut, lalu pihak sekolah dan kepolisian membantu mengatur batasannya agar tidak berlebihan.
Melalui kejadian itu, Kandar berharap siswa-siswi dapat mengambil pelajaran tentang arti kekhawatiran seorang guru kepada muridnya. “Guru selalu khawatir terhadap anak didiknya, kadang lebih dari kepada anak sendiri,” ujarnya.
Ia berpesan agar para pelajar terus membangun karakter yang baik. “Sepintar apapun, kalau terlibat tawuran atau tindakan yang tidak seharusnya dilakukan, masa depan akan hancur. Jagalah diri, bertemanlah dengan orang-orang yang baik,” pungkasnya.





