SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi memprihatinkan dialami Wa Eroh (73 tahun), seorang janda lansia asal Kampung Nangkawangi RT 04/06, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Hampir tidak lagi menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) meski namanya masih tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sehari-hari, Wa Eroh hidup bersama anak lelakinya, menempati sebuah rumah panggung berukuran 5 x 4 meter yang terbuat dari bilik bambu dan triplek. Rumah sederhana itu berdiri di atas lahan milik saudaranya, serta merupakan hasil swadaya warga, komunitas, dan Pemerintah Desa Cikangkung.
Menurut keponakannya, Nina Herlina, kondisi uwanya semakin sulit sejak bantuan BPNT yang biasa diterima setiap tiga bulan tak lagi muncul.
“Terakhir kali menerima BPNT itu bulan Desember 2024. Setelah itu sampai sekarang kartunya selalu kosong ketika digesek di ATM. Sudah hampir setahun tidak pernah dapat lagi,” ujar Nina kepada Sukabumiupdate.com, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Diduga Limbah Tambak Udang, Warga Keluhkan Buih Putih Berbau Cemari Pantai Cipatuguran Sukabumi
Yang membuat keluarga bertanya-tanya, kata Nina, adalah fakta bahwa sejumlah warga lain yang dinilai lebih mampu justru masih tetap menerima bantuan tersebut.
“Aneh, yang kondisinya lebih sejahtera masih dapat. Sementara Wa Eroh yang jelas-jelas tidak mampu malah tidak kebagian. Setiap dicek, saldonya zonk,” tambahnya.
Sejak suaminya meninggal puluhan tahun yang lalu, Wa Eroh menjalani hidup sebagai buruh tani. Namun seiring usia yang kian renta, ia tak lagi mampu bekerja seperti dulu. Kini ia hanya mengandalkan pemberian anaknya dengan ekonomi pas - pasan, dan saudara untuk kebutuhan sehari-hari.
“Dulu masih terbantu dengan adanya BPNT. Sekarang karena tidak dapat, Wa Eroh kembali harus meminta-minta bantuan keluarga,” jelas Nina.
Baca Juga: Dulu Tinggal di Gubuk, Abah Misjo Kini Miliki Rumah Layak Berkat Sukabumiupdate Peduli & Donatur
Wa Eroh telah menjadi KPM dan memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sejak 2020. Namun pihak keluarga belum mendapat penjelasan jelas terkait alasan penghentian bantuan tersebut. Nina berharap pihak terkait, baik dinas sosial, maupun Kementerian Sosial, segera melakukan pengecekan ulang.
“Kalau memang ada pemblokiran atau dicoret atas hasil survei BPS, seharusnya petugas benar-benar melihat kondisi di lapangan. Untuk warga seperti Wa Eroh yang tidak mampu, bantuan ini sangat berarti,” tegasnya.
"Keluarga berharap pemerintah dapat memulihkan kembali hak Wa Eroh sebagai penerima BPNT agar beban hidupnya yang sudah lanjut usia dapat sedikit berkurang," pungkasnya.


