SUKABUMIUPDATE.com – Hujan deras dan dinginnya udara di lereng Gunung Salak nyaris merenggut nyawa seorang pendaki perempuan berinisial ZR (20 tahun). Pendaki asal Bogor itu sempat tidak sadarkan diri akibat gejala hipotermia saat turun melalui jalur Cimelati, Kabupaten Sukabumi, Rabu (22/10/2025).
Beruntung, tim gabungan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), SAR Khatulistiwa, dan warga sekitar berhasil menemukannya tepat waktu. ZR dievakuasi dalam kondisi lemah namun selamat.
Petugas TNGHS pintu pendakian Cimelati, Muhammad Ali Mufti mengatakan, ZR mulai menunjukkan gejala hipotermia di Pos 2, tepatnya sekitar titik HM 20 atau sekitar dua kilometer dari pintu pendakian Cimelati. Saat itu, korban tengah dalam perjalanan turun dari Pos 4 dan sempat diguyur hujan deras sekitar pukul 16.00 WIB.
“Korban terserang gejala hipotermia setelah kehujanan cukup lama. Beruntung saat itu korban bertemu dengan Tim Smart Patrol TNGHS yang sedang bertugas di Pos 2,” ujar Mufti kepada sukabumiupdate.com, Kamis (23/10/2025).
Baca Juga: Motif Balas Dendam di Balik Aksi Pembacokan Siswa SMK di Cibadak Sukabumi
Saat ditemukan, ZR dalam kondisi tubuh menggigil hebat dan tidak merespons. Petugas segera mengevakuasi korban ke tenda untuk mendapatkan pertolongan pertama.
“Kami langsung ganti pakaiannya, dibungkus dengan jas hujan agar suhu tubuhnya naik, dan diberi makanan serta minuman hangat. Alhamdulillah setelah itu korban sadar,” jelasnya.
Mufti menyebut, laporan mengenai kondisi korban diterima petugas sekitar pukul 19.30 WIB dari rekan korban yang lebih dulu turun untuk meminta bantuan. Setelah memastikan identitas dan lokasi korban, tim gabungan yang terdiri dari tujuh personel TNGHS, sembilan anggota SAR Khatulistiwa, serta empat warga sekitar bergerak menuju lokasi dan tiba di Pos 2 sekitar pukul 20.30 WIB.
Evakuasi berlangsung sulit karena hujan deras membuat jalur licin. Tim akhirnya memutuskan membawa korban turun tanpa tandu, dengan cara bergantian memapah. Sekitar pukul 21.30 WIB, korban berhasil dibawa ke Pos Simaksi Cimelati untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Setengah sembilan malam kami sudah tiba di Pos 2. Evakuasi dilakukan secara manual karena kondisi medan yang sulit. Cuaca hujan deras sempat menghambat proses evakuasi. Petugas sempat menunggu hujan reda sambil menstabilkan kondisi korban dengan memberi makanan dan minuman hangat. Setelah kondisi korban memungkinkan, tim secara bergantian menggendong korban turun ke bawah,” ungkap Mufti.
Baca Juga: 5 Korban Dilarikan ke RS, Polisi Jelaskan Kronologis Kecelakaan Beruntun di Palabuhanratu Sukabumi
Lebih lanjut, Mufti menuturkan bahwa seluruh anggota rombongan pendaki yang terdiri dari delapan orang telah terkonfirmasi dalam keadaan aman.
Dari pengalaman petugas, kasus hipotermia di Gunung Salak umumnya disebabkan oleh pendaki yang memaksakan diri naik atau turun pada sore hingga malam hari. “Padahal SOP kami sudah jelas. Kalau berangkat jam tujuh pagi, harusnya sebelum jam dua belas siang sudah sampai puncak. Banyak yang tidak disiplin, kelelahan, kehujanan, dan kurang logistik,” ungkapnya.
Kini, kondisi ZR sudah sadar dan stabil. Mufti mengimbau para pendaki agar lebih memperhatikan kondisi cuaca dan tidak memaksakan diri saat mendaki. Ia juga meminta para pendaki mematuhi aturan pendakian serta menyiapkan perlengkapan pribadi dengan baik.
“Bawa logistik secukupnya, obat-obatan, dan perlengkapan darurat seperti emergency blanket. Jangan memaksakan diri kalau kondisi tidak memungkinkan,” pungkasnya.