Hitung Yuk, Apakah Kamu Alami Gangguan Kecemasan Selama Pandemi?

Kamis 25 Juni 2020, 04:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan kecemasan rentan dialami banyak orang di masa pandemi seperti saat ini. Ketidakpastian ekonomi, kesehatan, hingga keamanan memang tengah dialami banyak orang.

Sayangnya, menurut Dokter Spesialis Kejiwaan Dr. Elisa Tandiono, Sp.KJ diagnosis gangguan kecemasan menyeluruh sering terlambat atau bahkan tidak terdiagnosis.

Alhasil pasien yang berkonsultasi ke pakar kebanyakan dalam keadaan sudah terlambat.

"Karena biasanya mereka nggak tahu ini bisa diobatin, cemas biasa aja, tapi sudah merupakan gangguan apabila gejala berlebihan dan hampir setiap waktu. Terjadilah gejala gangguan fungsi kehidupan," terang Dr. Elisa.

Kecemasan ini kata Dr. Elisa selaku Psikiater di RS Pantai Indah Kapuk bisa datang bertubi-tubi tidak pernah berhenti seperti ombak yang terus menerjang, kadang besar atau kecil, dan hal ini membuat psikis mudah lelah.

"Bagai ombak besar, kecil silih berganti dan rasanya capek. Sesuai namanya menyeluruh karakteristiknya respon patologis rutin, bencana accident keuangan, pekerjaan untuk pelajaran sekolah nilainya," paparnya.

Biasanya juga orang dengan kecemasan menyeluruh ini selalu dilingkupi dengan 'what if', bagaimana jika. Misalnya bagaimana jika dipecat, bagaimana jika terkena Covid-19, Bagaimana jika pandemi tidak pernah berakhir dan sebagainya.

Terlalu cemas pada skenario terburuk yang terjadi kemudian hari. Pikiran buruk ini terjadi terus menerus dan menguras energi.

Jadi, penting tuh buat melakukan skrining awal, dengan mengecek selama 2 minggu terakhir, pernahkah merasakan hal-hal sebagai berikut :

- Merasa cemas gelisah ?

- Tidak bisa mengontrol rasa cemas?

- Cemas terhadpa hal berbeda?

- Susah untuk rileks?

- Menjadi sedemikian gelisah sehingga susah untuk diam (mondar-mandir) tapi tidak tahu akan melakukan apa?

- Gampang tersinggung atau marah?

- Merasakan ketakutan seakan-akan hal buruk yang terjadi?

Nah, pertanyaan ini bisa dijawab dengan skor 0 sampai 3. 0 diartikan tidak sama sekali, 1 terjadi sesekali, 2 artinya sering terjadi, dan 3 berarti setiap hari.

Kemudian hasilnya dijumlah, lihat jika angkanya 5 sampai 9 maka kategori ringan. Angka berkisar 11 hingga 14 maka kategori sedang, dan jika lebih dari 15 maka sudah masuk kategori gangguan, sehingga disarankan berkonsultasi ke pakar.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi09 Mei 2024, 10:04 WIB

Rakor Puskesmas Cikundul, Dinkes Perkuat Kolaborasi Penanganan DBD di Kota Sukabumi

Reni mengatakan beberapa upaya pencegahan DBD dilakukan di Kota Sukabumi.
Kepala Dinkes Kota Sukabumi Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, M.Kes saat membuka rapat koordinasi atau rakor penanganan DBD, Rabu, 8 Mei 2024 di objek wisata Oasis. | Foto: Instagram/@puskesmas_cikundul
Sehat09 Mei 2024, 10:00 WIB

Sederet Manfaat Makan Rambutan untuk Kesehatan Tubuh, Yuk Kenali!

Rambutan adalah buah yang menarik dan bergizi serta mengandung banyak manfaat kesehatan.
Ilustrasi - Rambutan adalah buah yang menarik dan bergizi serta mengandung banyak manfaat kesehatan. (Sumber : pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
DPRD Kab. Sukabumi09 Mei 2024, 09:35 WIB

Lempar Botol saat Rapat, DPRD Tolak Pencabutan UHC Non-Cut Off Kabupaten Sukabumi

Andri diduga melempar botol karena jengkel dengan penjelasan Dwi Surini.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi Andri Hidayana saat mengikuti rapat kerja dengan BPJS Kesehatan di RSUD Sekarwangi, Rabu, 8 Mei 2024. | Foto: Istimewa
Inspirasi09 Mei 2024, 09:30 WIB

Info Loker D3 Jawa Barat, Syarat: Punya Skill Tentang Bahan Pangan

Info Loker D3 Jawa Barat untuk posisi Product Development Technician ini dibuka hingga 12 Juli 2024 mendatang.
Ilustrasi. Info Loker D3 Jawa Barat, Syarat: Punya Skill Tentang Bahan Pangan (Sumber : Freepik)
Sehat09 Mei 2024, 09:00 WIB

10 Rempah untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Jadi Obat Alami Ala Rumahan!

Sebelum menggunakan rempah-rempah ini sebagai pengobatan alternatif untuk nyeri sendi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi Anda, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu
Ilustrasi. Rempah untuk Mengatasi Nyeri Sendi, Jadi Obat Alami Ala Rumahan! (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi09 Mei 2024, 08:21 WIB

Dokter Masuk Kampung, Puskesmas Parungkuda Jemput Bola Layani Kesehatan Masyarakat

Kegiatan Dokter Masuk Kampung Puskesmas Parungkuda Sukabumi ini dilakukan untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat sesuai instruksi dari Bupati.
Pelayanan dokter masuk kampung di Desa Babakanjaya, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/7/2024). (Sumber : Istimewa)
Life09 Mei 2024, 08:00 WIB

Punya Daya Tarik dan Karismatik, 10 Ciri Orang Memiliki Banyak Energi Positif

Orang-orang yang memiliki banyak energi positif sering menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dan membawa dampak positif dalam lingkungan mereka.
Ilustrasi - Punya Daya Tarik dan Karismatik Termasuk Ciri Orang Memiliki Banyak Energi Positif (Sumber : pexels.com/AndreaPiacquadio)
Food & Travel09 Mei 2024, 07:00 WIB

Simpel dan Mudah, Cara Membuat Air Rebusan Ketumbar untuk Meredakan Nyeri Sendi

Air rebusan ketumbar dapat dikonsumsi secara teratur untuk mendapatkan manfaat kesehatannya, terutama untuk meredakan masalah pencernaan, meredakan nyeri sendi, dan memberikan efek detoksifikasi pada tubuh.
Ilustrasi. Mudah Dibuat di Rumah, Cara Membuat Air Rebusan Ketumbar untuk Meredakan Nyeri Sendi (Sumber : Instagram/@sweet.deeva)
Science09 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 9 Mei 2024, Sukabumi Berpotensi Cerah dari Pagi Hingga Dini Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan pada Kamis 9 Mei 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan pada Kamis 9 Mei 2024. | Pixabay/
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Pelajaran Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin