SUKABUMIUPDATE.com - Menahan emosi, terutama amarah, ternyata bukan cuma bikin hati terasa sesak. Studi ilmiah menunjukkan bahwa kebiasaan memendam perasaan bisa berdampak serius pada kesehatan, terutama bagi perempuan. Salah satu dampak paling mengkhawatirkan adalah meningkatnya risiko terkena penyakit jantung.
Fakta Ilmiah di Baliknya
Sebuah studi dari University of Pittsburgh menemukan bahwa perempuan yang sering menahan atau memendam emosi, terutama marah, berisiko mengalami penyempitan arteri hingga 70%. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah dan berujung pada penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah juga bisa menyebabkan komplikasi lain seperti stroke, penurunan sistem imun, hingga gangguan paru-paru.
Menurut penelitian, perempuan cenderung mengalami tekanan emosional lebih besar karena faktor hormonal dan sosial. Tekanan ini seringkali dipendam demi menjaga keharmonisan atau karena takut dianggap terlalu emosional. Padahal, ketidakseimbangan emosional yang terus-menerus justru bisa menjadi pemicu utama stres kronis, yang secara langsung berhubungan dengan masalah jantung.
Baca Juga: 4 Manfaat Kesehatan Teh Hitam, Bagus untuk Jantung dan Kaya Antioksidan
Kenapa Perempuan Lebih Rentan?
Secara biologis, ukuran arteri perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki, sehingga lebih mudah mengalami gangguan aliran darah saat ada penyumbatan. Ketika emosi negatif terpendam dan tidak disalurkan dengan baik, tubuh akan terus-menerus melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Jika ini terjadi dalam jangka panjang, tekanan darah bisa meningkat, detak jantung menjadi tidak teratur, dan risiko pembentukan plak di arteri ikut naik.
Ada sebuah studi yang menyebutkan juga bahwa perempuan memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena gangguan jantung akibat stres emosional dibandingkan laki-laki. Artinya, cara perempuan mengelola emosi bisa berpengaruh besar pada kesehatan jantung mereka.
Ternyata dampaknya tidak hanya kepada fisik, menekan perasaan bukan hanya berdampak pada organ tubuh, tapi juga bisa memicu masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan insomnia. Tubuh dan pikiran saling terhubung. Ketika pikiran terus-menerus menahan tekanan, tubuh akan ikut 'berteriak' lewat gejala fisik seperti sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, hingga kelelahan kronis.
Namun ternyata, semua ini bisa dicegah dengan mengelola emosi secara sehat. Menahan emosi bukan berarti kita kuat. Justru sebaliknya, mengekspresikan perasaan dengan cara yang baik bisa membuat tubuh lebih sehat dan pikiran lebih ringan.
Berikut beberapa cara sehat untuk menyalurkan emosi:
1. Ngobrol dengan orang terpercaya, curhat bisa membantu melepaskan beban pikiran dan membuat hati lebih lega.
2. Menulis jurnal harian, cara ini efektif untuk memahami perasaan diri dan meredakan stres.
3. Melakukan aktivitas relaksasi, seperti yoga, meditasi, atau olahraga ringan.
4. Melatih pernapasan dalam, saat emosi memuncak. Teknik ini dapat membantu menenangkan sistem saraf.
Baca Juga: Mengapa Serangan Jantung Bisa Terjadi Meski Menjalani Hidup Sehat? Simak Ulasan Berikut
Jangan anggap enteng kebiasaan memendam emosi. Terutama bagi perempuan, hal ini bisa berdampak langsung pada kesehatan jantung. Belajar mengekspresikan perasaan bukan berarti lemah, tapi tanda bahwa kita peduli dengan kesehatan diri sendiri, baik secara mental maupun fisik.
Jadi, mulai sekarang, yuk lebih jujur sama diri sendiri dan jangan ragu untuk mengeluarkan isi hati. Karena, tubuh yang sehat berawal dari hati yang lega.
Sumber:TikTok/@Gerald Vincent
Penulis: Zulfah Mubarokah, Mahasiswa Magang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi