Penyakit Mental Factitious Disorder, Gangguan Psikologis Orang Pura-pura Sakit

Jumat 26 Januari 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi. Penyakit Mental Factitious Disorder, Gangguan Psikologis Orang Pura-pura Sakit. | Foto: Freepik

Ilustrasi. Penyakit Mental Factitious Disorder, Gangguan Psikologis Orang Pura-pura Sakit. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Factitious Disorder adalah gangguan mental ketika seseorang pura-pura sakit atau sengaja membuat dirinya tampak sakit.

Pengidap Sindrom Factitious Disorder, merujuk Siloam Hospital, biasanya akan berusaha untuk menunjukkan gejala dari kondisi medis tertentu, baik secara fisik maupun mental.

Pengertian Factitious Disorder

Factitious Disorder adalah gangguan mental ketika seseorang sengaja menyebabkan atau memalsukan gejala fisik atau mental pada diri sendiri atau orang lain tanpa tujuan ekonomi atau keuntungan tertentu, kecuali perhatian medis atau perawatan.

Baca Juga: 11 Ciri Orang Stres Karena Tidak Memiliki Ketenangan Batin

Gangguan Factitious Disorder sebelumnya dikenal sebagai "Munchausen Syndrome (Sindrom Munchausen)" atau "Munchausen Syndrome by Proxy,". Akan tetapi dalam revisi terbaru dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), nama tersebut diubah menjadi Factitious Disorder.

Jenis Factitious Disorder

Orang yang mengalami Factitious Disorder Imposed on Self menciptakan atau memalsukan gejala penyakit pada diri sendiri dengan maksud mendapatkan perhatian medis atau menjadi perhatian.

Penyakit Mental Factitious Disorder Imposed on Another juga dikenal sebagai "Munchausen Syndrome by Proxy".

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Orang Stres yang Suka Menyakiti Diri Sendiri

Orang yang menderita Factitious Disorder jenis ini sengaja menyebabkan atau memalsukan gejala penyakit pada orang lain yang berada di bawah perawatannya, seperti anak-anak. Tujuannya adalah mendapatkan perhatian medis atau pujian sebagai orang yang merawat dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa Factitious Disorder berbeda dari gangguan somatoform atau gangguan fisik sejati.

Pada Penyakit Mental Factitious Disorder, individu penderitanya mengetahui bahwa gejala yang mereka ciptakan atau palsukan tidak nyata.

Baca Juga: Election Stress Disorder, Apakah Stres Pasca Pemilu Nyata?

Diagnosis dan penanganan gangguan Factitious Disorder melibatkan tim perawatan yang mencakup ahli psikiatri, psikolog, dan profesional medis lainnya.

Gejala Factitious Disorder

1. Mempunyai pengetahuan luas tentang penyakit

Penderita Factitious Disorder pasti memiliki pengetahuan luas tentang beragam macam penyakit. Penyakit yang ia pelajari beragam, baik penyakit ringan hingga penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. 

Gejala Factitious Disorder ini diperlukan sebagai bahan berbohong kepada dokter sehingga ia dapat terus berkonsultasi dengan dokter dan menganggap dirinya selalu sakit. 

2. Menyakiti diri sendiri

Orang dengan Factitious Disorder akan menyakiti bahkan melukai diri sendiri terus-menerus. 

Penderita Factitious Disorder melakukan tindakan tersebut untuk mendapatkan perhatian dari keluarga atau teman sekitarnya sehingga mereka akan khawatir dan menganggap mereka sedang sakit.

Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Sulit Mendapatkan Ketenangan Batin Hingga Umurnya Tua

3. Gejala penyakit tidak konsisten

Penderita Factitious Disorder akan melebih-lebihkan hingga memalsukan gejala penyakit yang diderita. 

Gejala Factitious Disorder contohnya sakit perut, kejang, hingga pingsan sering dipertunjukkan oleh penderita penyakit mental ini. Orang yang menderita Factitious Disorder juga tak ragu meniru salah satu gejala penyakit padahal ia berbohong mengenai kondisi aslinya. 

4. Munculnya gejala penyakit baru setelah hasil dinyatakan negatif

Jika Penderita Factitioun Disorder dinyatakan negatif dari suatu penyakit, ia akan berpura-pura sakit kembali dengan gejala baru. 

Orang yang mengalami Factitious Disorder merasa timbul penyakit baru dan perlu penanganan khusus kepada dokter.

5. Sering berganti dokter hingga rumah sakit

Frekuensi berganti dokter dan rumah sakit akan sangat sering dilakukan oleh penderita Factitious Disorder. Sebab, Orang yang menderita Factitious Disorder tidak ingin dokter yang sudah menanganinya menjadi curiga akan kepalsuan penyakitnya.

Oleh karena itu, Penderita Factitious Disorder memilih untuk menemui dokter atau rumah sakit baru sebagai target kebohongan lainnya.

Baca Juga: 14 Ciri Orang yang Selalu Negative Thinking, Pikirannya Suudzon Terus!

5. Tidak mengizinkan dokter berbicara dengan keluarga atau teman

Pasien Factitious Disorder tidak mau teman hingga keluarga mereka tahu penyakit yang sebenarnya diderita oleh mereka. 

Orang yang mengalami Factitious Disorder  hanya ingin mendapatkan simpati dan tetap terus diperhatikan. Bahkan mereka tidak ragu untuk memanipulasi riwayat medis guna menunjang drama yang mereka mainkan.

6. Memiliki banyak luka operasi dari banyak prosedur

Akibat dari melukai diri sendiri dan tindakan operasi, tubuh Penderita Factitious Disorder akan dipenuhi dengan bekas luka. 

Namun, mereka justru akan merasa senang dengan tubuh dengan banyak luka tersebut. Tak jarang pengidap Factitious Disorder juga meng-upload banyaknya luka yang diderita untuk mendapatkan atensi dari followers.

Baca Juga: Resep Lupis Ketan, Rekomendasi Jajanan Tradisional Manis untuk Keluarga

Factitious Disorder merupakan penyakit mental yang perlu segera ditangani dengan psikoterapi. Selain itu, usahakan penderita memiliki satu dokter tetap untuk memantau, mengawasi, dan membantu pasien mengelola gejalanya serta mencegah untuk terus berganti rumah sakit.

Peran keluarga dan teman juga penting untuk meminimalisir gangguan pada pemikiran dan perilaku individu. 

Perlu diingat bahwa Updaters dilarang untuk self-diagnose, ya! Jika merasa tidak yakin akan kondisi mental tertentu seperti Factitious Disorder, segera hubungi dokter atau tenaga ahli lainnya untuk penanganan lebih lanjut. 

Sumber: Siloam Hospital | Halodoc

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola03 Mei 2024, 08:21 WIB

Kalah dari Irak, Begini Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Irak menyamakan kedudukan melalui tandukan Zahid Taahsen pada menit ke-27.
Pemain timnas Indonesia U-23 saat bertemu Irak pada laga perebutan tempat ketiga terbaik Piala Asia U-23 2024 di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Kamis, 2 Mei 2024. | Foto: PSSI
Sehat03 Mei 2024, 08:00 WIB

10 Camilan Sehat yang Direkomendasikan untuk Penderita Asam Urat

Berikut Daftar Camilan Sehat yang Direkomendasikan untuk Penderita Asam Urat. Aman Dikonsumsi!
Jeruk Lemon. Camilan Sehat yang Direkomendasikan untuk Penderita Asam Urat. (Sumber : Pexels/LisaFotios)
Life03 Mei 2024, 07:00 WIB

10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang

Jika Anda merasa terus-menerus tidak stabil secara emosional, penting untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental agar menemukan kebahagiaan diri sendiri.
Ilustrasi. Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang (Sumber : Pexels/PragyanBezbaruah)
Food & Travel03 Mei 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Air Jeruk Lemon untuk Menurunkan Kolesterol, 8 Langkah Simpel!

Begini Cara Membuat Air Jeruk Lemon untuk Menurunkan Kolesterol, Ternyata Langkah-langkahnya Simpel!
Ilustrasi. Cara Membuat Air Jeruk Peras untuk Menurunkan Kolesterol (Sumber : Pexels/ToniCuenca)
Science03 Mei 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 3 Mei 2024, Termasuk Sukabumi, Cianjur dan Bogor

Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 2 Mei 2024 dimana cuaca berawan berpotensi terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 2 Mei 2024 dimana cuaca berawan berpotensi terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya. | Foto: Pixabay
Nasional03 Mei 2024, 01:02 WIB

Jokowi Teken UU Desa Baru, Kades Dapat Uang Pensiun dan Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Presiden Jokowi menandatangani pengesahan UU Desa baru, Kades dapat uang pensiun hingga jabat 2 periode.
Ilustrasi Kepala Desa atau Kades. | Foto : Sukabumi Update
Jawa Barat03 Mei 2024, 00:01 WIB

Bahas UHC, Sekda Kabupaten Sukabumi Hadiri Monev Implementasi JKN

Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman hadiri acara monev Implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN di Bandung.
Sekda Kabupaten Sukabumi didampingi perangkat daerah hadiri acara monev implementasi inpres terkait JKN di Bandung. (Sumber : Dokpim Pemkab Sukabumi)
Sukabumi02 Mei 2024, 22:39 WIB

Longsor di Parungkuda Sukabumi, Akses Jalan Desa Langensari Tertutup Dapuran Bambu

Akses jalan Desa Langensari Parungkuda Sukabumi tertutup longsor dapuran bambu.
P2BK bersama sejumlah relawan tengah melakukan penanganan longsor dapuran bambu yang menutup badan jalan di Kampung Sindangsari RT 1/2, Desa Langensari, Parungkuda Sukabumi, Kamis (2/5/2024). (Sumber : Istimewa)
Opini02 Mei 2024, 22:12 WIB

Mengarahkan Kompas Pendidikan: Sebuah Renungan di Hari Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan harus menyediakan ruang yang cukup untuk pembelajaran empati, kejujuran, dan keberanian moral.
Ilustrasi. Seputar Hardiknas 2024 | Foto: Pixabay/sasint
Keuangan02 Mei 2024, 21:56 WIB

Masih Dibuka, Pendaftar Tahara di BPR Cicurug Sukabumi Diprediksi Terus Meningkat

Pendaftaran calon nasabah Tabungan Hari Raya (Tahara) Perumda BPR Sukabumi cabang Cicurug masih dibuka hingga 8 Mei 2024.
Kepala Pemasaran BPR Sukabumi Cabang Cicurug, Jujun Junaedi. (Sumber : SU/Ibnu)