SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia telah mengukir langkah strategis di bidang teknologi pertahanan global. Melalui kolaborasi antara produsen alutsista nasional, PT Pindad, dengan perusahaan industri pertahanan Yordania, Deep Element, Indonesia resmi memulai pengembangan drone militer canggih, mulai dari tipe intai hingga tempur.
Kesepakatan bersejarah ini diumumkan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, di Jakarta, pertengahan November 2025. Kolaborasi ini tidak sekadar berfokus pada manufaktur, tetapi juga menjadi sarana vital untuk mengakselerasi kemandirian teknologi pertahanan nasional."Kemitraan ini bukan sekadar proyek manufaktur drone semata, melainkan juga sarana transfer teknologi yang akan mempercepat kemajuan industri pertahanan nasional," ujar Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. "Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia juga menjadi fokus supaya TNI dan perusahaan dalam negeri dapat menguasai teknologi mutakhir yang dihasilkan."
Perkembangan drone militer, atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV), telah menjadi salah satu cerita teknologi paling dinamis dalam dua dekade terakhir. Awalnya, perangkat ini dikembangkan sebatas sebagai pesawat sasaran tembak tanpa awak, namun pada era 1990-an hingga awal 2000-an, drone berevolusi menjadi platform pengintai (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance - ISR) dengan kemampuan terbang tinggi dan lama (High-Altitude Long-Endurance - HALE). Inovasi kunci seperti sistem navigasi GPS yang akurat dan teknologi sensor fusion memungkinkan drone beroperasi secara mandiri dan mengirimkan data real-time dari jarak ribuan kilometer.
Baca Juga: David Coverdale Pensiun Setelah 5 Dekade Bersama Whitesnake & Deep Purple
Indonesia dan Yordania resmi kolaborasi strategis pengembangan drone militer melalui PT Pindad dan Deep Element.(Ilustrasi CanvaAI)
Pencapaian besar terjadi sekitar tahun 2010-an ketika drone tempur (Unmanned Combat Aerial Vehicle - UCAV) mulai dioperasikan secara masif oleh kekuatan militer dunia, terutama Amerika Serikat dan Israel. Drone ikonik seperti General Atomics MQ-9 Reaper mengubah doktrin perang, mampu membawa muatan senjata presisi seperti rudal AGM-114 Hellfire dan melakukan serangan terarah dengan risiko minimal bagi operator. Pada periode ini, fokus pengembangan bergeser pada peningkatan otonomi dan kecerdasan buatan (AI). Drone tidak hanya dikendalikan dari jarak jauh, tetapi mulai memiliki kemampuan untuk menghindari hambatan, memilih target, dan beroperasi dalam formasi kawanan (swarming) tanpa intervensi manusia secara terus-menerus.
Saat ini, pada pertengahan 2020-an, teknologi drone telah mencapai tahap sistem modular dan stealth. Pengembangan diarahkan pada kemampuan adaptasi misi yang cepat, integrasi penuh dengan sistem pertahanan udara berbasis darat (pertahanan siber), dan miniaturisasi. Drone modern dirancang untuk menghadapi lingkungan Anti-Access/Area Denial (A2/AD) yang semakin kompleks. Drone tempur canggih yang menjadi target pengembangan PT Pindad dan Deep Element adalah kategori UCAV yang mampu membawa muatan lebih besar, memiliki kemampuan loitering (mengintai sambil menunggu perintah tembak), dan menerapkan teknologi anti-deteksi radar (stealth). Kemitraan ini bertujuan menguasai teknologi termutakhir ini.
Titik Balik Industri Pertahanan Nasional dan Fokus Pengembangan
Deep Element, mitra Yordania dalam proyek ini, dikenal memiliki keunggulan mendalam dalam merancang teknologi pesawat nirawak, khususnya untuk misi intai hingga serangan tempur. Walaupun rincian spesifik mengenai model yang akan diproduksi bersama belum diungkapkan secara detail oleh Kementerian Pertahanan, Menhan Sjafrie memastikan fokus kerja sama ini adalah menciptakan drone intai dan tempur berteknologi mutakhir.
Baca Juga: KDM Tegaskan Investasi Harus Selaras dengan Tata Ruang dan Karakter Sunda
Diketahui, PT Pindad sendiri sebelumnya telah memiliki lini pengembangan drone, salah satunya adalah Minibe, drone multifungsi yang memiliki kemampuan jarak terbang hingga 25 km dengan kecepatan 250 km per jam. Keahlian Deep Element dalam teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) tempur diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Pindad yang selama ini lebih dikenal dengan produk alutsista darat. Melalui joint manufacture ini, diharapkan Indonesia dapat memproduksi drone yang memiliki daya jelajah, kapasitas angkut senjata, dan sistem pengintaian yang setara dengan standar global sebuah lompatan besar dari pencapaian teknologi Pokal, Minibe, dan jenis MALE (Medium-Altitude Long-Endurance) yang pernah dikembangkan sebelumnya.
Menhan Sjafrie memastikan fokus kerja sama ini adalah menciptakan drone intai dan tempur berteknologi mutakhir. (Ilustrasi:CanvaAI)
Kolaborasi ini merupakan puncak dari serangkaian kerja sama militer yang lebih luas, yang telah dirintis sejak April 2025. Salah satu wujud nyatanya adalah pengiriman prajurit Indonesia untuk mengikuti latihan di King Abdullah Special Operations Training Center (KASOTC) Yordania, termasuk pelatihan Joint Tactical Air Traffic Control yang relevan dengan operasi drone militer. Momentum penandatanganan kerja sama ini semakin diperkuat dengan kunjungan kenegaraan Raja Yordania Abdullah II ke Indonesia pada November 2025. Kedekatan hubungan antara Raja Abdullah II dan Presiden Prabowo Subianto yang terjalin erat sejak persahabatan militer, turut memperkokoh dukungan diplomatik terhadap kemitraan pertahanan ini.
Baca Juga: Dinsos Kabupaten Sukabumi Dorong Eyang Santri Jadi Pahlawan Nasional
Keputusan Indonesia menggandeng Yordania sejalan dengan upaya memperkuat aliansi strategis di kawasan Timur Tengah, di mana Yordania dikenal sebagai negara dengan industri pertahanan maju. Peran drone dalam peperangan modern tak terbantahkan. Hal ini selaras dengan analisis yang diterbitkan oleh Muhammad Syaroni Rofii dari Universitas Indonesia dalam jurnal "Dinamika Global" edisi Juni 2025.
Syaroni Rofii membahas keunggulan drone militer dalam pengintaian dan serangan, menyebutkan bahwa teknologi ini mampu memberikan keunggulan operasional signifikan, mencontohkan penggunaannya dalam konflik seperti perang Azerbaijan-Armenia dan perang Rusia-Ukraina. Pengembangan drone bersama Deep Element diyakini akan menjadi titik awal bagi PT Pindad untuk menguasai teknologi canggih. Dampak yang diharapkan tidak hanya memperkuat pertahanan nasional, tetapi juga membuka peluang bagi industri pertahanan Indonesia untuk bersaing di pasar global. Indonesia kini memperlihatkan ambisinya untuk menjadi regional leader dalam pengembangan teknologi pertahanan, sambil mempererat kerja sama bilateral dengan mitra strategisnya.
Kerja sama ini menegaskan ambisi Indonesia untuk menjadi regional leader dalam pengembangan teknologi pertahanan, khususnya drone, sambil mempererat hubungan bilateral dengan mitra strategisnya. Proyek ini tidak hanya dilihat sebagai pengadaan alutsista baru, melainkan sebagai investasi jangka panjang dalam kapabilitas teknologi tinggi. Menurut data yang dikumpulkan dari sumber-sumber kredibel, termasuk Jurnal "Dinamika Global" edisi Juni 2025 dan riset dari Congressional Research Service AS yang mendokumentasikan aspek teknis drone militer, kemitraan semacam ini adalah langkah esensial yang harus diambil negara-negara yang ingin memodernisasi kekuatan militernya di tengah dinamika geopolitik global.



