Pesawat Operasi Modifikasi Cuaca Mondar-mandir di Langit Sukabumi, BMKG: Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem

Sukabumiupdate.com
Kamis 06 Nov 2025, 18:19 WIB
Pesawat Operasi Modifikasi Cuaca Mondar-mandir di Langit Sukabumi, BMKG: Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem

Operasi modifikasi cuaca di wilayah Jakarta dan Jabar dilakukan dengan pesawat Cessna Grand Caravan (Sumber: dok Syarif Ahmad K - Jetphotos)

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak beberapa hari lalu, pesawat kecil Cessna Grand Caravan dengan lambung bertuliskan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mondar-mandir di langit Sukabumi, baik pagi, siang, petang hingga malam. Pesawat tersebut tengah melakukan tugas operasi modifikasi cuaca di wilayah selatan Jawa Barat, program antisipasi cuaca ekstrem yang tengah dijalankan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) bersama BNPB.

Operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa. Program ini difokuskan pada pengurangan risiko banjir dan longsor akibat hujan lebat. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi mitigasi terintegrasi menghadapi pola cuaca yang tidak menentu.

“Langkah mitigasi antara lain bukan satu-satunya cara. BMKG bekerja sama dengan BNPB saat ini sudah memulai operasi modifikasi cuaca sebagai upaya untuk mengurangi potensi meningkatnya curah hujan dan mencegah terjadinya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Terutama yang sudah dilaksanakan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, serta DI Yogyakarta,” ujar Dwikorita dalam rilis resmi BMKG.

Baca Juga: Protes Aktivitas Tambang di Gunung Kekenceng, Warga Desak Pemkab Sukabumi Lindungi Situs Cagar Budaya

Operasi OMC ini menargetkan empat wilayah utama: DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan DI Yogyakarta. Tujuannya adalah meredistribusikan awan hujan agar tidak terkonsentrasi di satu area, sehingga hujan menjadi lebih merata dan mengurangi intensitas di titik rawan bencana. Teknik yang digunakan melibatkan pesawat Cessna Grand Caravan untuk menyebarkan zat penginduksi hujan, yang terbukti efektif dalam mengendalikan pola presipitasi.

Di Jawa Tengah, program telah dimulai sejak 25 Oktober 2025 melalui posko di Semarang dan Solo. Hingga kini, tim telah menyelesaikan 41 kali penerbangan (sorti) dengan dua unit pesawat Cessna Grand Caravan. Sementara itu, di Jabar dan Jakarta, operasi berjalan sejak 23 Oktober 2025 dari posko Jakarta, dengan total 29 sorti menggunakan satu pesawat Cessna Caravan. Hasil awal menunjukkan penurunan curah hujan yang signifikan, membantu mencegah genangan air dan longsor di daerah pegunungan.

“Artinya awan hujan cenderung mengumpul pada suatu titik, pada suatu lokasi diupayakan untuk disebarkan atau didistribusikan agar hujan merata tidak hanya di satu titik, tapi sangat lebat.” jelasnya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Siapkan 5 Kantor Wilayah sebagai Pusat Komando Penanganan Bencana

Pendekatan ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga didukung data prakiraan cuaca BMKG untuk menentukan waktu dan lokasi optimal. “Sinergitas perlu lebih ditingkatkan, kesiapsiagaan daerah perlu lebih ditingkatkan. BMKG memperkuat kolaborasi dengan BNPB dan pemerintah daerah dalam memperkuat sistem peringatan dini demi peningkatan mitigasi risiko bencana serta pengelolaan dampak cuaca ekstrem di lapangan.” tambahnya.

Program modifikasi cuaca ini diharapkan dapat menjadi model bagi penanganan bencana hidrometeorologi di masa depan, terutama di tengah tren peningkatan frekuensi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim. Masyarakat di wilayah terdampak disarankan tetap waspada terhadap peringatan dini BMKG dan mematuhi instruksi pemerintah daerah untuk meminimalkan risiko.

Untuk informasi terkini tentang prakiraan cuaca Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan modifikasi cuaca 2025, pantau situs resmi BMKG di bmkg.go.id atau aplikasi cuaca terpercaya. Operasi ini menandai komitmen pemerintah dalam membangun ketahanan nasional terhadap ancaman alam yang semakin kompleks.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini