SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena hujan es terjadi di Alun-alun Suryakencana, Gunung Gede Pangrango. Kejadian langka ini berhasil diabadikan oleh beberapa pendaki saat melakukan pendakian.
Video berdurasi 32 detik yang merekam momen tersebut ramai beredar di media sosial dan menjadi perbincangan netizen. Diketahui, hujan es ini terjadi pada Minggu, 6 Juli 2025.
Bagi para pendaki Gunung Gede Pangrango, hujan es di Alun-alun Suryakencana menjadi pengalaman tak terlupakan. Banyak pendaki merasa senang sekaligus antusias menyaksikan peristiwa langka ini.
Beberapa di antaranya bahkan mengabadikan momen tersebut dengan ponsel mereka, lalu membagikannya ke media sosial seperti TikTok dan Instagram.
Salah satunya terlihat dalam video yang dibagikan akun TikTok @diebogells. Dalam video tersebut tampak hujan deras mengguyur Alun-alun Suryakencana, sementara deretan tenda pendaki berdiri di sekitarnya.
Beberapa pendaki terlihat berteduh di dalam tenda sambil menikmati pemandangan hujan es. Hujan deras tersebut disertai butiran es yang jatuh ke tanah.
Dalam unggahannya, @diebogells menuliskan caption, *“Serunya bikin nagih, sudah lama tak nanjak, dapat berkah hujan es di Surken, ini jam 13-an.”* Sambil merekam butiran es yang jatuh, ia berkata, “Hujan es di Suryakencana.”
Video serupa juga diunggah akun Instagram @natalieangella_. Dalam videonya, ia menuliskan caption, “Sampai Surken dikasih cerah cuma 10 menit, selanjutnya dikasih hujan es, gokksss.”
Terlihat ia begitu girang sambil menikmati derasnya hujan es di Alun-alun Suryakencana. Fenomena hujan es pun tampak cukup deras dan turun bersamaan dengan hujan lebat.
Menanggapi fenomena langka tersebut, Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), Agus Deni, menyampaikan bahwa pihaknya belum menerima informasi terbaru dari petugas lapangan terkait hujan es ini.
Namun, menurutnya, fenomena serupa berupa embun yang menyerupai es memang pernah terjadi di masa lalu, khususnya pada puncak musim kemarau.
“Belum ada informasi update dari petugas lapangan. Kalau embun menyerupai es, dulu pernah terjadi, Kang. Ini biasanya pas puncak kemarau,” ujar Agus Deni kepada Sukabumiupdate.com pada Rabu (9/07/2025).
Fenomena hujan es ini juga menuai berbagai komentar warganet yang membanjiri akun-akun media sosial yang membagikan video tersebut. Berikut beberapa komentar warganet:
“Saya rasain di surken..serbuk salju turun,” tulis akun @De***
“Pasti tiris pisannya,” ucap akun @ta***
“Wih es,” ungkap akun @1s***
“Aduh belum nemu ujan es udh 17 x ke surken,” ujar akun @ok***
“seru tapi badai dan gabisa tidur,” kata akun @ah***
Fenomena hujan es di Alun-alun Suryakencana menjadi salah satu momen istimewa yang semakin menambah daya tarik pendakian Gunung Gede Pangrango bagi para pendaki maupun penikmat alam.
Fenomena Hujan Es
Mengutip penelitian dari Pokja Operasional Meteorologi Balai Besar MKG Wilayah III oleh Ariantika dan Diana Hikmah, Hujan es merupakan fenomena hidrologi yang dapat terjadi pada masa peralihan musim. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frisby dan Sansom (1967), fenomena hujan es di wilayah khatulistiwa (tropis) seperti Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh angin sebagaimana di wilayah lintang tengah, tetapi juga oleh faktor lain seperti kondisi orografis, topografi wilayah, dan faktor lokal lainnya.
Secara definisi, hujan es termasuk cuaca ekstrem yang dapat terjadi di daerah dataran tinggi ataupun wilayah dengan suhu permukaan yang cukup dingin. Fenomena ini disebabkan oleh ketidakstabilan atmosfer, ditandai dengan pertemuan massa udara hangat dan dingin serta kelembapan tinggi yang memicu terbentuknya awan Cumulonimbus.
Awan Cumulonimbus mampu menghasilkan butiran es yang turun ke permukaan ketika angin tidak cukup kuat untuk mencairkannya sebelum mencapai daratan. Pembentukan kristal es di dalam awan ini terjadi karena adanya updraft (arus naik) yang sangat kuat, sehingga puncak awan dapat mencapai lapisan tropopause. Dalam kondisi ini, suhu puncak awan bisa mencapai -60°C atau bahkan lebih rendah.
Ukuran butiran es biasanya berkisar antara 5 hingga 50 mm, meskipun dalam kondisi tertentu ukurannya dapat jauh lebih besar (Fadholi, 2015). Umumnya, hujan es berlangsung dalam durasi yang singkat. Kejadian hujan es seperti yang terjadi di Tabanan memang tidak menimbulkan korban jiwa, namun dalam beberapa kasus, fenomena hujan es dapat menyebabkan kerugian, seperti kerusakan pada infrastruktur dan bangunan.