SUKABUMIUPDATE.com – Harga ayam potong di Pasar Gudang, Kota Sukabumi, terus merangkak naik dalam dua hingga tiga bulan terakhir. Jika sebelumnya harga normal berkisar Rp35 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram, kini pedagang menjualnya di kisaran Rp37 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram.
Ramdan (32 tahun), pedagang ayam potong yang sudah berjualan selama 13 tahun, mengatakan kenaikan harga ini terasa paling berat dalam beberapa bulan terakhir. “Normalnya Rp35-Rp36 ribu, sekarang naik hampir Rp5 ribu. Dampaknya jelas kerasa, penjualan berkurang. Yang biasanya ramai sekarang menurun,” ujarnya saat ditemui sukabumiupdate.com, Sabtu (11/10/2025).
Ia menyebut, salah satu faktor penyebab kenaikan harga daging ayam adalah meningkatnya permintaan dari dapur penyedia Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
“Banyak yang bilang karena MBG. Tiap dapur butuh ayam banyak terus, jadi imbasnya harga di pasar ikut naik,” ujarnya.
Kondisi itu menurut Ramdan membuat pendapatannya ikut tergerus. “Biasanya sehari bisa dapat Rp8 juta sampai Rp10 juta, sekarang paling Rp4 juta. Kalau dulu bisa jual 4 kuintal, sekarang paling 2 kuintal,” tuturnya.
Baca Juga: Harga Daging Ayam Mahal, Pedagang Pasar di Sukabumi Sebut Banyak Terserap Dapur MBG
Dari delapan pedagang daging ayam di sekitar tempatnya berjualan, Ramdan menyebut semuanya mengalami penurunan omzet penjualan. “Paling yang ramai mah yang punya orderan MBG aja, karena harganya beda lagi. Kemarin ada yang nawar Rp34-Rp35 ribu, tapi saya tolak. Sekarang harga pasaran Rp37-Rp38 ribu. Saya sih maunya kembali normal aja seperti biasa,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Eka (35), pedagang ayam lainnya di Pasar Gudang. Ia menyebut harga ayam potong kini mencapai Rp40 ribu per kilogram. “Harusnya Rp35 ribu, tapi sekarang lagi naik jadi Rp40 ribu,” katanya.
Eka mengaku tak mengetahui pasti penyebab kenaikan, namun menduga tingginya permintaan akibat program MBG turut berpengaruh. “Iya bisa jadi karena program MBG. Kerasa banget kenaikannya, biasanya harga naik cuma pas awal bulan Mulud,” ucapnya.
Ia menjelaskan, tokonya juga melayani permintaan dari dapur penyedia MBG dengan kebutuhan sekitar dua kuintal untuk empat dapur, meski tidak setiap hari. “Konsumen MBG ada yang minta daging udah dipilet atau dipotong. Tapi karena harga mahal, pembeli umum jadi ngurangin belanja. Pedagang juga pada ngeluh,” tuturnya.