AMSI Kalbar, Penjaga Sunyi di Lautan Hoaks yang Tak Pernah Reda

Sukabumiupdate.com
Rabu 03 Sep 2025, 18:36 WIB
AMSI Kalbar, Penjaga Sunyi di Lautan Hoaks yang Tak Pernah Reda

Pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) III AMSI Kalbar di Qubu Resort, Rabu (3/9/2025) | Foto : Dok. AMSI Kalbar

SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah derasnya arus informasi, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Barat seolah menjadi nakhoda di samudra digital yang kerap diterpa badai disinformasi.

Media siber bukan lagi sekadar penyampai berita, melainkan penjaga gerbang kebenaran. Di ruang digital yang penuh riak dan gejolak, publik dibanjiri kabar yang saling bertubrukan fakta, opini, hingga kebohongan yang berpura-pura tampak logis.

Ketua AMSI Kalbar, Muhlis Suhaeri, menegaskan bahwa tanggung jawab media hari ini lebih dari sekadar menulis dan memublikasikan berita. Ada beban moral yang harus dijaga: kebenaran, akurasi, dan integritas.

“Ketika berita dipublikasikan, ia tak lagi sekadar informasi, melainkan denyut nadi opini publik,” ujarnya dalam sambutan pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) III AMSI Kalbar di Qubu Resort, Rabu (3/9/2025).

Bagi AMSI, setiap kalimat yang ditulis bukan sekadar susunan kata, melainkan pijakan sejarah. Salah memilih kata, salah membingkai konteks, maka opini publik bisa melenceng. Inilah yang membuat AMSI menaruh perhatian besar pada bahasa medium komunikasi paling purba sekaligus paling berbahaya jika disalahgunakan.

Baca Juga: Viral Petugas Damkar Beri CPR ke Lutung Kesetrum di Sukabumi, Berujung Pilu

Merajut Kolaborasi Publik

Era digital tak mengenal batas, dan itulah sebabnya AMSI Kalbar menempatkan kolaborasi sebagai jantung pergerakan. Dalam pelantikan Pengurus dan Rakerwil III AMSI Kalbar 2025–2029 di Qubu Resort, gema sinergi begitu terasa.

Tak hanya dengan pemerintah, AMSI juga menjalin kerja sama dengan kampus, komunitas, dan dunia usaha. Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, bahkan menegaskan pentingnya media siber sebagai jembatan komunikasi publik.

“Media adalah jantung demokrasi. Di era digital, media siber bukan hanya menyampaikan informasi, tapi juga membentuk opini, mendidik masyarakat, dan menjaga keseimbangan sosial,” kata Gubernur Ria Norsan.

Pemerintah membutuhkan media yang independen, profesional, dan akuntabel, sebab pembangunan tidak semata tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun peradaban informasi.

Dalam konteks ini, AMSI hadir sebagai penyambung lidah masyarakat, memastikan berita yang disajikan cepat, akurat, dan berimbang.

Sinergi ini terlihat nyata dalam komitmen Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, yang menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan AMSI.

“Publikasi capaian pembangunan, kebijakan publik, dan sosialisasi layanan masyarakat akan lebih mudah tersampaikan melalui media siber yang kredibel,” tegasnya.

Baca Juga: Trauma Berat, Siswi SMP di Sukabumi Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Teman Medsos

Menata Ruang Digital

Namun, tantangan AMSI tidaklah ringan. Ruang digital hari ini adalah medan pertempuran opini. Mis- dan disinformasi berseliweran, memecah masyarakat menjadi kelompok-kelompok kecil dengan narasi yang saling bertabrakan.

Wakil Ketua Umum AMSI Pusat, Upi Asmaradhana, menyebut AMSI sebagai “clearing house of information” rumah penyaring informasi kredibel. “AMSI hadir untuk memverifikasi, menyeleksi, dan memvalidasi informasi, agar publik tidak terjebak pada jebakan hoaks,” jelasnya.

Pentingnya literasi digital menjadi salah satu fokus utama AMSI. Dengan masyarakat yang melek informasi, ruang digital bisa dikelola menjadi ekosistem sehat.

Sebab, di dunia maya, kebebasan berekspresi tanpa kendali justru bisa memicu perpecahan sosial.

Inilah mengapa AMSI juga menggandeng banyak pihak, mulai dari pemerintah, TNI, kepolisian, kampus, hingga komunitas literasi.

Tujuannya jelas menciptakan pola pertahanan digital yang kokoh, agar masyarakat tidak lagi menjadi korban arus informasi yang menyesatkan.

“Kalau media sibuk mengejar klik tanpa memikirkan dampak sosial, maka kita semua sedang membangun bom waktu digital,” ujar Muhlis lirih.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 63 Nusa Putra Luncurkan Tong Pembakaran Sampah Minim Asap (TOPAS)

Antara Teknologi dan Moralitas

Kini, dunia informasi bergerak dalam kecepatan cahaya. Berita bisa lahir, menyebar, dan mati hanya dalam hitungan detik.

Tantangan terbesar AMSI bukan hanya soal kecepatan produksi berita, tetapi ketepatan dan integritas.

Ketika algoritma platform memprioritaskan sensasi dibanding substansi, media dihadapkan pada dilema mengejar popularitas atau menjaga kebenaran.

AMSI Kalbar memilih jalan kedua. Mereka memosisikan diri sebagai penjaga integritas informasi sekaligus pendorong ekosistem media sehat.

Tak hanya itu, AMSI juga menginisiasi pelatihan jurnalis, pendampingan media kecil, serta mendorong kolaborasi lintas sektor agar media lokal tetap hidup dan berdaya.

Seiring perkembangan kecerdasan buatan (AI), tantangan baru pun muncul. Teknologi deepfake, manipulasi data, dan rekayasa opini kini menjadi senjata baru dalam perang informasi.

Karena itu, AMSI menekankan pentingnya filtering dan fact-checking. Melalui platform CekFakta.com, AMSI memimpin gerakan melawan hoaks dan manipulasi informasi yang semakin canggih.

Baca Juga: Diskumindag Kota Sukabumi Gembleng 30 UMKM Soal Literasi Keuangan

Menjaga Asa Bersama

AMSI Kalbar sedang menulis bab penting dalam sejarah ekosistem digital Indonesia. Mereka bukan sekadar organisasi, melainkan penjaga kepercayaan publik.

Mereka berdiri di antara kepentingan pemerintah, korporasi, dan masyarakat menjaga keseimbangan, memastikan setiap informasi yang keluar tak hanya valid, tetapi juga bermanfaat.

Di bawah kepemimpinan Muhlis Suhaeri-Mursalin, AMSI Kalbar menatap masa depan dengan penuh tekad. Bahwa kolaborasi adalah jalan satu-satunya, dan integritas adalah fondasi utama.

Seperti bahasa yang menjadi penemuan terbesar manusia, informasi pun adalah warisan peradaban. Dan AMSI memilih berdiri di barisan terdepan untuk menjaganya.

Dalam ruang digital yang riuh, AMSI Kalbar adalah suar kebenaran — lirih, tetapi tak tergantikan.*

Sumber : siaran pers

Berita Terkait
Berita Terkini