SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), drh Slamet, menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur pertanian sebagai syarat utama mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Ini disampaikannya dalam sesi PKS Legislative Report menjelang Rapat Paripurna DPR RI, Selasa pagi (24/6/2025).
Mengutip dari keterangan resmi partai, menurut Slamet, aspirasi masyarakat di daerah selama masa reses didominasi oleh kebutuhan infrastruktur yang mendukung produktivitas sektor pertanian, khususnya irigasi. Hal tersebut dinilai selaras dengan salah satu agenda strategis pembangunan nasional atau Astacita yang dicanangkan Presiden RI.
“Banyak aspirasi yang kami terima, terutama terkait infrastruktur pertanian. Ini sangat penting untuk mendukung Astacita Presiden, terutama dalam hal swasembada pangan,” ujar Slamet yang merupakan legislator asal daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Slamet menegaskan target besar itu tidak akan mungkin terwujud tanpa dukungan nyata terhadap pembangunan infrastruktur dasar, khususnya sistem irigasi yang memadai. “Swasembada pangan tidak akan terwujud, kecuali infrastruktur—khususnya irigasi—dipenuhi. Ini yang kami lihat di lapangan, dan insyaAllah akan dikawal terus di DPR,” ujarnya.
Baca Juga: Cadangan Beras 4 Juta Ton, Legislator PKS drh Slamet Ingatkan Pentingnya Kedaulatan Pangan
Lebih lanjut, ia menyoroti dinamika global yang tidak menentu akibat potensi konflik besar dan krisis geopolitik dunia. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi alarm penting bagi pemerintah Indonesia untuk mempercepat langkah-langkah menuju kemandirian pangan.
“Di tengah situasi dunia yang tidak stabil dan potensi terjadinya Perang Dunia Ketiga, ini seharusnya menjadi momentum paling penting untuk membangkitkan semangat kemandirian pangan bangsa,” kata Slamet.
Ia menekankan bahwa dalam situasi krisis global, banyak negara cenderung menahan ekspor pangan demi menjaga kebutuhan domestik. Karena itu, Indonesia harus segera memperkuat kapasitas produksi pangan nasional demi menghindari ketergantungan pada impor.
“Ketika negara-negara lain menutup keran ekspor mereka, kita tidak bisa hanya bergantung. Kemandirian pangan harus dimulai dari sekarang, sebagai langkah menuju kedaulatan pangan yang hakiki,” katanya. (ADV)