SUKABUMIUPDATE.com - Kedatangan Muse di Jakarta untuk konser pada 19 September 2025 bukan sekadar event biasa. Ini adalah comeback epik setelah vakum dari panggung Indonesia selama 18 tahun. Bagi para Muser yang sudah melewati era 2000-an, ini adalah momen nostalgia yang sangat mengharukan. Yuk, kita telusuri kembali jejak sejarah konser pertama mereka di Indonesia pada 23 Februari 2007 lalu.
Tak banyak band internasional yang mampu membangun ikatan emosional sekuat Muse dengan penggemar di Indonesia. Konser perdana mereka pada 2007 bukan hanya tentang musik, tapi juga tentang sebuah era di mana koneksi antara band dan audiens terasa lebih organik. Tanpa buzzer atau promosi masif di media sosial, informasi konser menyebar dari mulut ke mulut, radio, dan media cetak. Ini menciptakan sebuah komunitas Muser yang solid, yang saling berbagi euforia menanti kedatangan trio asal Inggris tersebut.
Panggung Rock yang Berbeda
Kala itu, Muse datang ke Indonesia sebagai salah satu band rock paling fenomenal di dunia, didorong oleh kesuksesan album "Black Holes and Revelations" (2006). Mereka tampil di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Dari Lini Produksi ke Revolusi Digital, Kisah Kelahiran QR Code yang Mengubah Dunia
Suasana era musik rock 2007 sangat berbeda. Media sosial masih primitif, promo konser mengandalkan radio, MTV, dan poster. Tiket masih berbentuk fisik dan antrean panjang adalah pemandangan biasa. Meskipun begitu, energi penggemar tak kalah heboh. Ribuan Muser memadati venue, hafal setiap riff Matt Bellamy dan setiap hentakan drum Dominic Howard.
Konser Muse di Jakarta, 23 Februari 2007. Sebuah artefak berharga bagi para kolektor dan penggemar setia yang telah menyimpannya hingga sekarang sebagai kenang-kenangan (Sumber Foto:musewiki.org).
Setlist Legendaris yang Dibawakan pada 2007
Bagi yang penasaran atau mungkin sudah agak lupa, berikut adalah daftar lagu yang dibawakan Muse pada konser pertama mereka di Indonesia (Setlist 2007):
- Knights of Cydonia
- Hysteria
- Supermassive Black Hole
- Map of the Problematique
- Butterflies and Hurricanes
- Hoodoo
- Apocalypse Please
- Feeling Good
- Sunburn
- Invincible
- Starlight
- Time is Running Out
Encore:
- Soldier's Poem
- Plug in Baby
Encore 2:
- Take a Bow
Setlist ini didominasi lagu dari Black Holes and Revelations, dengan beberapa deep cut seperti "Hoodoo" dan "Butterflies and Hurricanes" yang menjadi incaran penggemar berat.
Baca Juga: Resep Nasi Lemak, Hidangan Autentik Gurih Khas Negeri Jiran
Perbandingan dengan Konsep Konser 2025 Evolusi yang Spektakuler
Jika pada 2007 Muse "hanya" membawa light show dan kemampuan bermusik yang brilian, maka pada 2025 di Carnaval Ancol, para penonton akan menyaksikan sebuah pengalaman audiovisual yang sinematik dan futuristik.
* 2007: Panggung relatif sederhana, fokus pada permainan lampu dan laser.
* 2025: Diprediksi akan ada stage design yang rumit, penggunaan drone, teknologi mapping, dan efek visual yang jauh lebih kompleks, seperti yang terlihat dalam tur dunia mereka Will of the People World Tour.
Yang tak berubah adalah janji mereka untuk memberikan pertunjukan musik yang energik, emosional, dan tak terlupakan.
Kedatangan Muse di Jakarta untuk konser pada 19 September 2025 bukan sekadar event biasa. Ini adalah comeback epik setelah vakum dari panggung Indonesia selama 18 tahun.(Sumber foto: Facebook/Muse)
Antisipasi 2025: Nostalgia dengan Sentuhan Baru
Banyak penggemar yang hadir di 2007 kini sudah berkeluarga dan akan datang bersama anak-anak atau teman lama. Konser ini bukan sekadar pertunjukan, tapi reuni bagi sebuah generasi. Lagu-lagu seperti "Plug in Baby" yang dulu mengguncang Senayan, atau "Starlight" yang dinyanyikan bersama, akan membawa kita kembali ke masa lalu, namun dengan produksi yang jauh lebih modern.
Jejak sejarah telah dibentuk pada 2007. Kini, pada 2025, Muse siap untuk mengukir sejarah baru dalam dunia musik live Indonesia. Sudah siap untuk bernostalgia dan terpukau?