40+ Kata Sunda yang Bisa Bikin Malu! Kamu Masih Pakai yang Kasar?

Sukabumiupdate.com
Rabu 01 Okt 2025, 08:12 WIB
40+ Kata Sunda yang Bisa Bikin Malu! Kamu Masih Pakai yang Kasar?

Kosa kata Sunda yang unik dan formal seperti Nyukcruk (Memberi) dan Ngical (Menjual) kini tergeser dari percakapan sehari-hari, menyoroti tantangan dalam merawat kedalaman budaya tatakrama bahasa Sunda. (Ilustrasi AI: ChatGPt)

SUKABUMIUPDATE.com - Bahasa Sunda, dengan sistem tingkatan bicaranya (Undak-Usuk Basa), menyimpan harta karun berupa kosakata yang menunjukkan nuansa halus dalam komunikasi. Namun, dalam percakapan modern yang menuntut kepraktisan, banyak padanan kata Halus (Lemes) yang dulu wajib digunakan kini mulai ditinggalkan, tergeser oleh kata-kata yang lebih umum atau loma (kasar/biasa).

Daftar 40+ pasangan kosakata di bawah ini adalah cerminan dari kekayaan yang perlahan menghilang. Perhatikan bagaimana kata kerja sehari-hari memiliki padanan Halus yang kini jarang kita dengar, menunjukkan betapa formal dan spesifiknya Basa Sunda di masa lampau:

Kosakata Keseharian: Antara Loma dan Lemes yang Berjarak

No.

Kasar (Loma)

Halus (Lemes)

Arti (Indonesia)

  Keterangan Nuansa

1

Nongton,Lalajo

Ningali

Melihat

Ningali (Melihat) lebih halus d

aripada Nongton (Menonton).

2

Ceuk/Cekeng

Saur Abdi

Bilang/Kata

Cekeng terasa sangat formal.

3

Méré

Masihan

Memberi

Nyukcruk sangat jarang

digunakan untuk "memberi".

4

Nyokot

Nyandak

Mengambil

Nyandak masih cukup umum

dan wajib digunakan.

9

Ngaran

Nami,Wasta

Nama

Padanan yang harus

dikuasai oleh penutur.

10

Balik

Mulih,Wangsul

Pulang

Mulih adalah padanan

Halus yang standar.

11

Ngadenge

Nguping,Ngarungu

Mendengar

Nguping adalah padanan

Halus yang standar.

32

Ngajual

Ngical

Menjual

Ngical kini jarang dipakai,

tergeser Ngajual.

39

Ngadagoan

Ngantosan

Menunggu

Ngantosan adalah bentuk

Halus standar.

49

Ngahudangkeun

Ngagugahkeun

Membangunkan

Ngagugah memiliki

kesan lebih hormat.

Baca Juga: Mengurai Frasa Sunda Sederhana “Clom Giriwil” dari Tepi Kolam Hingga Ruang Diskusi

Kata Kerja yang Berubah Total dan Mulai Terlupakan

Beberapa kata kerja mengalami perubahan total, menuntut penutur untuk menghafal dua kosa kata yang sama sekali berbeda. Sayangnya, padanan Halus ini adalah yang paling rentan terlupakan:

  • Méré (Memberi) berubah menjadi Nyukcruk/Masihan (No. 3). Kata Nyukcruk lebih sering diartikan sebagai "menelusuri" atau "melacak," sehingga padanannya untuk "memberi" kini terasa asing, bahkan dianggap kuno.
  • Ngajual (Menjual) seharusnya menjadi Ngical (No. 32). Mayoritas penutur saat ini lebih memilih menggunakan Ngajual atau menghindari konteks tersebut karena Ngical terasa terlalu formal.
  • Ngawalon (Menjawab) berubah menjadi Ngaréspon (No. 35). Dalam konteks Sunda yang lebih tradisional, Ngaréspon adalah serapan yang tidak umum, menunjukkan pergeseran ke arah kata-kata yang lebih modern/Indonesia.

Baca Juga: Utamakan Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Jaga Tarif Listrik Tetap Terjangkau Sepanjang 2025

Pelajaran dari Hilangnya Kedalaman Nuansa

Daftar ini berfungsi sebagai arsip tentang seberapa detailnya bahasa Sunda dalam konteks kesopanan. Perhatikan pasangan seperti Ngabohong (Loma) vs. Ngabohongkeun (Lemes) di No. 13. Perubahan dari kata kerja intransitif menjadi transitif dengan penambahan -keun pun bisa menandakan tingkat kesopanan yang berbeda sebuah kerumitan tata bahasa yang kini jarang diperhatikan oleh generasi muda.

Ketika padanan kata Halus seperti Nyukcruk, Ngical, atau Cekeng (No. 2) jarang digunakan, yang hilang bukan hanya sebuah kosa kata, tetapi juga kesempatan bagi penutur untuk mengekspresikan tingkat hormat tertinggi dalam interaksi sehari-hari.

Menghidupkan kembali kosakata Lemes yang spesifik ini adalah cara nyata untuk merawat keindahan Undak-Usuk Basa Sunda agar kekayaan budayanya tidak hanya tersimpan di lembaran sastra, tetapi tetap hidup dalam setiap percakapan.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini