SUKABUMIUPDATE.com - Bahasa Sunda, dengan sistem tingkatan bicaranya (Undak-Usuk Basa), menyimpan harta karun berupa kosakata yang menunjukkan nuansa halus dalam komunikasi. Namun, dalam percakapan modern yang menuntut kepraktisan, banyak padanan kata Halus (Lemes) yang dulu wajib digunakan kini mulai ditinggalkan, tergeser oleh kata-kata yang lebih umum atau loma (kasar/biasa).
Daftar 40+ pasangan kosakata di bawah ini adalah cerminan dari kekayaan yang perlahan menghilang. Perhatikan bagaimana kata kerja sehari-hari memiliki padanan Halus yang kini jarang kita dengar, menunjukkan betapa formal dan spesifiknya Basa Sunda di masa lampau:
Kosakata Keseharian: Antara Loma dan Lemes yang Berjarak
No. |
Kasar (Loma) |
Halus (Lemes) |
Arti (Indonesia) |
Keterangan Nuansa |
1 |
Nongton,Lalajo |
Ningali |
Melihat |
Ningali (Melihat) lebih halus d aripada Nongton (Menonton). |
2 |
Ceuk/Cekeng |
Saur Abdi |
Bilang/Kata |
Cekeng terasa sangat formal. |
3 |
Méré |
Masihan |
Memberi |
Nyukcruk sangat jarang digunakan untuk "memberi". |
4 |
Nyokot |
Nyandak |
Mengambil |
Nyandak masih cukup umum dan wajib digunakan. |
9 |
Ngaran |
Nami,Wasta |
Nama |
Padanan yang harus dikuasai oleh penutur. |
10 |
Balik |
Mulih,Wangsul |
Pulang |
Mulih adalah padanan Halus yang standar. |
11 |
Ngadenge |
Nguping,Ngarungu |
Mendengar |
Nguping adalah padanan Halus yang standar. |
32 |
Ngajual |
Ngical |
Menjual |
Ngical kini jarang dipakai, tergeser Ngajual. |
39 |
Ngadagoan |
Ngantosan |
Menunggu |
Ngantosan adalah bentuk Halus standar. |
49 |
Ngahudangkeun |
Ngagugahkeun |
Membangunkan |
Ngagugah memiliki kesan lebih hormat. |
Baca Juga: Mengurai Frasa Sunda Sederhana “Clom Giriwil” dari Tepi Kolam Hingga Ruang Diskusi
Kata Kerja yang Berubah Total dan Mulai Terlupakan
Beberapa kata kerja mengalami perubahan total, menuntut penutur untuk menghafal dua kosa kata yang sama sekali berbeda. Sayangnya, padanan Halus ini adalah yang paling rentan terlupakan:
- Méré (Memberi) berubah menjadi Nyukcruk/Masihan (No. 3). Kata Nyukcruk lebih sering diartikan sebagai "menelusuri" atau "melacak," sehingga padanannya untuk "memberi" kini terasa asing, bahkan dianggap kuno.
- Ngajual (Menjual) seharusnya menjadi Ngical (No. 32). Mayoritas penutur saat ini lebih memilih menggunakan Ngajual atau menghindari konteks tersebut karena Ngical terasa terlalu formal.
- Ngawalon (Menjawab) berubah menjadi Ngaréspon (No. 35). Dalam konteks Sunda yang lebih tradisional, Ngaréspon adalah serapan yang tidak umum, menunjukkan pergeseran ke arah kata-kata yang lebih modern/Indonesia.
Baca Juga: Utamakan Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Jaga Tarif Listrik Tetap Terjangkau Sepanjang 2025
Pelajaran dari Hilangnya Kedalaman Nuansa
Daftar ini berfungsi sebagai arsip tentang seberapa detailnya bahasa Sunda dalam konteks kesopanan. Perhatikan pasangan seperti Ngabohong (Loma) vs. Ngabohongkeun (Lemes) di No. 13. Perubahan dari kata kerja intransitif menjadi transitif dengan penambahan -keun pun bisa menandakan tingkat kesopanan yang berbeda sebuah kerumitan tata bahasa yang kini jarang diperhatikan oleh generasi muda.
Ketika padanan kata Halus seperti Nyukcruk, Ngical, atau Cekeng (No. 2) jarang digunakan, yang hilang bukan hanya sebuah kosa kata, tetapi juga kesempatan bagi penutur untuk mengekspresikan tingkat hormat tertinggi dalam interaksi sehari-hari.
Menghidupkan kembali kosakata Lemes yang spesifik ini adalah cara nyata untuk merawat keindahan Undak-Usuk Basa Sunda agar kekayaan budayanya tidak hanya tersimpan di lembaran sastra, tetapi tetap hidup dalam setiap percakapan.