Bijak ala Orang Sunda: 13 Papatah Sunda Penuh Wejangan

Sukabumiupdate.com
Selasa 30 Sep 2025, 15:30 WIB
Bijak ala Orang Sunda: 13 Papatah Sunda Penuh Wejangan

Ilustrasi Bijak ala Orang Sunda, Papatah Sunda Penuh Wejangan (Sumber : Freepik/@jcomp)

SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat Sunda memiliki kekayaan budaya yang tercermin dalam bahasa, salah satunya melalui papatah atau peribahasa. Papatah Sunda lahir dari kearifan lokal, berisi pesan moral, serta nasihat kehidupan yang masih relevan hingga kini. Dikutip dari buku 1330 Babasan jeung Paribasa Basa Sunda karya Candra T. Munawar, banyak sekali wejangan yang bisa dijadikan pedoman hidup.

Berikut 13 papatah Sunda lengkap dengan arti dan pesan yang terkandung di dalamnya:

1. Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok

Artinya: Tetesan air yang terus menerus bisa melubangi batu.
Pesan: Ketekunan dan konsistensi mampu mengalahkan kesulitan sebesar apa pun.

2. Lamun teu ngakal, moal ngakeul; lamun teu ngarah, moal ngarih

Artinya: Kalau tidak pakai akal, tidak akan berhasil; kalau tidak berusaha, tidak akan mendapat.
Pesan: Usaha harus disertai dengan kecerdikan dan strategi agar sukses.

Baca Juga: Warisan Tradisi Lisan, Sejak Kapan Babasan Sunda Muncul di Masyarakat?

3. Hirup kudu ngukur ka baju sorangan

Artinya: Hidup harus menyesuaikan dengan kemampuan sendiri.
Pesan: Jangan memaksakan diri, hiduplah sederhana sesuai kemampuan.

4. Hade ku omong, goreng ku omong

Artinya: Baik karena perkataan, buruk pun karena perkataan.
Pesan: Ucapan punya kekuatan besar, gunakanlah kata dengan hati-hati.

5. Lamun hayang dipikanyaah, kudu bisa nyaah ka batur

Artinya: Kalau ingin disayangi, harus bisa menyayangi orang lain.
Pesan: Kasih sayang itu timbal balik, tidak datang begitu saja.

Baca Juga: 10 Cara Mudah Menghapal Kata-kata Babasan Sunda, Ikuti Tips Ini!

6. Nyaur kudu diukur, nyabda kudu diungang

Artinya: Berbicara harus diukur, berucap harus dipertimbangkan.
Pesan: Jangan asal bicara, pikirkan dampaknya terlebih dahulu.

7. Ulah gedé hulu teu beunang ditutupan ku topi

Artinya: Jangan punya kepala besar yang tidak bisa ditutupi topi.
Pesan: Kesombongan hanya akan mempermalukan diri sendiri.

8. Silih asah, silih asih, silih asuh

Artinya: Saling mengasah, saling menyayangi, saling membimbing.
Pesan: Hidup yang baik adalah hidup yang penuh kebersamaan, saling mendukung, dan peduli.

9. Leutik-leutik cabé rawit

Artinya: Kecil-kecil cabai rawit.
Pesan: Ukuran tubuh atau penampilan tidak menentukan kemampuan seseorang.

Baca Juga: 3 Perbedaan Babasan dan Paribasa Sunda: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Kalimatnya

10. Ngaliarkeun cai ka nu haus, ngaliarkeun dahareun ka nu lapar

Artinya: Memberi air pada yang haus, memberi makanan pada yang lapar.
Pesan: Kebaikan sejati adalah menolong sesuai dengan kebutuhan orang lain.

11. Hirup sauyunan, paéh saurian

Artinya: Hidup bersama dalam kerukunan, mati pun dikenang bersama.
Pesan: Kebersamaan dan kerukunan membuat hidup lebih berarti.

12. Ngajual beungeut

Artinya: Menjual wajah.
Pesan: Jangan hanya mengandalkan penampilan luar, tunjukkan kemampuan nyata.

13. Saur manuk di awi, saur jelema kudu diukur

Artinya: Burung bersuara di bambu, manusia harus mengukur perkataannya.
Pesan: Manusia memiliki akal, maka perkataan harus dijaga agar tidak menyakiti orang lain.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, papatah Sunda bisa menjadi pengingat untuk tetap berpijak pada nilai-nilai dasar kemanusiaan. Misalnya, ungkapan cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok mengajarkan bahwa ketekunan akan membawa hasil, sebuah pesan yang relevan bagi siapa pun yang sedang berjuang meraih mimpi. Begitu juga dengan wejangan silih asah, silih asih, silih asuh yang menekankan pentingnya solidaritas dan kepedulian, nilai yang sering terlupakan di tengah individualisme zaman sekarang.

Papatah Sunda bukan sekadar untaian kata tradisional, tetapi warisan kebijaksanaan yang mengajarkan etika, ketekunan, kesederhanaan, dan kasih sayang. Hingga kini, wejangan dari orang Sunda tetap relevan untuk menjadi panduan hidup dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

Baca Juga: 42 Babasan Sunda dan Artinya, Asa Aing hingga Anak Bawang

Sumber: Buku 1330 Babasan jeung Paribasa Basa Sunda karya Candra T. Munawar

Berita Terkait
Berita Terkini