Kerja di Era AI: Profesi Apa yang Masih Aman 10 Tahun Lagi?

Sukabumiupdate.com
Sabtu 21 Jun 2025, 08:00 WIB
Kerja di Era AI: Profesi Apa yang Masih Aman 10 Tahun Lagi?

Ilustrasi. Kerja di Era AI: Profesi Apa yang Masih Aman 10 Tahun Lagi? (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap dunia kerja secara drastis. Dari chatbot yang menggantikan customer service, hingga algoritma yang bisa menulis berita, banyak pekerjaan yang dulunya hanya bisa dilakukan manusia kini mulai digantikan oleh mesin. Ini menimbulkan kekhawatiran: apa pekerjaan kita masih aman dalam 10 tahun ke depan?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu memahami jenis pekerjaan seperti apa yang rentan digantikan AI, dan pekerjaan apa yang tetap membutuhkan sentuhan manusia.

Profesi yang Rentan Tergusur AI

Beberapa pekerjaan sudah mulai tergantikan atau diotomatisasi oleh teknologi. Umumnya, pekerjaan ini bersifat berulang, berbasis data, atau mengikuti pola tetap. Contohnya:

  • Kasir: Self-checkout dan pembayaran digital mulai menggantikan tenaga kasir.
  • Admin Data Entry: AI dapat membaca, mencatat, dan memproses data jauh lebih cepat.
  • Customer Service Dasar: Chatbot dan voice assistant kini bisa menjawab pertanyaan umum dengan akurasi tinggi.
  • Penerjemah Dasar: Mesin terjemahan seperti Google Translate makin canggih dalam memahami konteks kalimat.

Baca Juga: Miris! 1 dari 4 Perempuan Indonesia Alami Kekerasan Seksual dan Fisik Sepanjang Hidupnya

Profesi yang Masih Aman di Era AI

Namun, tidak semua profesi akan tergantikan. Justru beberapa pekerjaan akan semakin dibutuhkan, terutama yang melibatkan kreativitas, empati, pemikiran kritis, dan hubungan antarmanusia. Berikut ini beberapa contoh:

1. Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Psikolog)

Mesin bisa mendiagnosis penyakit, tapi interaksi manusia, empati, dan penanganan langsung pasien tidak bisa digantikan AI. Psikolog, misalnya, memerlukan pemahaman mendalam atas emosi dan pengalaman hidup seseorang.

2. Pendidik (Guru, Dosen, Mentor)

AI bisa membantu menyediakan materi, tapi peran guru sebagai motivator, fasilitator diskusi, dan pengarah karakter siswa masih sangat penting terutama dalam pendidikan usia dini hingga menengah.

3. Teknisi dan Mekanik

Profesi teknisi dan mekanik mencakup individu yang bertugas memasang, memelihara, memperbaiki, atau melakukan servis terhadap mesin, peralatan, dan sistem mekanis maupun elektronik. Pekerjaan ini sangat teknis, membutuhkan keterampilan tangan, pemahaman alat kerja, dan ketelitian tinggi dalam menangani permasalahan yang terjadi secara langsung di lapangan.Di tengah derasnya arus otomatisasi dan AI, teknisi dan mekanik tetap jadi profesi yang relevan dan dibutuhkan. Dengan menggabungkan keterampilan praktis dan dukungan teknologi, profesi ini akan terus bertahan bahkan berkembang dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.

Baca Juga: Seminar Parenting Kota Sukabumi: Ranty Rachmatilah Ungkap Tantangan Orang Tua di Era Digital

4. Pekerjaan Sosial dan Konseling

Kemampuan untuk mendengarkan dengan empati dan memberi dukungan emosional adalah kekuatan manusia. AI bisa memandu, tapi tidak bisa merasakan.

5. Teknologi dan Pengembangan AI itu Sendiri

Menariknya, AI menciptakan lapangan kerja baru: AI engineer, data scientist, cybersecurity analyst, hingga ethical AI consultant. Mereka justru akan sangat dibutuhkan untuk membangun dan mengawasi teknologi ini.

Baca Juga: 3 Kelurahan Verifikasi BAB Sembarangan, Komitmen Kota Sukabumi Menuju 100% ODF

Strategi Bertahan di Era AI

Agar tetap relevan, berikut beberapa langkah penting:

  • Upgrade keterampilan: Pelajari skill baru, terutama yang tidak mudah diautomasi seperti critical thinking, leadership, komunikasi, dan kreativitas.
  • Kolaborasi dengan teknologi: Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai ancaman. Misalnya, guru bisa pakai AI untuk membuat materi ajar lebih menarik.
  • Fokus pada "soft skills": Kemampuan berempati, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, dan membangun relasi tidak bisa diajarkan ke mesin.
  • Adaptif terhadap perubahan: Dunia kerja akan terus berubah. Mereka yang fleksibel dan cepat belajar akan lebih mudah bertahan.

Era AI bukan berarti akhir dari pekerjaan manusia tapi justru awal dari transformasi dunia kerja. Profesi yang bersifat manusiawi, kreatif, dan strategis justru akan makin bersinar. Jika kamu punya semangat belajar dan kemampuan beradaptasi, maka kamu akan tetap aman bahkan bisa jadi unggul di tengah kemajuan AI.

Baca Juga: Sinopsis Head Over Heels: Ketika Cinta dan Takdir Bertabrakan dalam Dunia Shaman Muda

Sumber: Berbagai Sumber

Berita Terkait
Berita Terkini