SUKABUMIUPDATE.com - Pernah merasa overwhelmed hanya karena notifikasi tak henti muncul, feed media sosial tak pernah habis, dan folder laptop isinya berantakan? Jika iya, bisa jadi kamu butuh yang namanya digital decluttering atau sederhananya: merapikan kehidupan digitalmu.
Digital decluttering adalah proses membersihkan, menyortir, dan mengatur ulang jejak digital kita mulai dari email, media sosial, aplikasi, hingga file pribadi. Sama seperti kamar atau meja kerja yang berantakan bisa bikin stres, begitu juga dengan lingkungan digital yang tidak tertata.
Di era digital yang serba cepat, kita sering tak sadar sudah jadi "penumpuk digital" (digital hoarder). Padahal, terlalu banyak informasi, file, dan distraksi bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, fokus kerja, bahkan kualitas tidur.
Baca Juga: Digital Detox: Cara Gen Z Mengatur Waktu dan Menjaga Kesehatan Mental di Era Media Sosial
Kenapa Digital Decluttering Itu Penting?
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan Digital
Notifikasi tanpa henti, email menumpuk, atau chat yang tidak sempat dibalas bisa memicu stres bahkan rasa bersalah.
2. Meningkatkan Fokus dan Produktivitas
Distraksi digital bisa memecah konsentrasi. Studi dari University of California menyebutkan, rata-rata pekerja membutuhkan 23 menit untuk kembali fokus setelah terdistraksi.
3. Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Scroll tanpa henti, FOMO (Fear of Missing Out), dan perbandingan sosial di media bisa memperburuk self-esteem. Merapikan feed dan mengurangi screen time bisa sangat membantu.
4. Lebih Banyak Waktu Nyata
Dengan mengurangi waktu di dunia digital, kamu punya lebih banyak ruang untuk interaksi nyata, hobi, dan istirahat yang berkualitas.
Baca Juga: Hidup Lebih Sehat Tanpa Layar: Cara Sederhana untuk Melakukan Digital Detox
Langkah Praktis Memulai Digital Decluttering
-
Rapikan Smartphone-mu
-
Hapus aplikasi yang jarang digunakan.
-
Atur aplikasi penting di home screen, sisanya di folder.
-
Matikan notifikasi aplikasi yang tidak penting.
-
-
Kelola Email dan Chat
-
Unsubscribe dari newsletter yang tidak dibaca.
-
Arsipkan atau hapus email lama yang sudah tidak relevan.
-
Gunakan folder/label untuk memisahkan email penting.
-
-
Bersihkan Media Sosial
-
Unfollow akun yang bikin kamu merasa tidak cukup baik, tidak relevan, atau hanya memicu overthinking.
-
Gunakan fitur mute bila perlu.
-
Jadwalkan waktu khusus untuk buka medsos agar tidak terjebak doomscrolling.
-
-
Sortir File Digital
-
Hapus file duplikat dan yang tidak terpakai.
-
Buat folder berdasarkan kategori (kerja, pribadi, kuliah, dll).
-
Backup data penting ke cloud storage atau hard drive.
-
-
Perbaiki Pola Konsumsi Digital
-
Aktifkan screen time tracker untuk mengontrol penggunaan gadget.
-
Terapkan aturan no-phone sebelum tidur atau saat makan.
-
Sediakan waktu “detoks digital” minimal seminggu sekali (misal: digital-free Sunday).
-
Baca Juga: Mempersiapkan Karir di Era Digital: Keahlian Apa yang Akan Dibutuhkan di Masa Depan?
Digital Decluttering ≠ Anti Teknologi
Perlu diingat, digital decluttering bukan berarti kamu harus hidup tanpa teknologi. Justru sebaliknya kamu menggunakan teknologi dengan cara yang lebih sadar, sehat, dan produktif. Ini soal mengambil kembali kendali atas waktumu, bukan sekadar membuang HP.
Saatnya Rapi, Bukan Hanya di Dunia Nyata
Kita sering merasa perlu membersihkan rumah, lemari, atau meja kerja. Tapi bagaimana dengan rumah digitalmu? Dunia digital adalah ruang yang kita tinggali setiap hari, maka wajar kalau sesekali kita perlu “bersih-bersih”.
Mulai dari hal kecil, lakukan secara bertahap, dan nikmati manfaatnya: pikiran lebih jernih, produktivitas meningkat, dan hidup terasa lebih ringan. Karena merapikan dunia digital, sejatinya adalah merapikan cara kita menjalani hidup.
Sumber : Newport, Cal. (2019). Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World.]American Psychological Association. (2021). Tech and Mental Health.