SUKABUMIUPDATE.com - Jawa Barat kembali membuktikan diri sebagai "magnet" investasi di Indonesia. Hingga Juli 2025, realisasi investasi di Tanah Pasundan telah mencapai Rp72,5 triliun. Angka ini dirilis langsung oleh Kementerian Investasi/BKPM, menandai konsistensi Jabar sebagai daerah favorit investor, baik dalam maupun luar negeri.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menegaskan capaian ini adalah hasil kerja keras banyak pihak, dari lini terdepan di tingkat RT dan RW, hingga pejabat daerah yang mengawal proses investasi.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menjaga iklim investasi dari gangguan, hambatan infrastruktur, hingga keamanan. Hasilnya, Jawa Barat tetap menjadi pilihan utama investor dengan nilai Rp72,5 triliun hingga Juli 2025," ujar KDM sapaan akrab Gubernur Dedi, Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi, KDM Targetkan Jalan Leucir di Jabar Rampung 2027
Menurutnya, sukses ini tidak datang begitu saja. Ada kebijakan strategis yang menjadi pondasi, salah satunya pemberantasan premanisme di kawasan industri.
"Sekarang angka premanisme di dunia industri menurun tajam kita bisa lihat hari ini di Jabar. Kemudahan berinvestasi itu kan tergantung kecerdasan kepala daerah agar tidak terhambat," tegasnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menambahkan Pemprov Jabar kini mengandalkan integrasi data digital untuk mengakselerasi berbagai sektor pembangunan.
Platform digital ini memuat data investasi, hilirisasi, dunia usaha, hingga ketenagakerjaan, yang membantu mempercepat layanan seperti Online Single Submission (OSS) dan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Dari data yang ada kita analisis, hasilnya menjadi masukan bagi pimpinan mengambil keputusan agar investasi di Jawa Barat bertumbuh dengan baik tanpa mengorbankan lingkungan," jelas Herman.
Tak hanya dari sisi investasi, perekonomian Jabar juga terbilang sehat. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi tahunan pada Juli 2025 hanya 2,03 persen. Sementara itu, neraca perdagangan periode Januari–Juni 2025 mencatat surplus 12,63 miliar USD, naik dibanding periode yang sama tahun lalu.
Surplus perdagangan nonmigas terbesar datang dari hubungan dagang dengan Amerika Serikat, Filipina, dan Thailand.
Capaian ini menjadi kado manis di Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Barat. Sebuah bukti bahwa dengan kerja sama, koordinasi, dan inovasi, Jabar bukan hanya bertahan di puncak, tapi juga terus melesat sebagai primadona investasi di Indonesia. (adv)
Sumber: Humas Jabar