SUKABUMIUPDATE.com – Polisi telah memeriksa 10 orang saksi terkait tragedi maut yang terjadi dalam acara pesta rakyat pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM), Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina.
Insiden ini terjadi di Gedung Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025), dan mengakibatkan tiga orang meninggal dunia serta puluhan lainnya luka-luka.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, mengatakan bahwa saksi-saksi yang diperiksa berasal dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara, seperti Satpol PP, tim kesehatan, dan Event Organizer (EO).
"Semua yang ada di lokasi kejadian sudah kami mintai keterangan," ujar Joko di Mapolres Garut, Senin (21/7/2025).
Joko tidak menjelaskan secara rinci hasil pemeriksaan para saksi. Ia menambahkan bahwa penanganan perkara kini telah dilimpahkan ke Polda Jawa Barat. Menurutnya, Polres Garut hanya akan bertugas membantu jika diperlukan.
"Pelimpahan kasus ini atas perintah Pak Kapolda langsung," ujarnya.
Baca Juga: Uang Palsu Beredar di Lapang Merdeka Sukabumi, Pedagang Kopi Jadi Korban
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan telah turun langsung ke lokasi kejadian dan memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga Sabtu dini hari (19/7/2025). Ia melakukan pengecekan di gerbang barat Gedung Pendopo Garut, yang menjadi titik awal warga berdesakan saat antre makanan gratis.
Pesta pernikahan antara anggota DPRD Jawa Barat, Maula Akbar Mulyadi, dan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, turut menggelar pesta rakyat dan acara makan bersama warga. Acara itu dihadiri sekitar 10 ribu orang dan menyebabkan 30 korban, terdiri dari 3 meninggal dan 27 luka-luka.
Korban jiwa dalam peristiwa tersebut adalah Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan anggota polisi Bripka Cecep Saeful Bahri (39). Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, ketiganya diduga mengalami sesak napas akibat kekurangan oksigen dan terinjak-injak saat berdesakan di gerbang bagian barat gedung.
Atas insiden tragis itu, kedua mempelai telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Garut. Mereka juga mengunjungi rumah para korban meninggal dunia dan memberikan santunan.
"Silakan polisi periksa semuanya. Walaupun saya diperiksa, saya siap diperiksa," ujar Luthfianisa Putri Karlina.
Sumber: Tempo.co