Saleh Aljafarawi Tewas Saat Liputan di Gaza, Jurnalis Palestina Jadi Korban Bentrokan

Sukabumiupdate.com
Senin 13 Okt 2025, 22:24 WIB
Saleh Aljafarawi Tewas Saat Liputan di Gaza, Jurnalis Palestina Jadi Korban Bentrokan

Jurnalis muda Palestina, Saleh Aljafarawi, tewas saat meliput bentrokan di Gaza. (Sumber : Instagram/@saleh__ghaza).

SUKABUMIUPDATE.com - Jurnalis Palestina, Saleh Aljafarawi, dilaporkan tewas pada Minggu 12 Oktober 2025, dalam insiden penembakan oleh kelompok bersenjata di wilayah selatan Kota Gaza.

Mengutip Al Jazeera, Aljafarawi meninggal dunia saat meliput bentrokan di lingkungan Sabra, hanya beberapa hari setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. 

Pria berusia 28 tahun ini dikenal luas berkat dokumentasi visualnya tentang konflik Gaza, yang ia bagikan melalui kamera dan akun Instagram pribadi.

Baca Juga: Loker Barista Minimal SMA/SMK dengan Penempatan di Kota Sukabumi

Sumber dari Palestina menyebutkan bahwa Aljafarawi ditembak oleh anggota milisi bersenjata saat meliput konflik antara pasukan keamanan Hamas dan kelompok bersenjata dari klan Doghmush. Meski demikian, otoritas lokal belum memberikan konfirmasi resmi terkait insiden tersebut.

Seorang pejabat senior dari Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa bentrokan tersebut melibatkan milisi yang diduga memiliki afiliasi dengan pendudukan Israel. Ia juga menyebut bahwa milisi tersebut menyerang warga sipil yang sedang kembali dari Gaza selatan ke pusat kota.

Meski gencatan senjata telah diumumkan, kondisi keamanan di Gaza tetap tidak stabil dan penuh risiko. Aljafarawi sendiri sempat menjadi sorotan publik awal pekan ini setelah videonya yang mengumumkan gencatan senjata viral di media sosial.

Baca Juga: Iran Resmi Menjadi Negara Kesembilan di Dunia Luncurkan Satelit Secara Independen

Menurut laporan dari The New Arab, Aljafarawi termasuk salah satu jurnalis paling dikenal selama konflik Israel-Gaza, terutama karena keberaniannya mengangkat isu genosida dan krisis kelaparan yang melanda warga sipil. 

Akibat liputannya, ia dilaporkan masuk dalam daftar "pemberitahuan merah" oleh otoritas Israel, seperti halnya jurnalis Palestina lainnya yang menjadi target, termasuk Anas al-Sharif yang juga tewas dalam tugas.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, lebih dari 270 jurnalis dan pekerja media dilaporkan tewas di Gaza, menjadikan konflik ini sebagai salah satu yang paling mematikan bagi insan pers.

Sumber: Berbagai Sumber

 

Berita Terkait
Berita Terkini