Dukung Solusi Dua Negara, Pidato Lengkap Prabowo soal Palestina di KTT PBB

Sukabumiupdate.com
Selasa 23 Sep 2025, 12:30 WIB
Dukung Solusi Dua Negara, Pidato Lengkap Prabowo soal Palestina di KTT PBB

Presiden Prabowo saat pidato di Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara PBB (Sumber : Instagram/@sekretariat.kabinet)

SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hadir dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.

Dalam konferensi yang digelar pada Senin, 22 September 2025, waktu setempat, di Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat, presiden Prabowo menegaskan dukungan Solusi Dua Negara untuk kemerdekaan Palestina.

Mengutip dari Tempo.co, konferensi itu diinisiasi oleh Prancis dan Arab Saudi. Kedua negara tersebut masing-masing diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Sesi pertama KTT diawali dengan pidato dari Presiden Macron, Menlu Arab Saudi, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Prabowo Subianto berpidato pada sesi kedua—atau sesi pidato dari 33 pemimpin delegasi yang mewakili negara dan perkumpulan negara seperti Uni Eropa dan Liga Arab. Raja Jordania Abdullah II berbicara pada urutan pertama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada urutan kedua. Pidato lalu dilanjutkan oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Portugal Marcelo Nuno Duarte Rebelo de Sousa. Prabowo berpidato pada urutan kelima.

Baca Juga: Prabowo Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara untuk Palestina-Israel di KTT PBB

Lantas, bagaimana pidato Presiden Prabowo mengenai perang yang dilancarkan Israel terhadap Palestina ini? Berikut isi pidato lengkap Prabowo dikutip dari Tempo.co

“Yang Mulia Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron, Yang Mulia Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, selaku ketua bersama pertemuan terhormat ini; serta para perwakilan terhormat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Izinkan saya menyampaikan apresiasi terdalam dan penghormatan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinannya dalam menyelenggarakan pertemuan penting ini.

Dengan berat hati, kita mengingat kembali tragedi tak tertahankan yang sedang berlangsung di Gaza: ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Kelaparan mengancam. Bencana kemanusiaan terbentang di depan mata kita.

Kami mengecam semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa. Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab historis. Tanggung jawab ini tidak hanya berbicara tentang nasib Palestina, tetapi juga tentang masa depan Israel dan juga kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami mengutuk semua kekerasan terhadap warga sipil tak bersalah.

Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian masalah Palestina. Hanya solusi dua negara inilah yang akan membawa perdamaian.

Kami harus menjamin kenegaraan bagi Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan untuk keamanan Israel.

Deklarasi New York telah membuka jalan damai dan adil menuju perdamaian. Kenegaraan harus berarti perdamaian. Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Perdamaian itu harus nyata bagi semua pihak.

Yang Mulia, kami mengapresiasi negara-negara terdepan di dunia yang telah mengambil langkah prinsipiil ini. Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara besar lainnya di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar. Pengakuan negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar.

Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan: sejarah tidak berhenti. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian dan ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan. Kita harus mewujudkan perdamaian yang dibutuhkan umat manusia.

Indonesia siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian.

Perdamaian sekarang. Perdamaian segera. Kita membutuhkan perdamaian.”

Adapun sebagai informasi tambahan, mikrofon alias pelantang suara Prabowo sempat terputus saat ia menyampaikan pidato. Mikrofon itu mati setelah Prabowo mengutarakan kalimat “Kami bersedia menyediakan pasukan perdamaian”.

Dilansir Antara via Tempo.co, Kementerian Luar Negeri RI mengklarifikasi bahwa penyebab mikrofon Prabowo mati saat berpidato adalah karena alasan prosedural. “Terdapat aturan prosedur bahwa setiap negara mendapat kesempatan 5 menit. Apabila pidato lebih dari 5 menit maka mikrofon akan dimatikan,” kata Direktur Informasi dan Media Kemlu Hartyo Harkomoyo menjawab pertanyaan wartawan, pada Selasa, 23 September 2025

Ia menyampaikan bahwa setiap pertemuan PBB memiliki aturan tersendiri, seperti aturan alokasi waktu yang diberikan bagi setiap anggota delegasi untuk menyampaikan pandangan mereka di hadapan sidang. Karena melebihi batas waktu yang ditentukan tersebut, kata dia, suara Prabowo tiba-tiba terputus dan tidak muncul dalam siaran langsung Sidang Majelis Umum PBB.

Meski begitu, Hartyo memastikan bahwa delegasi sidang PBB masih dapat mendengar suara Prabowo meski tanpa mikrofon. Sebab, kata Hartyo, Prabowo berbicara cukup lantang.

Sumber: Tempo.co

Berita Terkait
Berita Terkini