Ketika Laut Sukabumi Jadi Tempat Transit Imigran Gelap Menuju Pulau Christmas

Sabtu 25 Februari 2023, 11:16 WIB
Lanskap pemandangan di Christmas Island (Pulau Christmas) atau Pulau Natal. | Foto: christmas.net.au

Lanskap pemandangan di Christmas Island (Pulau Christmas) atau Pulau Natal. | Foto: christmas.net.au

SUKABUMIUPDATE.com - Berjarak sekitar 360 kilometer dari Pulau Jawa bagian selatan, Christmas Island atau Pulau Natal bukan tempat yang jauh dari wilayah Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Para nelayan banyak yang mengenal pulau ini lantaran tak jarang dari mereka ada yang terbawa badai hingga ke Christmas Island.

Meski demikian, Pulau Natal ternyata masuk wilayah Australia, padahal jaraknya lebih jauh dengan daratan Australia yaitu sekitar 2.600 kilometer. Beberapa orang menyebut pulau ini hanya selemparan batu dari Palabuhanratu, karena cukup dengan perahu, nelayan bisa mencapai Christmas Island dalam waktu kurang lebih 48 jam.

"Banyak yang mengaitkan Pulau Natal dengan Nusalarang, sebagai salah satu pulau yang disebut saat Prabu Siliwangi hendak menyeberang lautan. Konon, pulau ini muncul dari gugusan pegunungan berapi di sunda selatan yang sudah mati," kata Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, 25 Februari 2023.

Tempat ini disebut Pulau Christmas karena disingggahi oleh Kapten William Mynors pada 25 Desember 1643. William Mynors adalah kapten laut berkebangsaan Inggris. Dia merupakan master kapal milik East India Company (EIC), bernama Royal Mary. Kapal Royal Mary beroperasi untuk EIC sepanjang 1626 hingga 1639.

Baca Juga: Menyingkap Laut Sukabumi: Jalur Narkoba Internasional hingga Ancaman Megathrust

Setelah penemuan pada Natal 1643, pulau itu dimasukkan dalam peta navigasi Inggris dan Belanda sejak awal abad ke-17, tetapi baru pada 1666 peta yang diterbitkan kartografer Belanda Pieter Goos memasukkan pulau itu. Alasan dinamai Christmas Island adalah karena William Mynors menemukannya pada 25 Desember 1643.

Irman mengungkapkan akibat kedekatan pulau ini dengan Palabuhanratu, banyak para pencari suaka ilegal (imigran gelap) yang menjadikan Palabuhanratu sebagai tempat transit. Imigran gelap ini sudah ada sejak zaman Hindia Belanda, tetapi pada masa itu tidak menjadi isu seperti sekarang lantaran ada kebijakan Belanda yang ramah.

Kebijakan elite Belanda di masa itu lebih ramah terhadap imigran karena adanya penerapan "open door policy" atau politik terbuka bagi para imigran ilegal (orang asing khususnya) untuk masuk dan tinggal menetap di Indonesia. Imigran ilegal yang hanya transit pun tidak dipermasalahkan, selain karena kontrol laut masih sangat terbatas.

"Apalagi setelah Pelabuhanratu ditutup sebagai pelabuhan internasional pada 1875, perhatian terhadap Palabuhanratu sangat menurun dan dianggap hanya pelabuhan tradisional biasa yang tak memerlukan penjagaan ketat," kata Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare.

Di era pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia pernah menghadapi persoalan imigran ilegal yang disebut manusia perahu asal negara tetangga yaitu Vietnam. Bahkan Indonesia pernah membuat penampungan pengungsi tahun 1977 di Pulau Galang, Kepulauan Riau, meski Indonesia tidak meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951.

Ketidakikutsertaan dalam ratifikasi ditengarai karena sejak Indonesia merdeka persoalan imigran gelap tidaklah menjadi prioritas yang penting.

Namun seiring perkembangan politik dunia yang terjadi banyak konflik, maka mulai bermunculan banyak pencari suaka yang transit ke Palabuhanratu. Irman menyebut isu imigran gelap ini sempat menjadi persoalan di era Soeharto di mana banyak imigran dari Vietnam yang masuk maupun transit, salah satunya ke Palabuhanratu.

Konflik di negara asalnya serta faktor ekonomi untuk mencari peruntungan nasib, menjadi pendorong bermunculannya imigran gelap dari beragam negara seperti Irak, Iran, Afghanistan, Sri Lanka, dan lain-lain.

Baca Juga: Angan Bung Karno di Sukabumi: Sulap Palabuhanratu Jadi Las Vegas Indonesia

Menurut Irman, wilayah-wilayah terpencil seperti Palabuhanratu menjadi salah satu celah yang sering digunakan para imigran ilegal dan pelaku penyelundupan manusia, terutama ke Australia yang memiliki wilayah sangat berdekatan.

Di samping itu, ditengarai wilayah Cisarua, Bogor, yang tak jauh dari Palabuhanratu, merupakan salah satu lokasi tunggu bagi para imigran ilegal yang akan menuju ke Australia dan dijadikan tempat persembunyian hingga waktunya para imigran gelap ini disalurkan oleh para penyelundup.

Posisi geografis Pelabuhanratu yang sangat dekat dengan Pulau Christmas menjadikan lokasi transit ideal yang bisa dikunjungi. Pantai selatan Sukabumi sangat strategis untuk penyeberangan para imigran gelap menuju Pulau Christmas, Australia, karena dalam waktu dua hingga tiga jam, mereka bisa langsung sampai di perairan internasional yang berbatasan antara Indonesia-Australia.

"Apalagi kekuatan angkatan laut kita di Pelabuhanratu juga bisa dikatakan tidak cukup untuk memantau area yang sedemikian luas. Di samping itu, karena jaraknya yang bisa ditempuh hanya dua hari dua malam menggunakan perahu nelayan, maka menjadi alternatif sangat mudah dan murah bagi para imigran gelap," ujar Irman yang sudah menulis buku "Soekaboemi the Untold Story".

Tak heran, banyak nelayan tradisional yang membantu penyeberangan. Bahkan dalam jumlah tertentu para imigran gelap bisa mendapatkan kapal, awak kapal, dan kapten kapal di Palabuhanratu yang disewa. Praktik mafia imigran juga mudah terjadi mengingat Palabuhanratu adalah wilayah sepi dan terpencil yang jauh dari pantauan pemerintah pusat.

Indonesia yang tak memiliki spektrum hukum yang jelas dalam penanganan isu imigran ilegal, dimanfaatkan oleh para penyelundup. Indonesia merupakan negara anggota peratifikasi Konvensi Wina, di mana salah satu asas dalam konvensi ini yaitu tidak memperbolehkan adanya penolakan negara terhadap para korban perang (non-refoulment) sehingga posisi hukumnya dilematis.

"Pada akhirnya banyak kasus imigran gelap yang ditangani maupun tak tertangani, bahkan banyak di antaranya yang mengalami kecelakaan akibat badai," kata Irman.

Pada 2010, laporan berita Tempo menyatakan Kapolres Sukabumi saat itu yakni AKBP Herucoko mengatakan, dengan menggunakan jalur Pantai Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, para imigran hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga jam untuk sampai ke perairan internasional, lalu mereka bisa langsung naik kapal besar menuju Pulau Christmas.

“Pantai Selatan Sukabumi sangat strategis untuk penyeberangan para imigran gelap menuju Pulau Christmas, Australia, karena dalam waktu 2-3 jam saja, mereka bisa langsung sampai di perairan internasional, yang berbatasan antara Indonesia-Australia," kata Heru.

Menurut Heru, sebelum sampai di Sukabumi, sebelumnya mereka (imigran) singgah terlebih dahulu di kawasan Cisarua, Bogor. "Mereka di Sukabumi hanya untuk menyeberang, sebelumnya mereka berada di Cisarua Bogor,” katanya.

Pernyataan itu disampaikan Heri menyusul penangkapan 30 imigran gelap asal Iran dan Afganistan oleh Polres Sukabumi.

Polisi juga ketika itu mengamankan empat orang WNI yang mengantar para imigran. "Kami juga menangkap empat WNI, dua orang sopir yang mengantar dari Cisarua Bogor, dan dua orang lagi nelayan setempat,” kata Heru.

Pada tahun yang sama, sebanyak 48 imigran gelap asal Iran dan Irak juga ditangkap aparat TNI dan kepolisian di Kabupaten Sukabumi. Aparat juga mengamankan anak-anak di bawah umur yang diduga menjadi korban kekerasan politik di negaranya.

Para imigran gelap itu ditangkap di kawasan Pantai Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas. Mereka ditangkap saat perahu yang membawanya dari Cilacap menuju Pulau Christmas, Australia, terdampar. Perahu itu diduga kehabisan bahan bakar.

AYO! main games di Sukabumi Update Games
Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi27 Juli 2024, 08:00 WIB

Info Loker Teknik di Perusahaan Makanan, Posisi Operator Peralatan

Info Loker Teknik Posisi Operator Peralatan. Rekrutmen Pegawai Tetap untuk posisi Operator Peralatan ini dibuka hingga 18 Agustus 2024 mendatang.
Ilustrasi. Info Loker Teknik (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Life27 Juli 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya!

Menghadapi seseorang yang tidak punya rasa bersalah bisa sangat menantang.
Ilustrasi. Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya! (Sumber : Pexels/YanKrukau)
Science27 Juli 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 27 Juli 2024, Cek Dulu Yuk Langit di Akhir Pekan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024. (Sumber : Pixabay.com).
Inspirasi26 Juli 2024, 22:02 WIB

Jatim Media Summit Bagikan Tips Bikin Konten Video Disukai Penonton di Medsos

Sebelum memulai membuat konten video, alangkah baiknya untuk mengenal audiens atau penonton. Cari tahu apa yang mereka suka dan dibutuhkan.
Jatim Media Summit, Kamis (25/7/2024) | Foto : Ist
Sukabumi26 Juli 2024, 21:26 WIB

Ini Dugaan Penyebab Kebakaran Gudang Limbah Pabrik di Parungkuda Sukabumi

Warga ungkap asal muasal api yang menjadi penyebab kebakaran gudang limbah pabrik di Parungkuda Sukabumi.
Petugas Damkar berjibaku memadamkan kebakaran yang melanda gudang limbah pabrik kain di Parungkuda Sukabumi. | Foto: Istimewa
Jawa Barat26 Juli 2024, 21:11 WIB

16 Rumah Dilaporkan Rusak, Pj Gubernur Jabar Tinjau Lokasi Gempa di Kuningan

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau sejumlah lokasi yang terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Kuningan, Jumat (26/7/2024).
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat meninjau lokasi terdampak gempa di Kuningan. (Sumber : Humas Jabar)
Sehat26 Juli 2024, 21:00 WIB

Oatmeal Hingga Minyak Kelapa, 7 Cara Mengatasi Kulit Kering yang Dapat Anda Lakukan

Cuaca dingin dan kering, sering mencuci tangan, atau paparan sinar matahari berlebihan dapat membuat kulit kering.
Ilustrasi - Dengan perawatan yang tepat, kulit kering dapat diatasi dan kembali sehat. (Sumber : Freepik.com).
Sukabumi26 Juli 2024, 20:56 WIB

Langganan Banjir, Warga Minta Pengerukan Sungai Cibening Purabaya Sukabumi

Warga berharap adanya penanganan Sungai Cibening Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi yang mengalami pendangkalan serta penyempitan
Forkopimcam dan relawan saat sedang membersihkan Sungai Cibening Purabaya Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Life26 Juli 2024, 20:30 WIB

10 Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita

Senyuman orang yang memiliki dendam mungkin tampak dipaksakan atau tidak tulus. Ekspresi wajah sering kali tidak selaras dengan kata-kata mereka.
Ilustrasi. Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita (Sumber : Pexels/YanKrukau)
Opini26 Juli 2024, 20:07 WIB

Menengok Pilkada Sukabumi yang Kering Gagasan

Kurang lebih empat bulan lagi, tepatnya pada tanggal 27 November 2024, masyarakat Kabupaten Sukabumi akan memilih Bupati dan Wakil Bupati yang baru
Ilustrasi kepala daerah menyampaikan gagasan membangun Sukabumi | Foto : Pixabay