Menyingkap Laut Sukabumi: Jalur Narkoba Internasional hingga Ancaman Megathrust

Sabtu 10 September 2022, 06:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi sejak dulu dikenal memiliki barrier alam, baik di darat berupa gunung yaitu sebelah utara Gunung Gede Pangrango, sebelah barat Gunung Halimun Salak, dan sebelah timur pegunungan Jampang. Sedangkan di selatan, Sukabumi berbatasan dengan Samudra Hindia yang terkenal ombaknya ganas.

Tak heran, jika daratan Sukabumi dijadikan tempat pelarian, baik pejuang maupun perompak di masa lalu. Ini disampaikan pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah. Menurut Irman, KH Raden Alit Prawatasari, yang dijuluki Karaman Jawa (Perompak Jawa) oleh para bupati VOC, juga memusatkan perjuangannya di wilayah Sukabumi.

Ganasnya Laut Sukabumi

Perairan Sukabumi sejak dulu kurang diminati pelaut Eropa lantaran ombaknya yang kurang bersahabat. Rata-rata, pelaut benua biru menyukai pantai utara yang ombaknya tenang, sehingga secara ekonomi wilayah utara berkembang. Sementara di selatan, dikenal ombaknya ganas sehingga sering ada badai dan banyak perompak berkeliaran.

Irman mengatakan alasan itu yang mengakibatkan pemetaan laut Sukabumi sedikit terlambat. Misalnya, peta pertama tentang Jawa adalah buatan Paolo dal Pozzo Toscanelli (1474) dengan sebutan Java Major, menggambarkan Pulau Jawa lebih besar dari Sumatra. Ternyata, Toscanelli mengira daratan Australia bersatu dengan Pulau Jawa.

Para kartografer berikutnya mencoba memperbaiki peta karya Toscanelli dengan memisahkan Australia dari Pulau Jawa. Namun, bentuk Pulau Jawa menjadi aneh karena mirip bulatan (tanpa teluk). Artinya, mereka baru menerka bentuk Pulau Jawa, terutama wilayah selatan--termasuk kawasan Palabuhanratu--yang dikenal misterius.

"Peta yang dibuat Lorenz Fries tahun 1522 juga hanya menggambarkan Pulau Jawa sebelah utara, sebelah selatan tidak digambarkan," kata Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare kepada sukabumiupdate.com belum lama ini.

Pola pemetaan seperti itu terus dilakukan sejumlah kartografer dunia sampai 1635. Sehingga dipastikan mereka tidak mengenal keberadaan Teluk Palabuhanratu. Baru pada 1636, muncul peta yang memperlihatkan Teluk Palabuhanratu, dibuat Henricus Hondius II--pengukir dan pembuat peta asal Belanda. Tetapi, peta ini tak memuat keterangan apa pun.

Irman menyebut sejak 1656, otoritas Batavia mulai secara serius ingin mengetahui bagaimana kondisi pantai selatan. Tidak salah kemudian Sersan Scipio pada 1687 melakukan perjalanan menuju Palabuhanratu untuk melihat lautnya dari darat dan berhasil.

Keganasan Pantai Palabuhanratu sudah dikenal sejak dulu. Pendiri Batavia, Jan Pieterszoon Coen, tercatat pernah mencoba berlayar dari Selat Sunda ke arah selatan sepanjang 60 kilometer dan menemukan tempat yang disebut Coen Hoek (Teluk Coen). Namun, Gubernur Jenderal Hindia Belanda tersebut kembali ke Batavia.

"Tanggal 4 Maret 1692 kapal Lek milik East Indies Company mencoba berlayar dari Selat Sunda ke selatan. Sayangnya, 58 kru tewas dan 90 orang lainnya menderita luka karena gagal berlabuh dan terkena badai," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story".

photoDermaga Gado Bangkong Palabuhanratu tahun 1920. - (Yayasan Dapuran Kipahare)

Beberapa kartografer yang dikirim ke selatan hanya mampu menggambarkan peta Pantai Parigi dan Pananjungan Pangandaran serta Ujunggenteng, yang disebut Dirck de Vries, Mauritus Baai, dan Schildpad Baai. Mereka tak menemukan Palabuhanratu akibat cuaca. Baru pada 1698 Cornelis Coops menyebutkan teluk dan pantai bernama Wijnkoopsbaai.

Hal itu kemudian disusul perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-18 Abraham van Riebeeck yang menginstruksikan pelayaran ke arah selatan menggunakan kapal Bombardier dan Noordster pada 4 Maret 1711 dan menemukan teluk bernama Wijnkoopbergen (wilayah Palabuhanratu berupa perkebunan kelapa dan aren sebagai bahan baku tuak).

Selain keganasan ombak, laut selatan juga dikenal dengan kejahatan berupa perompak yang berkeliaran. Dalam budaya tutur seperti pantun Bogor, pernah diceritakan mengenai sering datangnya Bajo (bajak laut) pada masa Pajajaran ke wilayah Palabuhanratu. Secara tertulis, laporan pos penjagaan VOC di Cidadap muara Sungai Cimandiri tanggal 18 Mei 1779, disebutkan bajak laut telah mendarat dan menculik sebagian penduduk. 

Pos penjagaan permanen kemudian dibangun di Cidadap, beranggotakan 12 orang. Namun, pos ini tidak bisa mencegah bajak laut. Menurut laporan tanggal 3 Maret 1780, perompak kembali datang dan menculik empat orang Cimaja, empat orang Cisolok, dan sebagian orang dari Ciseureuh (selatan pos). Bajak laut tersebut berkekuatan 200 orang, sehingga warga tidak mampu berbuat apa-apa. Alhasil, dikirim bantuan satu kapal bersenjata dari Semarang dan dua kapal bersenjata dari Bali. Tetapi, keamanan tetap sulit ditegakkan.

Pada Mei 1782, Bupati Cianjur melaporkan bajak laut mendarat di pantai Jampang dan menculik beberapa warga sehingga dikirim pasukan dari Batavia.

Kondisi tersebut masih terus terjadi di zaman Hindia Belanda. Misalnya, terjadi banyak penyelundupan yang dilakukan melalui laut Sukabumi yang mengakibatkan ditutupnya dermaga ekspor Palabuhanratu pada 1875. Ini terjadi besar-besaran sejak distribusi barang digunakan melalui kereta api Bogor Batavia. Padahal, pelabuhan ini sudah menjadi akses ekspor impor sejak 1858.

Pasca kemerdekaan saat terjadi pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) tahun 1950-an, Irman mengatakan Palabuhanratu juga dijadikan akses penyelundupan senjata untuk menyuplai pasukan DI/TII yang dilakukan oleh Ch H van Kleef, seorang Belanda yang menjadi mentri luar negeri DI/TII.

"Penyelundupan ini diduga melibatkan staf diplomatik Belanda sehingga memperkeruh hubungan RI-Belanda," kata Irman.

"Tak heran pada 2020 terkuak penyelundupan narkoba jenis sabu oleh sindikat narkoba Iran melalui cagar alam Palabuhanratu. Terjadi juga di Pantai Ujunggenteng. Kejahatan transnasional memang rawan terjadi di laut yang jarang dilayari selain juga bencana. Perlu pemikiran lebih mendalam mengenai peningkatan keamanan laut dan bencana supaya potensi ekonomi dan sosial masyarakat dapat meningkat seiring pembangunan infrastruktur laut yang cukup," tambah dia.

Jalur Narkoba Internasional

Satuan Tugas Khusus Merah Putih Polri di bawah komando Ferdy Sambo--mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam Polri)--membongkar sindikat narkoba internasional jaringan Timur Tengah di Sukabumi. Barang bukti sabu seberat 402,38 kilogram dengan nilai Rp 480 miliar dalam bentuk bola jumlah banyak disita di sebuah rumah di Perumahan Villa Taman Anggrek RT 01/25 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Kamis, 4 Juni 2020.

Jaringan Timur Tengah tersebut beroperasi di Samudra Hindia dan mengirimkan narkoba menggunakan kapal nelayan, masuk melalui jalur Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Pernyataan ini disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang saat itu menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri berpangkat Komjen.

Ada 13 terdakwa yang divonis mati Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibadak pada 6 April 2021 terkait kasus ini. Sidang dipimpin Majelis Hakim Aslan Ainin serta hakim anggota Zulkarnaen dan Lisa Fatmasari. Sedangkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dipimpin Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi Dista Anggara. 

Dari 13 terdakwa, sembilan di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan empat Warga Negara Asing (WNA). Setelah banding yang diajukan kuasa hukum dikabulkan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung, enam terdakwa asal Sukabumi berhasil lolos dari hukuman mati.

Keenam orang tersebut menerima keringanan hukuman menjadi belasan tahun penjara usai pengajuan banding kantor hukum Bahari Sukabumi diterima. Yang meringankan keenamnya adalah mereka bukan pemeran utama dalam kasus itu. Vonis mati yang diterima keenam terdakwa diubah menjadi hukuman 15 dan 18 tahun penjara.

Enam terdakwa yang mendapat hukuman 15 tahun penjara adalah Basuki Kosasih alias Ebes, Ilan, Sukendar alias Batak, dan Nandar Hidayat alias Ipey. Sementara dua orang lainnya masing-masing menerima hukuman 18 tahun yakni Riris Rismanto alias Santri dan Yunan Febdiantono Citavaga.

Keenamnya memiliki peran berbeda, empat orang yang berprofesi sebagai nelayan menjemput sabu dari Samudra Hindia ke Palabuhanratu, dan dua lainnya (Riris Rismanto alias Santri dan Yunan Febdiantono Citavaga) membawa sabu tersebut dari Palabuhanratu ke Perumahan Taman Anggrek di Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

photoKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang saat itu menjabat Kepala Bareskrim Polri berpangkat Komjen, memperlihatkan barang bukti sabu dalam konferensi pers di Perumahan Villa Taman Anggrek RT 01/25 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Kamis, 4 Juni 2020. Ferdy Sambo di belakang Listyo Sigit. - (Website Polres Sukabumi Kota)

JPU saat itu, Dista Anggara, mengungkap kronologi pengiriman sabu 402 kilogram dalam sidang pembacaan tuntutan. Transaksi barang haram ini dilakukan malam hari di tengah perairan Sukabumi, Maret 2020. Penyelundupan sudah direncanakan matang, mulai transaksi di tengah laut hingga dibawa ke darat dan dipindahkan dari kapal motor ke mobil.

Dari tengah laut, ratusan kilogram sabu itu diselundupkan di pinggir dermaga I Palabuhanratu. Proses pemuatan awal dari kapal asing dilakukan Basuki, Sukendar, dan Ilan, yang menjalankan kapal menuju Samudra Hindia untuk mengangkut sabu sebanyak 20 karung pada malam hari. Basuki menerima titik koordinat di S.08.2006 dan E102.20.27.

Setelah Basuki, Sukendar, dan Ilan kembali ke Palabuhanratu, mereka melangsirkan kapal yang mereka tumpangi yaitu Kapal Motor (KM) Walie di kawasan PLTU. Selanjutnya, Basuki menelepon terdakwa lain untuk mengangkut 20 karung sabu dengan kapal lain Sope LJ1d dan dibawa ke darat. Setibanya di darat, 20 karung kristal putih itu dipindahkan ke mobil pick up yang sudah disiapkan Yunan Febdiantono Citavaga. Usai dipindahkan dari kapal ke mobil, mereka langsung meluncur ke Sukaraja.

Ferdy Sambo ketika itu mengatakan penyelundupan dengan rute laut pantai selatan merupakan rute baru. Ombak yang besar dan tinggi serta minimnya penjagaan atau pengawasan, disebut Sambo, dimanfaatkan para pelaku untuk memilih jalur laut selatan dalam menyelundupkan narkoba. Kondisi ini didukung garis pantai yang panjang.

Dua tahun sebelum kasus ini terbongkar, Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat Daniel Y Kartiandhago menyebut kawasan laut menjadi satu di antara jalur masuk narkoba ke Indonesia. Kabupaten Sukabumi yang memiliki laut dan bentangan pantai cukup panjang (117 kilometer), rawan disusupi penyelundupan narkoba.

Pernyataan tersebut terkonfirmasi statement Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose pada September 2022 yang menyatakan sekitar 95 persen narkotika, khususnya menthafetamin atau sabu-sabu, masuk ke Indonesia melalui jalur laut. Jalur laut dilewati karena semakin ketatnya pengawasan di bandara.

BNN menyebut di kawasan Asia Tenggara ada tiga tempat jaringan narkoba. Pertama "The Golden Triangle" atau jaringan Segitiga Emas yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos. Namun, di Vietnam dan Kamboja juga terdapat banyak produsen atau pabrik narkoba ilegal. Kedua "The Golden Crescent" yang meliputi Afghanistan, Pakistan, dan Iran. Terakhir "The Golden Peacock" yang berasal dari Amerika Latin.

Dalam Indonesia Drugs Report 2022 yang dirilis Pusat Penelitian, Data, dan Informasi BNN (Puslitdatin BNN), selama 2021 ada lima pintu masuk penyelundupan narkoba ke Indonesia melalui jalur laut: Selat Malaka, Malaysia, Pulau Palawan Filipina, Laut Cina Selatan, dan Samudra Hindia (Samudra Indonesia).

Jalur narkoba lewat Samudra Hindia masuk ke tiga provinsi di Pulau Jawa: Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sementara dari Selat Malaka masuk ke Aceh, Sumatra Utara, Riau. Dari Malaysia masuk ke Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Dari Pulau Palawan Filipina masuk ke Tarakan Kalimantan Utara. Sedangkan dari Laut Cina Selatan masuk ke Singkawang Kalimantan Barat.

Selama 2021, BNN dan Polri berhasil membongkar 41.084 kasus narkoba. Jawa Barat duduk di urutan keempat provinsi dengan kasus terbanyak yakni 2.570. Urutan pertama adalah Sumatra Utara (6.077 kasus), kedua Jawa Timur (5.931 kasus), dan ketiga DKI Jakarta (3.511 kasus). Kasus paling sedikit terjadi di Nusa Tenggara Timur (22 kasus). Berdasarkan jenis, sabu menjadi kasus terbanyak yakni 22.950.

BNN dan Polri juga mencatat ada 53.405 tersangka kasus narkoba selama 2021. Rinciannya: WNI (53.377 tersangka) dan WNA (28 tersangka). Jawa Barat kembali menduduki urutan keempat dengan 3.180 tersangka, di bawah Sumatra Utara (7.852 tersangka), Jawa Timur (7.221 tersangka), dan DKI Jakarta (4.222 tersangka). Kasus sabu memiliki tersangka terbanyak yakni 43.804 orang.

Laporan Indonesia Drugs Report 2022 menyatakan sebanyak 46.965 perkara narkotika dan psikotropika sudah diselesaikan selama 2021. Adapun jumlah terpidana mati perkara narkotika dan psikotropika tahuh 2021 adalah 256 orang (185 WNI dan 71 WNA). Hingga akhir 2021, narapidana dan tahanan kasus narkoba berjumlah 135.829, menurut data Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Ancaman Megathrust

Secara alami, wilayah laut selatan Sukabumi merupakan ujung Sesar Cimandiri, sehingga sering terjadi gempa. Misalnya pada 12 Mei 1923, gempa mengakibatkan menara-menara air di Palabuhanratu roboh. Pada zaman kolonial, belum diketahui apa penyebab gempa tersebut.

Baru pada 6 Oktober 2022, ilmuwan kelautan Indonesia, Jepang, dan Jerman menggelar Ekspedisi Palung Jawa 2002 (Java Trench Expedition 2002) selama sebulan. Tujuannya mengeksplorasi potensi sumber daya laut hayati dan nonhayati di Palung Jawa yang berlokasi di Samudra Hindia. Tim ini turun ke dasar Palung Jawa menggunakan kapal selam Shinkai 6500, yang mampu menyelam sampai kedalaman 6.500 meter dari permukaan laut.

Mengutip www.itb.ac.id, ilmuwan kelautan Indonesia yang dikomandoi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama ilmuwan Japan Marine Science and Technology Center (JAMSTEC), dan ilmuwan Jerman, mendapat kesempatan menguji kecanggihan Shinkai 6500 melalui ekpedisi tersebut.

Kapal selam yang canggih itu berawak tiga orang. Seluruh badan kapal dibalut titanium sehingga mampu bertahan pada tekanan 600 atmosfer di kedalaman 6.500 meter. Yang amat menantang Ekspedisi Palung Jawa 2002 adalah membuka kesempatan bagi para ilmuwan Indonesia untuk meneliti zona subduksi akibat bertumbukkannya Lempeng Tektonik Indo-Australia dan Lempeng Eurasia serta mengamati kehidupan biota laut dalam, bila ada, di wilayah tanpa sinar matahari dan tanpa adanya proses fotosintesis di 200 kilometer lepas laut Palabuhanratu.

Menukil laporan tempo.co, hasil riset mengungkap jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudra Hindia atau selatan Jawa berpotensi sebagai sumber gempa besar megathrust. Skenario terburuknya adalah ketika segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah, secara bersamaan dan membangkitkan tsunami. Tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, kata Guru Besar Bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro pada September 2020.

Menurutnya, tidak ada gempa besar bermagnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Ini seperti yang ditemukan dia dalam studi terbaru tim yang dipimpinnya menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018.

Hasil pengolahan data gempa itu menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan.

Selain analisis data gempa dan tsunami, tim memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir untuk mempelajari sumber gempa di masa mendatang. Hasil pengolahan data dengan teknik inversi data GPS ini juga digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.

Dengan membandingkan bidang deformasi yang diamati dan model gerakan lempeng dalam jangka panjang, hasil inversi data GPS dapat mengungkap proses akumulasi regangan saat ini yang kemungkinan mencerminkan pembentukan energi regangan jangka panjang. Jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip), area tersebut berpotensi menjadi sumber gempa pada masa mendatang.

Widyantoro mengatakan pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam studi ini serupa dengan yang digunakan untuk penelitian Palung Nankai di Jepang. Dengan mengadopsi asumsi ini, area laju gerak lempeng yang tinggi bisa pecah secara terpisah atau bersamaan saat terjadi gempa. Luas zona defisit slip di selatan Jawa Barat setara dengan gempa bumi bermagnitudo 8,9 dengan asumsi periode ulang gempa 400 tahun sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.

Untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, tim melakukan pemodelan tsunami dengan tiga skenario, yaitu pada segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur. Hasilnya, potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20,2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11,7 meter di Jawa Timur.

photoPeta pemodelan potensi tsunami di pesisir Sukabumi dari zona Megathrust Selat Sunda (MSS). (BMKG)

Badan Informasi Geospasial (BIG) pada Juni 2022 melakukan survei di pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Ini adalah langkah mitigasi mencari spot terbaik untuk warga pesisir menyelamatkan diri dari tsunami yang berpotensi terjadi akibat aktivitas zona Megathrust Selat Sunda (MSS).

Aktivitas tersebut dibagikan BIG melalui akun media sosial resminya pada 13 Juni 2022. BIG menulis hampir seluruh pantai Indonesia merupakan wilayah rawan tsunami, salah satunya Kabupaten Sukabumi yang berada di pantai selatan Jawa. Potensi tsunami di Sukabumi cukup tinggi karena wilayahnya dekat dengan zona MSS yang merupakan segmen Megathrust Sunda. Kondisi ini menjadikan Sukabumi berpotensi tinggi terjadi gempa yang memicu terjadinya tsunami.

Survei tersebut dilakukan salah satunya dengan pemotretan udara sejumlah lokasi potensial tempat evakuasi, untuk mengetahui kondisi, luasan, dan prakiraan kapasitas tampung. Selanjutnya akan dilaksanakan survei mencari dan menentukan jalur efektif evakuasi. Kegiatan ini bentuk dukungan BIG untuk memutakhirkan peta jalur evakuasi bencana tsunami yang sebelumnya sudah pernah disusun BPBD Kabupaten Sukabumi.

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat sejumlah wilayah yang punya kepadatan penduduk tinggi di sepanjang pesisir Sukabumi yaitu Palabuhanratu, Ciracap, dan Ujunggenteng. Adapun panjang pantai di Kabupaten Sukabumi yakni 117 kilometer meliputi Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.

Berdasarkan pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa yang dilakukan para ahli dan peneliti, termasuk BMKG, hampir semuanya berdampak. Dari peta pemodelan tsunami, jika terjadi gempa dengan magnitudo 8,7 di zona MSS, warga pesisir Sukabumi wajib waspada karena dalam waktu 20 menit ombak setinggi lebih dari 20 meter sapu pantai selatan dari Cisolok hingga Tegalbuleud.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pernah mengunggah tulisan di akun Instagram dia pada Agustus 2021, terkait potensi tsunami megathrust. Kata dia, tsunami di Selat Sunda dapat dipicu oleh erupsi gunung api dan gempa tektonik yang bersumber di zona megathrust.

Dalam tulisan tersebut Daryono fokus membahas dampak tsunami pada pantai-pantai di Jakarta. Namun, dia juga mengunggah gambar hasil kajian dan penelitian BMKG yang memperlihatkan jika pemodelan tsunami Selat Sunda akibat gempa magnitudo 8,7 terjadi, pesisir selatan Banten dan Jawa Barat, Sumatra akan lebih terdampak.

Gambar itu memperlihatkan pesisir selatan Sukabumi seluruhnya terdampak dari potensi tsunami megathrust. Dalam peta pemodelan tsunami megathrust yang mengambil data dari Batimetri Nasional (Batnas) BIG, dijelaskan detail waktu dan ketinggian tsunami di seluruh wilayah terdampak.

Untuk wilayah pesisir Sukabumi ombak dengan ketinggian rata-rata 3 hingga 20 meter. Gelombang tsunami mencapai Teluk Palabuhanratu meliputi wilayah Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, hingga Simpenan, dalam 20 menit. Dengan ketinggian ombak di pantai mencapai 3 hingga 20 meter, Kecamatan Palabuhanratu menjadi titik terparah karena berada di teluk.

Kemudian Ciemas dan sebagian Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud, tsunami akan datang dalam interval waktu 10 hingga 20 menit. Ketinggian ombak di pantai sejumlah kecamatan ini bervariasi dari 8 hingga 20 meter. Pemodelan tsunami diukur dari muka air laut rata-rata (mean sea level). Dalam kasus terburuk, jika tsunami terjadi saat pasang, tinggi tsunami dapat bertambah. 

Namun, pemodelan tsunami memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang sangat tinggi disebabkan persamaan pemodelan sangat sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan. Kajian potensi bencana seperti tsunami megathrust ini bukan bertujuan menakut-nakuti, namun untuk memperkuat mitigasi bencana yang harus dibangun bersama.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi Memilih09 November 2024, 00:52 WIB

Muraz Sampaikan Visi Misi Tanpa Teks di Debat Pilwalkot Sukabumi, Singgung Tol Bocimi

Paslon MAJU (Muraz-Andri Juara) berkomitmen akan memimpin Kota Sukabumi dengan Juara atau Jujur, adil, profesional dan amanah.
Paslon MAJU saat memaparkan visi misi di Debat Pilkada Kota Sukabumi 2024. (Sumber Foto: Youtube Sukabumiupdate.com)
Sukabumi Memilih09 November 2024, 00:47 WIB

Ini Gagasan Tiga Paslon Soal Reformasi Birokrasi di Debat Publik Pilwalkot Sukabumi

Publik Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi pada Jumat malam (8/11/2024) di Gedung Pertemuan Grand Cikareo, Kecamatan Warudoyong.
Gagasan tigas paslon soal penanganan sampah di Kota Sukabumi | Foto : Sukabumiupdate
Sukabumi Memilih08 November 2024, 23:44 WIB

Debat Publik: Gagasan Tiga Paslon Soal Penanganan Sampah di Kota Sukabumi

Dalam Debat Publik yang digelar oleh KPU Kota Sukabumi pada Jumat malam (8/11/2024), ketiga pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota menyampaikan visi dan gagasan mereka terkait penanganan sampah
Gagasan tigas paslon soal penanganan sampah di Kota Sukabumi | Foto : Sukabumiupdate
Sukabumi08 November 2024, 23:25 WIB

Kabupaten Sukabumi Terima Hibah 91 Unit Lampu PJU Tenaga Surya dari ESDM

Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman berharap Kementerian ESDM bisa memberikan tambahan unit LPJU-TS di program yang akan datang.
Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman teken berita acara serah terima 91 unit hibah LPJU-TS dari Kementerian ESDM, Jumat (8/11/2024). (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi Memilih08 November 2024, 22:20 WIB

Debat Pilwakot Sukabumi, Ayep Zaki-Bobby Bakal Anggarkan 1 Persen APBD untuk Pemuda

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi nomor urut 2, Ayep Zaki - Bobby Maulana, memaparkan visi dan misi mereka dalam debat publik yang digelar pada Jumat malam (8/11/2024)
Paslon nomor 2 Ayep Zaki-Bobby Maulana | Foto : Sukabumiupdate
DPRD Kab. Sukabumi08 November 2024, 21:58 WIB

Ketua DPRD Sukabumi Ungkap Beberapa Arahan dari Presiden Prabowo Saat Rakornas

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali, menghadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah di Bogor, Kamis 7 November 2024.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah yang dibuka Presiden Prabowo Subianto. (Sumber : Dok. DPRD)
Info08 November 2024, 21:34 WIB

Telah Hilang Surat Sertifikat Tanah

Telah hilang surat sertifikat tanah hak guna bangunan warga Cibeureum Kota Sukabumi.
Ilustrasi sertifikat tanah. | Foto: Istimewa
Sehat08 November 2024, 21:30 WIB

5 Cara Membuat Rutinitas Malam Agar Anak Semangat Sekolah di Pagi Hari

Mengasuh anak itu memang rumit dan berantakan, dan terkadang bisa membuat stres. Namun dengan sedikit menjaga rutinitas malam yang baik, maka hal ini bisa diminimalisir.
Ilustrasi Membuat rutinitas malam dengan seorang Anak yang tidur lebih awal (Sumber : Pexels.com/@RDNE Stock project)
Sukabumi Memilih08 November 2024, 21:23 WIB

Debat Pilwalkot Sukabumi, Fahmi-Dida Paparkan Program SERASI hingga Keberlanjutan

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi nomor urut 1, Achmad Fahmi - Dida Sembada, memaparkan visi dan misi mereka untuk pembangunan Kota Sukabumi dalam debat publik yang digelar pada Jumat malam (8/11/2024)
Paslon nomor 1, Achmad Fahmi dan Dida Sembada dalam Debat Publik Pilkada Kota Sukabumi  | Foto : Sukabumiupdate
Sukabumi08 November 2024, 21:00 WIB

Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang Sempat Tutup Jalan di Nagrak Sukabumi

Hujan deras disertai angin kencang melanda Nagrak Sukabumi pada Jumat (8/11/2024) siang. Jalan di wilayah tersebut sempat tertutup pohon tumbang.
Proses evakuasi pohon tumbang di Nagrak Sukabumi, Jumat (8/11/2024) siang. (Sumber Foto: P2BK Nagrak)