Lebih Dekat dengan Pelukis Tiga Dimensi di Kota Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Minggu 15 Jan 2017, 10:59 WIB
Lebih Dekat dengan Pelukis Tiga Dimensi di Kota Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Lukisan merupakan karya seni hasil polesan gerak jari-jemari tangan manusia, hingga menciptakan sebuah estetika dalam berbagai rupa.

Di zaman modern, teknik dan medium untuk melukis sangat beragam, dari mulai mengoleskan cat dengan kuas lukis, hingga menggunakan pisau palet atau peralatan lainnya. Bahkan medium dan gen pengikat seperti lem berpadu dengan pasir pun mulai digunakan.

Sedangkan untuk media penyangga, sebagian pelukis mulai beralih dari kertas dan kanvas, ke kaca, dinding, kayu, dan tembok, bahkan hingga jalanan.

Dengan kedalaman warna dan cita rasa, beberapa dari mereka mulai mencipta sebuah karya yang lebih nyata, yakni lukisan tiga dimensi. Lukisan ini merupakan suatu karya seni modern, di mana para seniman biasanya menjadikan tembok dan jalanan sebagai kanvas.

Di Sukabumi, terdapat banyak seniman lukis tiga dimensi, dua di antaranya adalah Abdi Djiska (37) dan Prakosa Bayu (39). Keduanya tergabung dalam Komunitas Perintis, di mana para pelukis muda Kota dan Kabupaten Sukabumi biasa berkumpul dan sharing wawasan mengenai lukisan tiga dimensi.

“Apa ya, Bi? Mungkin aliran kami realis, karena biasanya kami melukis lebih nyata, dan saya suka itu,” ungkap Bayu, pelukis yang biasa nongkrong di Jalan Perintis Kemerdekaan, samping Kantor Kejaksaan, Kota Sukabumi, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (15/1).

Lebih jauh keduanya mengaku, tidak memiliki guru melukis. Hanya diakui Bayu, ia menyukai dan ter-influence pelukis mancanegara David Jamieson. “Nggak punya guru. Siapa yang mau ngajarin, murni saya belajar sendiri. Saya hanya suka Jamieson."

Diakuinya, jika ia merasa tidak memilik bakat melukis sejak kecil. Ia mulai menggeluti dunia seni lukis sejak tahun 2001, ketika ia menemukan kenikmatan dari aktivitas melukis sketsa dengan pensil.

"Sejak itu, mulai serius secara otodidak mendalami seluk beluk lukisan, mencari metode dan cara melukis, untuk menghasilkan sebuah karya yang layak dinikmati," jelas bayu.

Bayu pernah bekerja di sebuah galeri, salah satu lukisan karyanya, Bunda Maria, terjual hingga Rp35 juta. Namun, sejak menikahi wanita Banyuwangi, Jawa Timur pada 2008 lalu, ia memberanikan diri menjadi pelukis jalanan.

Berita Terkini