Film Panggil Aku Ayah, Sukabumi Jadi Saksi Hangatnya Kisah Cinta Keluarga Tak Sedarah

Sukabumiupdate.com
Rabu 06 Agu 2025, 17:45 WIB
Film Panggil Aku Ayah, Sukabumi Jadi Saksi Hangatnya Kisah Cinta Keluarga Tak Sedarah

Film Panggil Aku Ayah menyatukan cinta, perjuangan, dan kehangatan keluarga dalam balutan suasana khas era 2000-an. (Sumber : Instagram/@panggilakuayahfilm)

SUKABUMIUPDATE.com - Film “Pangil Aku Ayah” mengisahkan tentang pertemuan yang tak pernah direncanakan sebelumnya. Dimana kasih sayang tumbuh secara perlahan meskipun tidak ada hubungan sedarah.

Diproduksi oleh rumah film JUMBO, Visinema Studios menghadirkan film keluarga yang penuh canda tawa sekaligus menyentuh hati penikmat sineas tanah air. Disini penonton akan diajak melihat arti keluarga dari sisi yang berbeda.

Diperankan oleh Ringgo Agus sebagai Mang Dedi dan Boris Bokir sebagai Mang Tatang dan Intan kecil oleh Myesha Lin. Sementara itu artis cantik Tissa Biani akan memerankan Intan dewasa.

Sinopsis Panggil Aku Ayah

Mang Dedi dan Mang Tatang adalah dua penagih utang yang tiba-tiba harus mengasuh seorang anak bernama Intan, sebagai jaminan dari ibunya, Rossa. Rossa pun rela meninggalkan Intan demi bekerja agar bisa melunasi utangnya.

Seiring waktu, kasih sayang Mang Dedi dan Mang Tatang kepada Intan yang mereka panggil Pacil, terus tumbuh. Hubungan mereka pun perlahan berubah menjadi kedekatan seperti keluarga. Mereka akhirnya merawat Intan bukan lagi karena kewajiban, melainkan karena cinta tulus seorang ayah.

Diadaptasi dari film Korea berjudul Pawn karya CJ ENM, Panggil Aku Ayah hadir sebagai film drama komedi yang menghangatkan hati. Film ini mengangkat kisah bahwa keluarga sejati tak selalu terikat oleh darah.

Namun ternyata ada fakta menarik dari pembuatan film Panggil Aku Ayah tersebut. Dimana Sukabumi menjadi tempat lokasi syuting hingga selesai. Bahkan, Tissa Biani sampai menyebut Sukabumi tempat yang cocok untuk syuting film.

Penasaran? Intip kisah serunya dibawah ini.

Sukabumi, Lokasi Syuting Autentik Film “Panggil Aku Ayah” yang Kental Nuansa Tahun 2000-an

Sukabumi dipilih sebagai lokasi utama syuting film Panggil Aku Ayah, sebuah film drama keluarga adaptasi dari film Korea berjudul Pawn karya CJ ENM. Keputusan memilih Sukabumi bukan tanpa alasan. 

Selain keindahan alamnya, kota ini dinilai mampu merepresentasikan nuansa Indonesia awal tahun 2000-an dengan latar waktu yang menjadi setting utama film.

Hal ini diungkapkan oleh Tissa Biani dan Myesha Tamara (akrab disapa Echa), yang memerankan tokoh Intan atau Pacil. Ia menyebut bahwa Sukabumi memiliki banyak spot dengan suasana jadul (vintage) yang sangat cocok dengan kebutuhan cerita. 

“Aku tuh awalnya nggak nyangka ya, ternyata Sukabumi cocok banget buat lokasi syuting. Soalnya film ini setting-nya tahun 2000-an awal. Jadi masih banyak ketemu lokasi-lokasi yang vintage, rumah-rumah jadul. Rumah yang dipakai juga bukan rumah modern, tapi memang rumah yang cocok banget menggambarkan era 2000-an awal. Pas banget,” ujar Tissa dikutip dari YouTube Insertlive.

Tissa Biani, uga menyampaikan kekagumannya terhadap semangat dan energi positif yang diberikan Echa selama proses syuting berlangsung. Menurutnya, Echa adalah sosok yang sangat adaptif, tidak mudah lelah, dan mampu cepat menyatu dengan para pemain dewasa. 

"Dia tuh nggak kelihatan kayak anak kecil. Obrolan nyambung, energinya juga luar biasa. Benar-benar bikin suasana syuting jadi hangat dan menyenangkan," ujar Tissa.

Menariknya, hampir seluruh proses syuting dilakukan di Sukabumi. Selain karena kekuatan visualnya yang mendukung latar waktu cerita, penggunaan bahasa Sunda juga menjadi unsur yang sangat kuat dalam membangun suasana lokal. 

Film Panggil Aku Ayah lokasi syutingnya bertempat di Sukabumi Jawa Barat. | Instagram/@panggilakuayahfilmFilm Panggil Aku Ayah lokasi syutingnya bertempat di Sukabumi Jawa Barat. | Instagram/@panggilakuayahfilm.

Para pemain yang bukan berasal dari Sunda pun harus belajar menggunakan dialek daerah agar bisa tampil meyakinkan. Echa sendiri yang berasal dari Padang, dan beberapa aktor lain dari Jawa seperti Tissa Biani, mengaku harus melewati proses adaptasi yang tidak mudah. Namun, hal itu justru menambah kekayaan film dari segi budaya dan emosi.

Film Panggil Aku Ayah menjadi salah satu film drama keluarga yang paling dinanti tahun ini. Diadaptasi dari film Korea Pawn, versi Indonesia ini hadir dengan pendekatan lokal yang kuat, mulai dari penggunaan bahasa Sunda hingga pemilihan lokasi syuting di Sukabumi, Jawa Barat.

Proses syuting berlangsung selama 21 hari penuh di Sukabumi. Sebelumnya, para pemain menjalani sesi reading selama dua minggu, waktu yang cukup singkat untuk mendalami naskah, karakter, dan interaksi antar-pemain. 

Meski begitu, hasilnya dinilai cukup memuaskan karena energi positif yang hadir di lokasi syuting, terutama berkat kehadiran aktris cilik Myesha Lin atau Eca, pemeran Intan kecil.

“Eca itu luar biasa. Energinya nggak habis-habis, dan dia selalu antusias. Bahkan ketika harus lari-lari atau menangis dalam adegan, dia tetap semangat,” ujar Tissa Biani

Eca pun mengaku sangat menikmati pengalaman syuting di Sukabumi, “Aku suka tempatnya. Bagus banget. Dan senang bisa jalan-jalan juga di sana,” ungkapnya dengan ceria.

Film Panggil Aku Ayah tetap mengangkat inti cerita dari versi aslinya, namun dengan adaptasi yang disesuaikan dengan kultur Indonesia. Para pemain diharuskan menonton terlebih dahulu versi Korea-nya sebagai referensi, namun penggarapan film ini tidak dilakukan secara “plek ketiplek.” 

Justru, adaptasi lokal menjadi kekuatan utama. “Kami mencoba membangun versi Indonesia-nya secara utuh. Dari dialek saja sudah berbeda—kami pakai bahasa Sunda. Setting-nya juga khas Indonesia. Jadi ini bukan copy-paste, tapi reinterpretasi,” jelas Tissa Biani.

Dengan pendekatan lokal yang kuat, latar tempat yang autentik, dan permainan emosi yang menyentuh, Panggil Aku Ayah menjadi film keluarga yang tak hanya menyentuh, tetapi juga memperlihatkan bagaimana budaya lokal dapat menghidupkan cerita universal. 

Film Panggil Aku Ayah akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai Kamis, 7 Agustus 2025. Jangan lewatkan kisah menyentuh yang mengajarkan arti keluarga dari perspektif yang berbeda, hangat, lucu, dan penuh cinta, langsung dari kota Sukabumi.

 

Berita Terkait
Berita Terkini