SUKABUMIUPDATE.com - Banjir bandang yang melanda Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu (28/12/2025), menghanyutkan rumah peninggalan orang tua milik Kiki Nurpalah (27), warga Kampung Cipeusing, RT/RW 03/05, Desa Cimerang. Meluapnya Sungai Cimerang akibat hujan berintensitas tinggi membuat bangunan tersebut tak mampu bertahan dan akhirnya terseret arus banjir.
Kiki menuturkan, saat kejadian dirinya tidak sedang berada di rumah, melainkan ia sedang berada di rumah pamannya yang berada tak jauh dari dari rumahnya. “Kronologi awalnya pas kejadian saya lagi gak ada di rumah saya lagi di rumah paman di sini. Tiba-tiba hujan deras, air meluap,” ujarnya saat ditemui Sukabumiupdate.com, Senin malam (29/12/2025).
Ketika hujan turun di Kampung Cipeusing dengan derasnya air yang datang, tak lama mulai menggenangi lingkungan sekitar. Pada saat itu Kiki sempat berupaya menyelamatkan barang-barang miliknya, namun apa daya kondisi air yang terus naik membuat niat tersebut urung dilakukan.
Baca Juga: Banjir Jampangtengah Sukabumi, Warga Tunjukan Air Lumpur dari Lokasi Tambang
“Pas saya mau ambil barang-barang, amanin barang-barang. Udah gak sempat soalnya air di jalan sini udah sampai pinggang,” katanya.
Ia mengaku tak berani mendekati rumah karena arus air yang semakin deras dan membahayakan. “Nah kemudian saya ga berani ke sana karena airnya udah deras banget,” ucapnya. Dari kejauhan, Kiki hanya bisa memantau kondisi aliran air yang membawa berbagai material. “Saya diam di sini, diam di depan sini. Ngawasin air, ngawasin kayu-kayu yang menghalang, menghambat jalan air ke sini. Karena takutnya rumah juga ikut hanyut, yang ini,” tuturnya.
Di lokasi tersebut, kata Kiki, terdapat dua bangunan rumah. Satu di antaranya berada lebih dekat dengan aliran sungai dan akhirnya hanyut terbawa banjir bandang. “Jadi ada dua rumah itu kan? Ada rumah yang di sana satu. Yang hanyut satu. Saya di sini, di rumah mamang di sini,” ungkapnya.
Beruntung, saat kejadian rumah yang hanyut dalam kondisi kosong. Kiki memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. “Di rumah kebetulan lagi gak ada siapa-siapa. Lagi kosong, adek juga di sini ikut sama saya. Soalnya di rumah itu ditinggalin oleh dua orang, saya sama adek,” jelasnya.
Menurut keterangan Kiki, banjir dari luapan Sungai Cimerang mulai membesar sejak pukul 14.00 WIB, sebelum akhirnya menghanyutkan rumah peninggalan orang tuanya pada pukul 16.00 WIB. Pasca kejadian tersebut, ia kini tinggal sementara di rumah saudara terdekatnya.
Baca Juga: Banjir Limpasan Terjang Gang Metro Parungkuda, Warga Soroti Dampak Proyek Perumahan
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, banjir bandang tersebut mengakibatkan kerugian materi yang cukup besar. Seluruh barang-barang milik Kiki dan keluarganya hanyut terbawa arus. “Adek juga ikut ke sini, makanya alhamdulillah gak ada korban jiwa. Tapi kalau untuk barang-barang, ayam, semuanya hanyut. Iya, gak ada yang tersisa,” katanya.
Tak hanya barang rumah tangga, sejumlah dokumen penting juga ikut hilang terseret banjir. “Begitu dengan KTP, baju, hanyut semua,” tambahnya.
Rumah yang hanyut tersebut telah lama menjadi tempat tinggal Kiki dan keluarganya. Ia mengungkapkan sudah sekitar 13 tahun menempati rumah tersebut, meski sebelumnya pernah mengalami kejadian serupa. “Tinggal di sini udah cukup lama, 13 tahun. Kan dulu pernah kejadian kayak gini, lalu pindah balik lagi ke sini,” ujarnya.
Atas musibah yang menimpanya, Kiki berharap dapat kembali memiliki tempat tinggal. Ia menyebut rumah tersebut memiliki nilai emosional yang sangat besar karena merupakan peninggalan orang tuanya yang telah meninggal dunia. “Harapan terbesarnya sih karena ini rumah peninggalan orang tua. Orang tua saya udah gak ada. Bisa jadi lagi rumah aja itu harapan terbesarnya,” pungkasnya.






