Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Sopir Angkot di Sukabumi Ditipu 2 Kali di Kasus Loker Fiktif GSI

Sukabumiupdate.com
Sabtu 22 Nov 2025, 20:31 WIB
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Sopir Angkot di Sukabumi Ditipu 2 Kali di Kasus Loker Fiktif GSI

Ilustrasi. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Sopir Angkot di Sukabumi Ditipu 2 Kali di Kasus Loker Fiktif GSI. (Sumber Foto: AI/Google Gemini)

SUKABUMIUPDATE.com - Sudah jatuh tertimpa tangga. Ungkapan ini sangat menggambarkan nasib Dedi, warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, salah satu korban dugaan penipuan lowongan kerja (loker) fiktif di PT GSI Cikembar.

Setelah kehilangan uang Rp7 juta yang didapatnya dari menggadaikan angkot, Dedi mengaku kembali menjadi korban penipuan oleh sebuah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) saat mencari pendampingan, yang membuatnya harus menggadaikan motor istrinya.

Dedi, yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir angkot, kini harus menanggung kerugian berlapis akibat ulah pria bernama Djoko dan oknum LBH tersebut. Kasus penipuan loker fiktif oleh Djoko sendiri sebelumnya telah dilaporkan oleh sejumlah warga Sukabumi.

Modus Perkenalan di Angkot dan Janji Loker Fiktif

Dedi menceritakan kronologi pertemuannya dengan Djoko yang terjadi secara tidak sengaja di angkot yang ditariknya. Setelah beberapa kali menjadi penumpang, Djoko meminta nomor telepon Dedi dan mulai menawarkan pekerjaan sebagai "orang dalam" di PT GSI Cikembar.

“Kenal di jalan doang. Ketemu beberapa kali, terus dia minta nomor HP,” ungkap Dedi kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/11/2025).

Djoko, yang mengaku sebagai mantan TNI, wartawan, dan memiliki koneksi di perusahaan, meminta uang hingga Rp7 juta agar Dedi bisa masuk kerja. Demi memenuhi permintaan tersebut, Dedi terpaksa menggadaikan mobil angkot milik ayahnya.

"Ibu saya sampai dikejar rentenir karena minjemin uang buat saya,” ujarnya.

Baca Juga: Sejumlah Warga Sukabumi Mengaku Jadi Korban Penipuan Kerja ke GSI, Sudah Setor Rp52 Juta

Setelah menyetor uang, Djoko bahkan meminta Dedi untuk mengajak teman atau saudara lain yang membutuhkan pekerjaan. Dedi, yang saat itu masih percaya janji Djoko, justru memperbesar jumlah korban dari Cibadak, Jampang, hingga Jakarta.

Kecurigaan Dedi muncul setelah pekerjaan tak kunjung didapat. Ia mendatangi PT GSI pada 17 September. "Ke satpamnya gak ada yang namanya Joko katanya. Apalagi lowongan kerja,” tutur Dedi.

Bingung dengan Keterangan Istri Siri Pelaku

Dedi berupaya mencari Djoko di rumah yang dikabarkan menjadi tempat tinggalnya di kawasan Cibolang, Cibatu, dan bertemu seorang perempuan bernama Ani yang mengaku sebagai istri siri Djoko.

Namun, keterangan yang diberikan Ani justru membingungkan. Ani mengaku sudah bercerai satu minggu sebelumnya, tetapi juga mengatakan sudah tidak dinafkahi Djoko selama dua tahun.

“Saya bingung, katanya cerai seminggu yang lalu. Tapi bilang juga dua tahun gak dinafkahi. Padahal saya tahu Djoko masih tinggal di situ,” ucap Dedi, menguatkan dugaan bahwa informasi tersebut dimanipulasi. Sejak saat itu, Djoko menghilang dan tidak bisa dihubungi.

Terjebak Penipuan LBH, Motor Istri Jadi Korban

Merasa dirugikan, Dedi mencari bantuan hukum. Namun, ia kembali menjadi korban penipuan oleh sebuah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang menjanjikan akan menghadirkan Djoko dengan imbalan biaya Rp2,5 juta.

Untuk membayar biaya LBH tersebut, Dedi kembali terpaksa menggadaikan motor milik istrinya.

“Motor istri digadein buat bayar LBH. Kata mereka Djoko besok hadir. Sekarang mah udah satu bulan gak muncul. LBH-nya ditelepon juga gak diangkat,” ujarnya getir.

Dedi memastikan bukti transfer maupun pembayaran tunai kepada Djoko sudah disiapkan. Ia berharap uangnya kembali dan proses hukum dilanjutkan. "Harapan saya mah uang kembali. Urusan pidana ya lanjut aja. Kasihan korban lain. Tadinya saya ngajak mereka buat kerja bareng, gak tahu bakal ditipu,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini